"Dikelas"
Sesampainya Gerald dikelas kini ia langsung merapihkan buku dan meja nya langsung pamit pulang, entah apa yang dipikirkan oleh nya.
Gerald : "Maaf bu, Saya izin pulang cepat ada urusan penting." Seketika kelas pun menjadi sepi dan hening setelah Gerald mengatakan hal itu.
Guru Bahasa : "h-ha... Kamu mau kemana Ge."
Gerald : "Ada yang harus saya lakukan."
Guru Bahasa : "yaudah hati-hati."
Gerald : "iya bu makasih."
Setelah berpamitan dengan guru Bahasa kini Gerald menuju parkiran motor dan langsung pergi dari sekolah menggunakan motor CB100 nya itu.
Tidak sengaja Danil melihat Gerald berjalan menuju parkiran motor dengan membawa tasnya.
"Shit... Lagi-lagi anak itu berjuang sendirian lagi, gak bisa gue biarin teman kecil gue makin tenggelam dalam kegelapan." Kata Danil dalam hati.
"Aduh..... Sakitnya perut gue" alasan Danil supaya bisa izin pulang dan mengikuti Gerald.
"Kamu kenapa Danil?." Tanya guru matematika.
"Perut saya sakit bu... Obat saya lupa dibawa tadi berangkat buru-buru soalnya." Jawab Danil.
"Bu saya izin pulang cepat ya bu." Kata Danil sambil merapihkan buku.
"Owalah yaudah sana... Pulang langsung diminum obatnya". Balas guru matematika yang mengizinkan Danil untuk pulang.
"Makasih bu..." Ucap Danil langsung berlari ke parkiran motor dan langsung menyusul Gerald.
Diperjalanan Danil melihat Gerald yang sedang menuju ke suatu tempat terbang kalai (Markas Black Sword).
"Ouh jadi ini tempat sang brandalan singgah." Ucap danil sambil menunggu Gerald keluar dari tempat itu.
Tidak berangsur lama kini Gerald keluar dengan pakaian yang berbeda (Seragam Black Sword).
"Black Sword??? Apa itu nama dari geng milik nya?." Dalam hati Danil mengatakan itu.
Danil sama sekali tidak tau bahwa teman kecilnya ini adalah Presiden dari organisasi gelap Black Sword.
Gerald pun langsung pergi ke tempat yang tadi pagi ia menemukan orang misterius itu dengan diikuti oleh Dani dari kejauhan supaya tidak ketahuan oleh Gerald.
Sesampainya di tempat kejadian kini Gerald melihat sekumpulan orang dengan seragam yang sama seperti pria misterius tadi pagi ia temukan.
"Jadi bener baju itu milik Mafia." Ucap Gerald sambil menatap kumpulan orang itu dengan mata tajamnya.
Tiba-tiba saja ada seseorang datang keluar dari mobil yang dikelilingi oleh kelompok itu layaknya seorang presiden, Gerald pun mencoba untuk lebih dekat lagi supaya terlihat dengan jelas siapa orang yang sedang dikawal itu.
"Sesuai feeling gue orang misterius itu adalah Dinata Putra (sahabat lamanya Gerald yang menghilang), tapi kenapa dia memilih jalan ini bukannya dia pergi keluar Negeri untuk menempuh perjalanan hidupnya." Kata Gerald yang terkejut melihat sahabat lamanya ini gabung ke Geng yang terkenal dengan kebrutalan nya.
Tanpa banyak bicara lagi Gerald langsung menghampiri kumpulan itu.
"Woy Nat!!!" Panggil Gerald dengan Keras.
Dinata pun mengenali panggilan dan suara itu namun kini ia menghiraukan panggilan itu..
"Sialan... Dia pura-pura gak denger." Kata Gerald.
Dengan kebrutalan miliknya itu Gerald kini masang kuda-kuda dan langsung menyerang kelompok itu seorang diri demi bisa menuju Sahabat lamanya.
"MINGGIR KALIAN!!!!." Gertak Gerald
"Brak...." Terlihat 5 orang langsung terkapar di tanah sehabis terkena tendangan mematikan milik Gerald.
"Gilaa.... Cuma sekali tendangan 5 orang langsung terkapar." Kata Danil dengan wajah yang terkejut.
"WOY NAT GUE BAKAL SAMPE KE LU DALAM WAKTU SINGKAT!!! GUE BAKALAN NGALAHIN 100 ORANG LEMAH LU INI!!." Dengan lantang Gerald berbicara lagaknya dia kuat untuk menghabisi Geng Destroyer and Killer seorang diri.
"Oh jadi ini sang monster dari Geng Black Sword.... Gak gue habis pikir temen lama gue ternyata sebrutal ini dan gue baru tau jati dirinya." Ucap danil sambil melihat Gerald yang sedang bertarung.
Tidak sampai 5 menit Gerald berhasil menghabisi 83 orang sekaligus, kini rasa lelah Gerald tidak lagi bisa ditutupi dia sudah mulai merasa sedikit kelelahan sampai terkena pukulan dari salah satu geng Destroyer and Killer.
"Brug..." Suara pukulan keras yang berhasil mendarat di wajah Gerald.
"Brengsek.... Baru kali ini gue kena pukulan keras langsung di wajah gue." Kata yang keluar dari mulut Monster Black Sword.
"Gak bisa dibiarin kalo begini terus dia bisa mati dikeroyok." Kata danil sembari parkir motor nya lalu berlari menuju Gerald.
"Gubrak!!!...." Suara seseorang yang terpental sangat jauh sehabis terkena pukulan yang begitu keras tak lain itu pukulan dari Danil.
"Sialan... Ngapain lu disini harusnya lu sekolah, ini urusan gue, masalah gue lu gak boleh ikut campur!!!." Kata Gerald sambil menahan rasa sakit di wajahnya itu.
"Suttt.... Ngomongnya nanti aja sekarang kita fokus ngebantai mereka aja, Hahahaha sudah lama gue gak bertarung." Kata Danil yang ingin Gerald bangkit
"Ayok kita mulai pertarungan sebenarnya... dengan begini gue bisa bebas bergerak." Ucap Gerald pada Danil.
Terlihat mereka berdua sangat menikmati jalannya pertarungan itu.
Tanpa banyak basa-basi lagi mereka langsung menyerang bagian inti dari kelompok itu seperti ; Panglima tempur,wakil presiden, anggota eksekutif milik Geng Destroyer and Killer.
"Maju kalian badan besar itu gak bikin kita getar!!!." Gertak Danil sambil menepuk pundak Gerald"Cih... Dasar serangga buangan." Kata yang keluar dari mulut sang wakil presiden dari Geng Destroyer and Killer.
Mendengar perkataan itu Gerald kini terlihat semakin marah dan tatapannya kini semakin menyeramkan.
"Serangga???" Ucap Gerald.
Tiba-tiba....
"Gubrak....." Terlihat Wakil presiden dari Geng Destroyer and Killer sudah terkapar dan tidak bisa bergerak lagi ditanah.
"Seharusnya lu ngaca...DASAR RENDAHAN!!!." Kata Gerald dengan wajah yang sangat mengerikan.
Kini semua anggota termasuk anggota inti dari Geng Destroyer and Killer sudah kalah dan terbaring ditanah menyisakan satu orang yakni Dinata.
"Woy Nat.... Udah gue bilang gue bakalan sampai kehadapan lu tanpa harus menunggu lama." Kata Gerald.
"Din... Lu kenapa jadi begini dah?." Tanya Danil ke Dinata.
Dengan wajah dan tatapan kosong yang sama seperti Gerald Dinata menjawab pertanyaan mereka berdua sekaligus.
"Ka-kalian mana tau rasa sakit yang udah gue hadapi sampai detik ini." Balas Dinata.
"Shufffff" suara lepasan seragam yang dipakai oleh Dinata terlihat begitu banyak luka goresan dan 3 luka tembak.
"Kenapa lu bisa gini??? Siapa yang buat luka itu???." Tanya Danil dan Gerald secara bersamaan.
Tanpa membalas pertanyaan itu kini Dinata menendang wajah Danil dengan tendangan butterfly miliknya ybg membuat Danil terkapar pingsan, disusul dengan pukulan maut ke arah wajah Gerald namun sayang Gerald bisa menangkisnya dengan mudah.
Namun disayangkan Gerald sedikit terpental akibat pukulan maut dari Dinata.
"Nat... Gue gak bisa nyerang lu karena lu itu sahabat gue dan orang yang paling penting dalam kehidupan gue!." Kata Gerald yang tidak berani melayangkan pukulan ataupun tendangan nya ke Dinata...
To be continue
Lanjut part 7
"Pertarungan nostalgia"

KAMU SEDANG MEMBACA
Grow From the past
أدب المراهقينGerald Gustaaf Berandalan sekaligus Pusat perhatian SMA Harapan Arofa yang selalu dinilai kurang baik. Si paling susah diatur dan paling gak suka dikekang, Masa lalu yang kini menjadikan dia tumbuh dan berkembang begitu pesat. Dibalik sikapnya yang...