20 : Sakit

234 20 1
                                    

======!!==!!==!!======

Kano terdiam, duduk di tempat tidurnya dengan wajah datar dan pikiran yang terbang entah kemana. Matanya kosong, lurus kedepan tanpa pikiran apapun.

Takahiro masuk kedalam kamar Kano dan mendapatkan Kano yang terdiam duduk dan tidak menyadari kehadirannya.

"Kano -kun", panggil Takahiro yang mengayunkan telapak tangannya didepan wajah Kano. Namun itu tidak menimbulkan reaksi apapun dari Kano. Takahiro mengernyit bingung dan merasa sedikit kesal karena merasa diabaikan oleh Kano.

Takahiro menampar kecil bahu Kano dan akhirnya itu membuat Kano kembali sadar, merasa terkejut saat mendapatkan Takahiro dihadapannya.

"Kau! Mengabaikan perintahku kemudian datang dengan wajah seperti kehilangan akal seperti ini", omel Takahiro. Kano masih terdiam kini pandangannya pada Takahiro.

"Katakan apa yang sedang kau pikirkan?", tanya Takahiro.

"Takahiro -san, sepertinya aku sedang sakit", ujar Kano masih dengan wajah datang. Takahiro mengernyitkan keningnya menatap Kano, kemudian punggung tangannya bergerak menyentuh kening Kano memeriksa suhu disana.

"Tidak panas", ujar Takahiro setelah merasa suhu tubuh Kano tidak meningkat.

"Bukan disitu. Tapi disini-", Kano mengambil tangan Takahiro yang masih ada di keningnya kemudian mengarahkannya pada dada kirinya. Takahiro yang bingung dan hanya bisa mengikuti Kano.

"A- ada apa dengan dadamu?", tanya Takahiro.

"Takahiro -san tidak merasakannya? Jantungku berdetak sangat cepat dan ini tidak berhenti daritadi", jelas Kano.

"Ada apa? Kau merasakan jantungmu sakit?", tanya Takahiro yang terlihat percaya dengan ucapan Kano. Kano menggeleng cepat sebagai jawabannya,

"Ini hanya terus berdetak cepat", tambah Kano.

"Apa kita harus kerumah sakit?", tanya Takahiro.

"Bagaimana jika dokter mengatakan itu penyakit berbahaya?", ujar Kano dengan pikiran asalnya. Takahiro pun menjadi pucat dan menatap Kano tidak percaya.

"Ti- tidak, mungkin hanya sakit biasa", balas Takahiro. Kano menggeleng,

"Kenapa kalian begitu ribut?", suara berat dan rendah itu masuk kedalam ruangan melalui pintu yang memang terbuka lebar.  Dibelakangnya terlihat Keiji yang ikut mengintip dari punggung lebar pria didepannya tersebut.

"Katsuro -san! Aku rasa Kano sedang sakit", itu suara Takahiro membuat pria dengan tubuh tegap dan bahu lebar yang tertutup kemeja putih itu mengerutkan keningnya. Dua pria dengan perbedaan bentuk tubuh itu masuk lebih dalam kamar Kano, penasaran dengan dua pria lainnya yang berada diatas tempat tidur.

"Ada apa? Kau merasa tidak enak badan, Kano?", itu suara dari pria dengan rambut blonde. Pria itu mendekat dan ikut duduk diatas tempat tidur Kano, tangannya bergerak dan memeriksa kening Kano seperti Takahiro sebelumnya.

"Bukan disitu Keiji -san, disini-", lagi Kano mengambil tangan Keiji dan mengarahkan pada dada kirinya.

"Ini begitu cepat", ujar Keiji yang merasakan detak jantung Kano begitu cepat. Takahiro mengangguk cepat setuju dengan Keiji.

"Keiji -san apa aku akan mati?", tanya Kano yang tampak begitu sunggung-sungguh. Keiji menarik tangannya kemudian menangkup wajah Kano dengan kedua tangannya, memperhatikan wajah Kano dengan teliti sehingga dirinya dapat melihat wajah Kano yang memerah dan pipinya yang hangat.

"Apa kau baru bertemu dengan seseorang Kano?", tanya Keiji. Kano mengangguk dengan tangan Keiji masih diwajahnya.

"Apa kalian membicarakan sesuatu serius?", tanya kembali Keiji dan lagi-lagi Kano mengangguk namun beberapa detik kemudian menggeleng cepat.

UNABATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang