Hujan deras di perjalanan yang membuat mereka berdua berteduh di halte busway.
"Haduh... Deras banget gimana nih..." Kata Sherly.
"Kita neduh disini dulu." Kata Gerald.
"Eum... Tapi aku takut dicariin mamih ku." Balas Sherly yang takut mamihnya khawatir.
"Yaudah bentar" kata gerald sambil mengeluarkan sesuatu dari tas nya.
"Dingin kan? Nih pake hoodie milik ku, biar gak kedinginan." Dengan datarnya gerald memberikan hoodie itu
"Emm makasih." Kata Sherly yang langsung menerima Hoodie itu.
"Nih cowok bener - bener gak ada rasa peka nya, orang mah inisiatif pakein kek udah tau dingin begini". Gerutu Sherly dalam hati.
"Yaudah ayuk kita lanjutkan perjalanan nya." Kata gerald sambil menyalakan mesin motor miliknya.
"Ish yakin? Serius mau lanjut jalan? masih deras lho ini..." Tanya Sherly ke gerald.
"Nanti mamih mu khawatir jadi kita blablas aja oke?." Kata gerald sambil menunjuk senyuman nya.
"Em yaudah deh,hayuk." Balas Sherly dengan wajah yang memerah setelah melihat senyuman manis Gerald.
"Pegangan yang erat ya kalau bisa jangan dilepas." Kode gerald minta dipeluk.
"Iyaa buruan ayuk jalan" kata Sherly sambil megang baju Gerald.Tanpa banyak bicara lagi Gerald langsung menarik tangan Sherly.
"Jangan dilepas ya sampai nyampe rumah nanti." Kata gerald
Sherly pun tanpa berkomentar lagi langsung memeluk erat tubuh gerald dan tidak mau melewatkan kesempatan untuk lebih dekat lagi dengan Gerald.
Sesampainya di rumah Sherly terlihat mamihnya yang sudah menunggu kedatangan Putri tercintanya.
"Haduh... Anak mamih kehujanan, masuk langsung ganti baju sekalian ajak temennya masuk suruh ganti salinan pakai baju AA." Kata mamihnya Sherly sambil tersenyum ke arah Gerald.
"Iyaa tante... Gak usah takut ngerepotin, aku juga takut dicariin mamah ku." Dengan sopan Gerald menolak ajakan dari mamihnya Sherly.
"Eh kak!!! Ini Hoodie nya gimana?" Tanya Sherly
"Udah simpen dulu aja" jawab Gerald sambil berpamitan dengan mamihnya Sherly.
"Misi tante...""Iyaa... makasih, hati-hati ya" balas mamih Sherly
"Iya tante" kata Gerald dan langsung pergi dari tempat itu.Setibanya di rumah gerald baru sadar kalau dompetnya ada di kantung Hoodie miliknya yang dibawa oleh Sherly.
"Aduh... Dompet ku ketinggalan dikantung Hoodie, mana Atm,ktp,sim ada disitu lagi." Gerutu gerald sambil kebingungan mau nalik lagi atau tidak.
Terdengar Suara nada dering handphone milik Gerald.
"Ting...... Ting.... Ting...."
"Ha... Edward kenapa dia menelpon ku jam segini." Kata gerald sambil mengangkat panggilan telepon itu.
Panggilan telepon
"Kenapa Ed?" Gerald
"Ini bos wilayah kita pengen diambil alih sama geng sebelah." Edward.
"Kesini bos perlu bantuan nih anak buah kita ada yang diculik sebagai jaminan supaya bos mau datang." Edward
"Yaudah bentar gua siap-siap dulu, suruh pasukan untuk ngumpul di basecamp (gedung kosong bekas club malam)." Gerald
"Okee, baik bos." EdwardTuuttt..... Putus panggilan telepon itu
Tak pakai mandi lagi Gerald langsung ganti baju dan pakai sweater resmi milik geng motor nya.
Setibanya di basecamp milik geng nya itu gerald langsung menyampaikan tujuannya mereka disuruh untuk berkumpul.
"DIAM SEMUA!!! PERHATIKAN BOS KITA DIA INGIN BICARA HAL PENTING" kata Edward selaku wakil presiden dari Black Sword.
"OKE BAIK KITA MULAI RAPAT KALI INI... MALAM INI JUGA KITA AKAN PERANG DENGAN GENG SEBELAH, MEREKA INGIN MEREBUT WILAYAH MILIK GENG KITA." Dengan nada keras gerald mengatakan itu.
Setelah gerald mengatakan itu lanjut disusul oleh panglima tempur milik geng Black Sword
"SELAMAT KAN TEMAN KITA DAN REBUT KEMBALI APA YANG SEHARUSNYA JADI MILIK KITA, KALIAN SIAP!!!?." Kata Daniel (panglima tempur).
dengan kompak geng Black Sword menjawab
"SIAP...." Sampai suara digedung itu bergema."KITA BERANGKAT!!!" Kata Edward sambil menuju ke arah motornya
Tunggu Ed panggil Gerald dari kejauhan.
"Kenapa bos?" Tanya Edward
"Tinggalin motor lu disini pakai motor gua aja nih kuncinya" kata Gerald sambil menyerahkan kunci motor miliknya.
"Terus bos sama siapa?" Dengan polosnya Edward bertanya hal itu.
"Ya lu bonceng gua lah gimana sih" balas gerald dengan nada tinggi
"Ouh... Ya kali gitu bos pengen naik mobil kayak biasanya gitu." Dengan lantang Edward berbicara seperti itu.
"Nggak kali ini gua mau masuk mode tempur." Kata Gerald
"Ouh oke siap bos." Jawab Edward langsung menyalakan mesin motor milik Gerald.Entah apa yang dipikirkan Gerald sampai ia berani masuk ke dalam mode tempur miliknya.
Sesampainya di tempat yang sudah dijanjikan untuk bertempur itu terlihat dua geng yang saling berhadapan satu sama lain.
To be continue
Lanjut ke bab 4
"Dark nature/Gerald's demon side"

KAMU SEDANG MEMBACA
Grow From the past
Teen FictionGerald Gustaaf Berandalan sekaligus Pusat perhatian SMA Harapan Arofa yang selalu dinilai kurang baik. Si paling susah diatur dan paling gak suka dikekang, Masa lalu yang kini menjadikan dia tumbuh dan berkembang begitu pesat. Dibalik sikapnya yang...