Loteng

738 128 8
                                    

Setelah Jihoon mengantar Hyunsuk yang masih ketakutan ke kamarnya, Jihoon kemudian berlalu pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah Jihoon mengantar Hyunsuk yang masih ketakutan ke kamarnya, Jihoon kemudian berlalu pergi. Jihoon handak naik ke atas, di rumah ini ada 6 kamar atas dan 6 kamar bawah. Jihoon melangkah menuju tangga. Dia bertemu dengan Haruto.

"Mau kemana, Kak?" Tanya Haruto.

"Loteng, mau cari buku-buku lama." Jawab Jihoon membuat Haruto terdiam, dia sudah pernah beberapa kali ke loteng dan dia sangat trauma untuk pergi kesana lagi, dia sering di melihat penampakan seorang anak kecil yang suka berlarian kesana kemari, bahkan dia saja sudah benci dengan suara langkah kaki anak kecil tersebut diatas atap kamarnya. Sial memang, kamar Haruto tepat berada dibawah loteng.

"Hati-hati yang, Kak. Terakhir kali aku mendengar suara tertawa anak kecil lagi di atas loteng." Haruto memegang bahu Jihoon.

"Haha iya, makasih infonya, eh by the way mau kemana?" Tanya Jihoon.

"Gak kemana-mana, Kak."

"Kalau begitu, ke kamar Kak Hyunsuk ya, dia lagi ketakutan, habis liat penampakan di kamar mandi. Temenin dia bentar ya," ucap Jihoon. Haruto nampak terkejut, dia segera mengangguk lalu berlari menuju kamar Hyunsuk.

Sementara itu, Jihoon berjalan menuju pintu loteng yang tepat berada di depan kamar Haruto, dia menarik pintu loteng dari bawah dan sebuah tangga muncul dari dalamnya. Jihoon menaiki tangga tersebut, kepalanya masuk terlebih dahulu kedalam loteng, hawa di loteng sangat-sangat berbeda dengan yang ada di bawahnya, kepala Jihoon langsung terasa dingin, sedangkan tubuhnya bersuhu normal. Ia kemudian kembali menaiki tangga dan akhirnya seluruh tubuhnya masuk kedalam loteng.

Ukuran loteng ini, sama dengan kamar, tingginya hanya 2 meter kurang, beruntung tinggi Jihoon kurang dari 2 meter, jadi dirinya tidak perlu menunduk. Terkadang dulu, jika Haruto masuk, selalu saja terdengar suara seperti kepalanya yang terbentur oleh kayu-kayu penyangga atap rumah ini.

Jihoon menyalakan lampu loteng yang agak redup, dia kemudian melangkah menuju rak buku, tempat mereka menyimpan buku-buku lama. Yang di cari Jihoon saat ini adalah, buku tentang indigo, dia ingin lebih tau lagi tentang kemampuan ini dan bagaimana cara mengatasinya. Jihoon mulai mencari-cari buku tersebut, debu di rak buku tersebut sangat tebal, apalagi bau bangkai tikus yang sepertinya terselip di belakang rak buku ini, membuat Jihoon mual.

Jihoon tetap bertahan dan lanjut mencari buku tersebut sembari menutupi hidungnya dengan tangan kirinya.

"Astaga, kenapa bau bangkai ini semakin tajam saja?!" Jihoon menggerutu, dirinya masih mencari buku tersebut di rak buku. Setelah 15 menit mencari, akhirnya buku tersebut di temukan di bagian tengah bawah rak buku.

Jihoon merasa senang, ia kemudian berjalan cepat menuju pintu loteng, tak lupa ia mematikan lampu loteng. Jihoon tidak melihat saklar lampu tersebut karena ia sibuk melihat cover buku tersebut sembari membersihkannya dari debu.

Namun saat jari-jemarinya menyentuh saklar lampu, Jihoon merasa yang ia sentuh bukanlah saklar lampu. Terasa dingin dan lengket. Lantas ia menoleh ke arah saklar lampu, Jihoon tiba-tiba terdiam, matanya melotot, tubuhnya mendadak membeku di tempat.

JANGAN GANGGU • Treasure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang