"Tatapan kosong"
Selesainya berperang dengan Geng milik Reja... Gerald pergi meninggalkan area itu dengan membawa motor CB100 nya milik ayahnya dan langsung pulang ke rumah nya.
"Andai saja lu gak pergi broth mungkin hidup gue gak akan pernah jadi begini... Dulu lu selalu ngatur waktu gue,selalu ngomel ketika gue berada dijalan yang salah." Kata Gerald sambil menatap foto dia bersama sahabat lamanya yang terpajang di dinding kamar nya itu.
"Huffttttt." Gerald menghela nafasnya sambil merebahkan tubuhnya dikasur tanpa dia sadari dia terlalu lelah sampai ketiduran.
"Keesokan harinya."
"Nit...nit...nit...nitt" terdengar Suara alarm digital.
"Sial gue ketiduran tadi malam padahal gue mau ambil dompet kerumahnya si Sherly." Kata Gerald yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Dahlah nanti disekolahan juga bakalan ketemu, mending gue sekarang mandi terus langsung otw ke sekolah." Kata gerald langsung beranjak dari tempat tidur menuju ke kamar mandi.
"Bremmm...." Suara motor menyala.
Diperjalanan menuju sekolah mata Gerald tertuju pada seseorang memakai sweater Geng motor bertulis "Destroyer and Killer" yang sedang berdiri di halte bus seperti menunggu seseorang datang untuk menjemput nya.
Sesampainya di sekolah Gerald masih memikirkan hal yang ia temukan saat diperjalanan tadi.
"Gak... Gak mungkin dia jadi Mafia tapi postur tubuh dan tingginya sama seperti dia(Dinata putra teman lama Gerald)." Diam Gerald sejenak, Setelah itu langsung menuju ke kelasnya.
Saat jalan menuju kelas nya Gerald dihadang oleh Sherly sambil menyodorkan dompet dan Hoodie milik Gerald yang kemarin dia pakai saat kehujanan.
"Nih... Makasih ya Hoodie nya udah ku cuci,gosok, sama ini dompetnya ketinggalan di Hoodie hampir aja kecuci kemarin, tapi tenang dalam nya masih ada gak aku buka-buka kok." Ucap Sherly.
"Ya... Sama-sama." Kata Gerald yang langsung mengambil barang nya lalu pergi meninggalkan Sherly
"Ha... Gitu doang??? Orang mah basa basi kek apa kek ajak ngobrol kek, dasar cowok gak peka." Kata yang keluar dari mulut Sherly tanpa sengaja.
Setelah pertempuran itu kini sikap Gerald berubah drastis, ia hanya menampilkan tatapan kosong nya itu didepan umum dan berharap tidak pernah ada yang mengenal dia.
"Tringg.... Tring.... Tringg.... Saatnya masuk jam Pertama akan segera dimulai." Suara bel sekolah.
Pada saat jam pelajaran Gerald hanya terdiam(bengong) memikirkan hal itu.
"Ting ding dong.... Waktu istirahat untuk seluruh siswa.". Bunyi bel yang menandakan bahwa waktu istirahat.
berjalan ditengah keramaian dengan tatapan kosong nya itu yang membuat siswa lain semakin takut dengan dia.
"Ka Ge..." Panggilan seseorang dari kejauhan.
"Kak."
"Kak."
Gerald pun menghiraukan panggilan itu dan langsung menuju ke arah kelas Reja untuk melihat apakah Reja hadir atau tidak."Ada bocah ingusan itu?!!." Tanya gerald pada teman sekelas nya reja
"G-gak ada bang dia gak hadir, katanya sih sakit." Jawab orang itu sambil terbata-bata.
"Oke makasih." Ucap Gerald langsung pergi menuju kantin sekolah.
"Woy rald mari lah ngapain lu sendirian aja sini makan." Ajakan Danil untuk makan bareng.
Gerald pun menghampiri Danil dan langsung duduk disebelah nya.
"Udah et dah lu kayak ama siapa aja sih kaku banget dah lu kek celana jeans lagi dijemur." Olokan Danil itu yang bikin gerald membuka mulutnya untuk bercerita.
"Nggak cuk jadi gini..." Belum sampai Gerald melanjutkan bicara nya kini telah dipotong oleh Danil(temen kecil Gerald yang kini satu sekolah dengan Gerald).
"Udah pesen makan dulu, bentar gue ajalah yang pesenein lu makan." Kata Danil sambil berjalan menuju tukang mie ayam.
Karena Danil ini teman kecilnya Gerald dan dia telah mengerti banyak tentang Gerald.
"Bang Mie ayam gak pake daun bawang terus tambahin kuah ayamnya dikit, saus sambal nya dipisah aja langsung anter ke meja itu ya." Ucap danil sembari kembali ketempat duduknya.
"Oke lu mau cerita apa cuk?" Tanya Danil.
"Jadi gini tadi gue ngeliat orang dijalan waktu gue pengen berangkat ke mari." Kata Gerald
"Terus???" Balas omongan Gerald.
"Postur tubuhnya Mirip kaya Si Dinata tapi dia pake seragam Geng Motor namanya kalo gak salah Destroyer and Killer dah." Ucap Gerald.
"Ha? Temen lama lu itu? Yakin lho dia gabung ke Geng mafia itu." Balas Danil dengan wajah yang terkejut.
Tidak berselang lama kini mie ayam ke sukaan Gerald dateng.
"Nih mas Mie ayam nya." Ucap tukang mie ayam dan langsung pergi.
"Yaudah makan aja dulu tuh mie ayam." Kata Danil.
"Iye... Yaudah gue makan dulu lah kebetulan gue juga laper." Kata Gerald sambil menyantap mie ayam itu.
"Aduh..." Kata Gerald yang mengosok matanya karena terkena kuah mie ayam itu.
"Hahahaha.... Lu gak ada berubahnya sama sekali... Kalo makan mie ayam pasti selalu kena mata kuahnya." Ejekan Danil ke Gerald.
Hanya Danil dan Dinata yang berani mengolok olok Gerald.
"Yeuh sialan lu... Orang mah bantuin kek ambil tisue gitu temen keperihan begini malah diledekin." Kata Gerald yang kesel.
"Mau Tisue apa??? Basah,kering, apa tisue sachet(tisue ma*ic)?." Kata Danil Sambil tertawa.
"Sialan.." ucap Gerald ke danil
"Yaudahlah gue pengen Bayar dulu, lu mau mesen apa lagi? Mumpung gue sekalian nih." Kata Danil sambil berjalan menuju tukang mie ayam.
"Udah ini aja cuk." Balas Gerald.
"Oke deh." Kata Danil
Danil : "jadi berapa bang?"
Tukang mie ayam : "25ribu mas berdua kan?"
Danil : "iya,yaudah nih bang makasih."
Tukang mie ayang : "yo sama-sama"
Danil pun langsung menuju warung yang menjual berbagai macam snack atau makanan ringan.
"Bu.. beli nabati 2 rasa keju ya sama permen ini 2 juga jadi berapa?" Kata Danil Sambil mengambil makan yang ia mau.
"Jadi 5ribu mas." Ucap ibu dagang.
"Nih uang nya pas ya makasih." Kata Danil sambil berjalan menuju Gerald.
"Nih cuk seperti biasa abis makan nyemil dulu kita baru masuk kelas." Ucap danil sambil memberikan nabati dan permen gagang itu.
"Haduh... Tau aje lu kebiasaan gue." Balas Gerald sambil menerima makan ringan itu.
Terdengar suara bel sekolah otomatis.
"Tring....Tring... Tring... Waktu istirahat telah selesai silahkan kembali ke dalam kelas nya masing-masing."
"Yaudah lanjut besok aja cuk." Ucap danil sambil meninggalkan Gerald sendirian.
"Thanks cuk." Kata Gerald ingin segera kembali ke dalam kelas nya.
Dilorong sekolah... Gerald bertemu dengan Sherly yang sedang berdiri sendirian.
Gerald pun hanya menghiraukan nya dan langsung pergi menuju kelasnya.
To be continue
Lanjut ke bab selanjutnya
"Dikelas"

KAMU SEDANG MEMBACA
Grow From the past
Teen FictionGerald Gustaaf Berandalan sekaligus Pusat perhatian SMA Harapan Arofa yang selalu dinilai kurang baik. Si paling susah diatur dan paling gak suka dikekang, Masa lalu yang kini menjadikan dia tumbuh dan berkembang begitu pesat. Dibalik sikapnya yang...