"Pertarungan Nostalgia"
Dinata : "Dasar bodoh... Lu masih terjebak dalam rasa naif lu rald."
Gerald : "Walaupun kita sempat miss komunikasi tapi jujur gue masih mikirin lu sampai sekarang pun gue masih mikirin lu!."
Dinata : "Oke gue jelasin kenapa gue bisa jadi seperti ini."
Dinata : "Sejak lu pindah 7 tahun yang lalu kini hidup gue ngerasa hampa dan gak punya teman untuk berbagi cerita sampai pada akhirnya keluarga kecil gue terlibat dalam masalah yang membuat kedua orang tua gue pisah... Mereka tidak peduli dengan gue!!! Gue sempet nyari lu namun gue gak pernah nemuin lu, gue dibuang begitu saja ditinggalin dijalan, dan datanglah orang yang telah mau menerima gue sebagai salah satu keluarga nya dia mengajarkan gue banyak hal tentang kekerasan, kebencian, bahkan sampai rasa sakit!!!, Orang itu melengkapi hidup gue dengan kekejaman miliknya yang membuat gue mikir untuk balas dendam ke semua orang yang telah mengucilkan dan membuang gue termasuk lu salah satunya!!!!."
Kata yang bikin Gerald merasa sangat bersalah karena telah meninggalkan Dinata seorang diri yang bikin dia hidup dalam rasa dendam.
Kini Aura yang dipancarkan oleh Dinata semakin mengerikan... Gerald pun sampai tegang.
Gerald : "Sorry... Nat gue pindah juga bukan karena kemauan gue, tapi orang tua gue yang nyuruh buat pindah dan melanjutkan sekolah di Bandung."
Gerald : "Maafin gue Nat... Gue gak bermaksud buat ninggalin lu! Tapi ini semua gak berjalan dengan baik keluarga kecil gue juga pisah waktu itu yang bikin gue harus tinggal di rumah nenek gue! Orang tua gue pisah dan gue ditaro dirumah nenek gue 7 tahun tanpa teman, kasih sayang, kehidupan yang baik... Gue selalu dikucilkan dan dibuang layaknya sampah, gue mikirin gimana caranya gue bisa bertahan hidup selama 3 hari gue gak makan! Energi tubuh gue perlahan menghilang waktu itu gue sempat pasrah dan terbaring pingsan dijalanan... Ketika gue bangun gue udah ada di rumah orang yang sama sekali gak gue kenal, dia mengangkat gue sebagai anak nya dan gue hidup dengan mereka... Kebahagiaan yang gak pernah gue rasain dikeluarga sebelumnya kasih sayang dan perhatian itu yang bikin gue nyaman hidup dengan mereka namun kebahagiaan itu tidak berangsur lama.... Rumah kita dirampok yang membuat kedua orang tua angkat gue meninggal disaat itu juga gue mikir bahwa gue ini bawa sial!!! Rasa sakit ini yang bikin gue tumbuh dan berkembang demi bisa balas dendam, gue buat suatu Kumpulan anak-anak broken home yang gue beri nama Black Sword."
Dinata : "Sudah cukup kini kita sedang terlibat dalam pertarungan akan gue akhiri semuanya disini begitu juga rasa sakit lu (ngebunuh Gerald)."
Dinata pun menyerang kembali Gerald dengan pukulan mautnya seperti dahulu kala saat pertemuan pertama mereka berdua di lapangan.
Gerald kecil sedang melihat adiknya yang bermain dengan teman-teman nya namun tiba-tiba ada 3 orang anak mengusik mereka salah satu anak itu ialah Dinata.
"Hey,kalian kenapa main ditempat kami." Kata Dinata kecil
"Emm... Maaf kak kita gak tau kalau ini tempat main kakak juga kita minta maaf." Kata adiknya Gerald yang pada saat itu berumur 4 tahun.
"Sudahlah... Sini bagi kita uang kalau tidak akan ku pukul wajahmu." Ucap Dinata.
Gerald yang melihat adiknya diusik dengan orang yang tidak sepantaran dengan adiknya itu kini menghapiri orang itu dan langsung mengajaknya bertarung.
"Hey... Kenapa kalian iseng sama adik ku apa kalian nyari masalah?." Kata Gerald kecil yang emosi
"Siapa kamu... Gak usah ikut campur." Kata Dinata yang mulai terpancing emosi.
"Ini adik ku, keluarga ku kalau kamu berani mengusiknya sedikit saja akan ku hajar kamu disini juga." Gertak Gerald
"Ha... Apa kamu berani melawan kita?." Ledek Dinata ke Gerald
"Aku akan mengalahkan kalian semua dalam waktu yang singkat." Dengan lantangnya Gerald bicara seperti itu.
"Coba saja pukul ka...." Belum sempat melanjutkan bicara nya kini Dinata telah dipukul oleh Gerald.
"Kalian pegangi tangan dia akan ku balas 1000 kali lipat pukulan tadi." Kata Dinata yang menahan rasa sakit pukulan Gerald diwajahnya.
"Bug..." Terlihat Gerald kecil yang terkena pukulan hebat dari Dinata.
Dan pada saat itu juga muncul orang dewasa yang melerai mereka.
Keesokan harinya
Saat pulang dari sekolah dasar (SD) Gerald melihat seorang anak kecil yang sedang dipukuli oleh 3 orang anak yang lebih tua darinya.
"Hey kalian beraninya lawan anak kecil!!!" Kata Gerald.
"Kenapa emangnya? Kamu gak terima??? Dia kita pukuli... Apa kamu mau ikut kita pukul?" Kata anak jahil itu.
Setelah melihat wajah anak kecil yang dibully itu Gerald merasa kenal dengan nya orang itu yang telah mengusik adiknya dan memukul wajahnya.
"Ey kamu kenapa diam saja bukan nya kamu yang udah jahil dengan adik ku dan memukul wajah ku." Kata Gerald yang emosi
Gerald pun ingin pergi dari anak-anak itu namun ia dihalangi oleh mereka.
"Mau pergi kemana kamu? Kamu telah ikut campur urusan kita jadi kamu harus ku beri pelajaran." Ucap salah satu anak itu.
"Udah ah... aku ingin pulang kalian lanjutkan saja aku gak mau bantuin dia." Kata Gerald yang mencoba menerobos lewat.
Tiba-tiba Gerald dipukul yang membuat nya terjatuh.
"Okelah kalo kalian ingin bertarung akan ku terima." Ucap Gerald.
"Bag...big...bug..." Suara pukulan
Terlihat Gerald kecil yang mulai kelelahan menghadapi lawannya.
Setelah gerald menerima serangan terakhir dari anak nakal itu yang membuat gerald tibak bisa berdiri lagi kini Dinata menghalangi anak-anak nakal itu supaya tidak memukul Gerald lagi.
"Stop Dia gak bersalah pukul aja aku." Ucap dinata.
Namun disayangkan anak-anak nakal itu tidak mau mendengarkan kata Dinata.
"Bug..." Pukulan keras di wajah Dinata yang membuat Dinata jatuh dihadapan Gerald.
"Aghh..." Suara Dinata yang kesakitan.
"Hey kamu masih bisa bangun? Mari kita hajar anak-anak nakal ini kita beri pelajaran buat mereka." Kata Gerald kecil yang sudah muak dengan tindasan ini.
"Kamu yakin?." Ucap Dinata yang menahan rasa sakitnya itu.
"Okeei kita mulai... Dua lawan tiga cukup imbang untuk kita." Dengan sombongnya Gerald berkata hal itu padahal dari segi umur,badan,dan kelas saja sudah berbeda jauh namun ia merasa seimbang bahkan ngerasa lebih kuat.
"Sini maju kalian!.." ucap Gerald.
"Gubrak..." Suara tendangan keras yang berhasil mendarat di salah satu wajah anak nakal itu.
"Ha... Sekali tendang doang langsung kalah siapa anak ini!!!." Ucap Dinata dalam hati.
Terlihat kini sudah mulai imbang dua lawan dua.
"Oy anak jahil tunjukin kehebatan milik mu itu(pukulan maut)." Kata Gerald.
"Akan ku tunjukan bahwa aku bukan orang lemah." Ucap Dinata.
"Bug..." Suara pukulan keras yang membuat orang itu kalah dan hanya menyisakan anak yang paling tua itu.
"Sekarang sisa kamu sendirian kamu bisa apa??" Ejek Dinata
Mereka pun membalikkan keadaan yang dimana tadi nya mereka kalah kini mereka menang.
"Okee... Kamu boleh pukul dia sepuas kamu akan ku pegangi tubuh dia supaya tidak bisa melawan." Kata Gerald ke Dinata.
"Tolong jangan pukul aku..." Kata anak itu sambil menangis...
Gerald dan Dinata pun akhirnya menyerang anak nakal itu supaya jera.
Kejadian ini yang telah menyatukan mereka berdua dan membuat mereka layaknya seperti duo maut, bahkan sampai Sekarang pun Gerald tidak pernah melupakan pukulan dan kenangan itu.
To be continue
Lanjut bab 8
"Kembali dalam Pertarungan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow From the past
Teen FictionGerald Gustaaf Berandalan sekaligus Pusat perhatian SMA Harapan Arofa yang selalu dinilai kurang baik. Si paling susah diatur dan paling gak suka dikekang, Masa lalu yang kini menjadikan dia tumbuh dan berkembang begitu pesat. Dibalik sikapnya yang...