"Munculnya pemimpin baru di SMK 8 Bandung"
Setelah memberikan pelajaran ke geng nya Fandri kini Gerald telah menjadi pemimpin baru di sekolah itu.
"Sialan... Identitas gue sekarang terbongkar gara-gara ngajar tuh bocah ingusan." Gumam Gerald dalam hati.
Tak disengaja Gerald bertabrakan dengan gadis yang sedang membawa tumpukan buku hingga menutupi wajahnya.
"Prak..." Suara tabrakan itu.
"Aduh... Jadi berantakan deh." Ucap gadis itu.
"Arghhh... Apa lagi ini, eh lu kalo jalan hati-hati." Kata Gerald yang sedang emosi.
"Huuh... Orang kamu sendiri kok yang nabrak aku." Sorak gadis itu yang membuat Gerald semakin emosi.
"Lu nyalahin gue? Lu tuh kalo jalan liat pake mata!." Bentak Gerald ke Gadis itu.
"Ih... Kan aku bawa buku ini jadi gak keliatan, lagian kamu juga udah tau ada orang lagi bawa buku sebanyak ini masa iya sih gak ngeliat." Tak terima dibentak oleh Gerald gadis itupun beralasan bahwa ia tidak mau disalahkan.
"Cih... Salah lu sendiri tuh bawa buku sebanyak ini sampe nutupin muka lu sendiri." Kata Gerald.
Kini gadis itu merasa malu dan langsung meminta maaf ke Gerald setelah Gerald berbicara seperti itu.
"E-eh iya.. maafin aku." Ucap gadis itu sambil merunduk malu.
"Iya gue maafin... Lain kali kalo bawa beban tuh jangan sampe nutupin muka, lagian kayak gak punya temen aja suruh temen kamu bantuin masa iya sih gak mau." Balas Gerald sambil membantu merapihkan buku itu.
"Ada kak tapi dia lagi sakit, harusnya ini kerjaan dia tapi karena dia lagi sakit jadi aku yang gantiin deh." Kata Gadis itu.
Tidak lama setelah Gerald merapihkan kembali buku yang berserakan itu tak sengaja Gerald memegang tangan gadis itu sebaliknya gadis itu juga tidak sengaja memegang tangan Gerald.
"Dah nih..." Ucap Gerald sambil menyodorkan tumpukan buku itu.
"Makasih kak." Kata Gadis itu sambil menerima buku itu namun tak sengaja memegang tangan Gerald.
Kini mereka berdua merasakan hal yang sama deg-degan dalam hati tambah rasa bahagia campur aduk.
"E-eh maaf kak gak sengaja." Kata Gadis itu.
"N-nggak gue yang harusnya minta maaf gak sengaja megang tangan lu." Ucap Gerald dengan nada terbata-bata.
"Eumm emangnya ini buku mau dibawa kemana sih?." Tanya Gerald.
"Perpustakaan kak hari ini aku gantiin temen ku yang lagi sakit piket." Balas Gadis itu
"Yaudah sini gue bantu." Tawar Gerald sambil mengambil separuh dari tumpukan buku itu.
"Eh makasih lho kak, mari kak ikutin aku." ucap gadis itu sambil berjalan menuju perpustakaan.
"Iya.." kata Gerald sambil mengikuti Gadis itu ke perpustakaan.
Sesampainya di perpustakaan Gerald langsung menaruh buku itu diatas meja piket.
"Buku sebanyak ini buat apaan sih?." Tanya Gerald ke gadis itu.
"Ini buku pinjaman dari perpustakaan yang tidak ditaruh kembali oleh peminjam buku." Balas Gadis itu.
"Emm... Sebelumnya gue mau minta maaf lagi ke lu karena tadi gue gak sengaja ngebentak lu." Kata Gerald sambil mengulurkan tangannya.
"Eh nggak kak, gak apa apa orang aku yang salah kok." Kata Gadis itu sambil mengeluarkan tangannya juga."
Mereka berdua pun langsung bersalaman dan melupakan kejadian tadi.
"Yaudah kita anggap aja kejadian tadi itu tidak pernah terjadi." Kata Gerald.
"Okei." Balas Gadis itu sambil tersenyum.
"Nama kamu siapa?" Tanya Gerald.
"Novi Ananda Putri." Balas Gerald itu.
"Ouh kenalin nama aku Gerald Gustaaf." Ucap Gerald.
Tanpa mereka berdua sadari tangan mereka belum terlepas dari salaman tadi dan percakapan mereka dari gue lu menjadi aku kamu.
"Eh maaf kak megangnya kelamaan." Ucap gadis itu sambil melepaskan tangan nya.
"Eh iyaa maaf." Kata Gerald.
"Eumm pulang sekolah dijemput atau naik apa?." Tanya Gerald.
"Aku biasa naik angkutan umum kak." Balas Gadis itu.
"Eh gak usah panggil aku kak, kita sepantaran panggil nama aja. Yaudah nanti kita pulang bareng tunggu aku digerbang sekolah." Ucap Gerald langsung pergi dari tempat itu.
"Iya Ge." Balas Novi yang menghiraukan ajakan itu
"Palingan cuma bercanda." Gumam Novi.
Diperjalanan menuju kelas Gerald bertemu dengan Fandri yang kini ciut bagaikan ikan cupang sehabis diadu, Gerald pun menghiraukan nya dan fokus menuju kelasnya.
Setibanya dikelas Gerald dikejutkan dengan PR sekolah yang tercatat di papan tulis.
"What!!!!... PR sebanyak ini?" Kata Gerald.
"Siapa ini yang nulis?" Tanya Gerald ke seluruh teman kelasnya.
"Gue Ge..." Ucap sekertaris.
"Yakin lu disuruh sama siapa?" Tanya Gerald.
"Sama bu ica(selaku guru sejarah di SMK 8 Bandung)." Balas Sekertaris.
"Kebanyakan gila.." kata Gerald.
"Iyaa soalnya besok kita libur 3 hari, dikarenakan kelas 12 ujian dan hari ini juga kita pulang cepet guru mau rapat." Kata sekertaris itu yang sedang menulis.
"Huffttttt.... Apa boleh buat." Ucap Gerald yang lesu karena besok gak bisa ketemu sama Novi.
Setelah selesai menulis PR Gerald pun langsung merapihkan meja nya dan langsung pergi.
"Eh Ge jangan balik dulu tunggu bel." Ucap sekertaris.
"Arghhh... Kelamaan." Kata Gerald
Tidak lama setelah Gerald berbicara seperti itu terdengar bel sekolah.
"Tringgg....."
"Nah tuh bel yaudahlah gue mau balik." Kata Gerald langsung pergi menuju parkiran motor.
"Huffttttt akhirnya selesai juga tugas hari ini semoga aja besok Amel masuk kek." Kata Novi sembari menghela nafasnya.
Novi pun langsung pergi menuju kelasnya untuk mengambil tasnya dan langsung pulang.
Terlihat Gerald dengan motor CB100 nya digerbang sekolah.
"Ha? Jadi dia beneran ngajakin aku pulang bareng!" Kaget Novi.
"Ey... Lama banget sih ditungguin dari tadi." Panggil Gerald dari kejauhan.
Novi pun langsung menuju ke arah Gerald.
"Aku kira kamu tadi cuma bercanda ternyata beneran mau pulang bareng aku." Kata Novi.
"Nih pake helm." Kata Gerald sambil menyodorkan helm ke Novi.
"Makasih." Ucap Novi
"Rumah kamu dimana?" Tanya Gerald.
"Jalan Merpati I deket Masjid." Balas Novi.
"Ouh yang masjid cat Hijau itu?." Ucap Gerald.
"Nah iya nanti masuk gang sedikit sampe deh." Kata Novi dengan ceria.
To be continue
Bab 12
"Pertemuan tidak disengaja namun menjadi cinta".

KAMU SEDANG MEMBACA
Grow From the past
Teen FictionGerald Gustaaf Berandalan sekaligus Pusat perhatian SMA Harapan Arofa yang selalu dinilai kurang baik. Si paling susah diatur dan paling gak suka dikekang, Masa lalu yang kini menjadikan dia tumbuh dan berkembang begitu pesat. Dibalik sikapnya yang...