"Kembali ke pertarungan"
Kini kembali ke jalannya pertarungan sengit antara Gerald dan Dinata yang tak kunjung berakhir, tidak ada yang mau mengalah salah satu dari mereka.
"Setelah semuanya yang lu beri ke gue... Gue gak pernah bakalan lupain itu good bye my brother" kata Dinata sambil mengeluarkan senjata andalan miliknya (baton Stik).
"Kalau itu yang lu mau apa boleh buat gue bakalan ngehajar lu sampai lu sadar bahwa masih ada seseorang yang butuh lu." Ucap Gerald yang juga mengeluarkan senjata andalan nya (brass knuckle).
"Hahaha... Akhirnya lu mulai serius juga mari kita bertarung dengan rasa ingin saling membunuh." Kata Dinata dengan raut wajah psycopath.
"Maaf Nat gue gak ada niat buat ngebunuh lu... Karena lu itu orang satu-satunya yang berharga buat gue." Balas Gerald
"Maju sini dasar makhluk Naif..." Gertak Dinata sambil melompat dan mengangkat senjata nya ke arah kepala Gerald.
Sayangnya pukulan itu berhasil Gerald tangkis
"Lu masih ceroboh kaya dulu broth..."Ucap Gerald sambil melancarkan pukulan keras ke arah dada kanan Dinata yang terbuka lebar.
"Bug..." Satu pukulan dahsyat yang berhasil membuat Dinata merasa kesakitan.
"Kalau seperti itu saja lu udah sakit... Mungkin gue harus melepas senjata ini(brass knuckle)." Kata Gerald
"Sialan... Gue baru inget dia memiliki mata yang tajam dan cepat menganalisis lawannya dengan mudah." Kata Dinata dalam hati.
"G-gue.... Bruaakkk!!!!"
Terlihat Dinata yang muntah darah karena sehabis dipukul di bagian dada kanannya oleh Gerald."Brengsek... Satu tetes darah ini akan gue buat lu membayar nya." Ucap Dinata sambil menahan rasa sakit itu.
"Prak...." Satu pukulan yang berhasil melayang ke arah kepala Gerald.
Pukulan itu juga yang membuat Gerald hampir kehilangan kesadaran nya.
"Nginggggg" suara hening dikuping Gerald yang hampir pingsan.
Terlihat Darah yang mengalir keluar dari kepala Gerald.
"Cih... Memang gue akuin tenaga lu kuat dan fisik lu juga bagus namun sayang lu terlalu meremehkan musuh lu." Kata Dinata.
Tiba-tiba Gerald kembali sadar dan kini sudah mulai mau mengeluarkan Tenaga asli nya terlihat dari mata Gerald yang sudah sangat mengerikan.
"Gubrak...." Suara Dinata yang dibuat jatuh ditempat oleh Tendangan Mematikan milik Gerald.
"Bagg...buggg...bag...bug..." Suara pukulan yang terus menerus dilancarkan ke wajah Dinata oleh Gerald.
Tampa banyak bicara lagi kini Gerald sudah tenggelam akan kekejamannya tubuhnya saat ini hilang kendali.
"Arghhh... Pusing banget kepala gue" ucap Danil yang baru sadar dari pingsannya karena dipukul oleh Dinata.
"Apa-apaan ini.... STOP RALD JANGAN BIKIN SAHABAT LU MATI!!!." Melihat itu Danil kaget namun tubuh dia kaku tidak bisa digerakkan dan hanya bisa berteriak berharap Gerald mendengar suara nya itu.
Mungkin Danil takut mendekat ke arah gerald karena aura yang dipancarkan oleh Gerald sudah sangat mengerikan dan membuat orang-orang disekitar nya tidak berani untuk mendekat.
Terlihat Dinata yang sudah babak belur dan hilang akan kesadarannya.
"Bag....bugg....bag...bug..." Suara pukulan yang masih terus berlanjut.
"STOP!! Berhenti Rald." Akhirnya Danil berhasil dekat dengan Gerald dan menahan tangan Gerald.
"BANGUN NAT KALAU NGGAK LU BAKALAN MATI DISINI... BANGUN NAT!!!." Teriak Danil yang ingin Dinata sadar dan pergi meninggalkan mereka.
Sayangnya Tahanan itu tidak berangsur lama Gerald berhasil melepaskan diri dari tahanan Danil.
"Minggir lu atau gak lu juga akan gue bunuh." Kata Gerald sambil menatap Danil dengan tatapan tajam nya
"SADAR RALD!!! DIA SAHABAT LU SATU-SATUNYA KALAU DIA MATI LU BAKALAN BERURUSAN DENGAN POLISI." Gertak Danil.
Gerald pun tidak perduli dengan kata-kata itu kini ia kembali melancarkan pukulan ke wajah Dinata.
Tiba-tiba "Brak.."
Terlihat Gerald yang dipojokan oleh dorongan danil.
"Sadar Rald!!! Gue mohon Sadar!!!" Teriak Danil ke Gerald.
"Bag...bug..." Suara dua pukulan keras yang diberikan oleh Gerald ke wajah Danil yang membuat nya hampir hilang kesadaran juga.
"Arghhh... Brengsek dua kali pukulan aja udah bikin gue hampir hilang kesadaran jadi memang benar mereka monster." Ucap Danil dalam hati.
Kini Gerald kembali menuju ke arah Dinata... Terlihat Dinata yang sudah Terkapar di tanah dan tidak bergerak sama sekali, namun belum sampai ke Dinata kini Gerald sudah ditahan kembali oleh Danil.
"RALD SADARRRRRR!!!!!" Teriak Danil Sambil mengangkat tubuh Gerald dan ingin membantingnya ke tanah.
"Gubrak...." Terlihat malah Danil yang terbanting.
Tanpa nenyerah Danil mencoba kembali untuk menahan Gerald dengan mengayun di kaki Gerald.
"MINGGIR LU DASAR SAMPAH!!!." Ucap Gerald ke Danil yang terseret.
Danil melepaskan tangan nya itu dan pergi mengambil senjata milik Dinata (Baton Stik) ia pun langsung menghajar kepala belakang Gerald yang membuat Gerald terhenti sejenak.
"Bug..." Suara Pukulan itu.
"Tring... Ting..ting.." suara Senjata yang dilempar oleh Danil.
"Sorry Rald.. gue harus ngelakuin ini supaya lu sadar..." Kata Danil yang memeluk tubuh Gerald.
Akhirnya setelah berkali-kali nyoba nahan dan berkali-kali juga terkena pukulan Kini Danil berhasil membuat Gerald sadar.
"Dan... Ini kenapa? Apa yang udah gue lakuin? Dinata dia kenapa?" Tanya Gerald ke Danil.
Danil pun menjawab pertanyaan Gerald itu.
"Tadi lu hilang kendali beberapa menit doang sih.""Ha??? Terus lu kenapa wajah lu bengkak kaya gitu?? Apa karena gue?." Tanya Gerald dengan rasa bersalah.
"Eummm... Ini?? Nggak ini tadi kena pukulan geng milik si dinata." Balas Danil yang gak mau Gerald merasa sangat bersalah.
"Yaudah yuk cabut." Ucap danil yang menggotong tubuh Gerald.
"BANGUN KALIAN TELPON AMBULAN BAWA KETUA KALIAN KERUMAH SAKIT!!!" Teriak Danil ke anggota Destroyer and Killer.
"Ninot...nino...nino" suara mobil ambulan yang telah sampai di lokasi kejadian.
Mereka berdua pun langsung pergi dari tempat kejadian itu.
Terlihat Dinata yang sudah diangkut dengan ambulan dan menuju kerumah sakit.
Sesampainya dirumah sakit kini Dinata di bawa ke ruang ICU dan dinyatakan Koma.
"Keesokan harinya."
Terlihat Gerald yang semakin jatuh terlalu dalam akan kegelapan sampai membuat dirinya diasingkan oleh teman-teman maupun orang disekitarnya.
Kini setiap 2 hari sekali tak kunjung lupa Gerald untuk menjenguk Dinata dirumah sakit dan melihat kemajuan Dinata.
"Nat Maafin gue yah... Gue datang cuma untuk ngobrol sama lu gak ada niatan buat bertarung, gue juga minta maaf udah ninggalin lu waktu itu." Kata Gerald yang sudah mengakui kesalahan nya.
Gerald pun pergi entah kemana dari rumah sakit itu.
Seminggu tidak ada kabar dari Gerald yang membuat orang-orang sekitar nya mencari dan khawatir dengan Gerald.
To be continue
Lanjut bab 9
"Kemanakah sang Monster itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow From the past
Teen FictionGerald Gustaaf Berandalan sekaligus Pusat perhatian SMA Harapan Arofa yang selalu dinilai kurang baik. Si paling susah diatur dan paling gak suka dikekang, Masa lalu yang kini menjadikan dia tumbuh dan berkembang begitu pesat. Dibalik sikapnya yang...