28 : Bertemu Saingan

183 14 6
                                    



======!!==!!==!!======


Kano dan Alfred masih didalam mobil, tangan Alfred sudah menjauh dari Kano dan kini pandangan mereka secara kosong menatap langit gelap dari balik kaca mobil depan. Angin berhembus dingin yang bahkan dapat mereka rasa didalam mobil, seakan mengikuti perasaan dua orang yang kini duduk bedampingan.

"Apa aku melakukan sesuatu?", suara Alfred memulai pembicaraan mereka.

"Maksud Alfred -san?", tanya Kano seoalah tidak mengerti.

"Suasana hatimu selalu berubah, itu membuatku tidak mengerti. Kau meresponsku, seakaan memberikanku pintu tapi lagi kau memeberikanku punggung dingin seperti ini. Sebelumnya aku tidak bisa menanyakan hal ini, tapi aku berpikir beberapa waktu ini hubungan kita bisa dibilang lebih dekat dari dari sebelumnya dan kau juga tidak menolakku. Jadi Kano -kun, apa aku melakukan sesuatu sampai kau mengabaikan ku?", panjang Alfred masih memandang langit gelap. Kano menelan ludahnya kasar, itu panjang, detail dan lugas. Tidak ada keraguan dari setiap katanya.

Tangan Alfred kembali meraih tangan Kano yang berada dipangkuan Kano, itu mengalihkan pikiran Kano dan secara refleks menatap tangannya yang sudah terbungkus dengan tangan Alfred.

"Kano -kun, apa kau memiliki malasah yang tidak bisa kau ceritakan?", itu membuat Kano menatap pada Alfred dimana Alfred juga sedang menatapnya. Tatapan mereka saling beradu, namun kali tatapan mereka ringan dan teduh dari sebelumnya.

"Atau-", Alfred menahan suaranya dan pasang mata mereka masih beradu.

"Kau ingin aku berhenti sekarang?", pada akhirnya itu kalimat yang keluar dari Alfred karena sama sekali tidak mendapatkan jawaban apapun dari Kano. Suara Alfred yang terdengar begitu tenang namun tidak dengan suasana mereka. Mata mereka masih bersih keras untuk saling bertatap, mata Alfred begitu tenang namun tatapan Kano sudah terlihat bergetar. Alfredpun dapat merasakan kedutan dari tangan Kano yang berada di genggamannya.

"Alfred -san ingin berhenti?", tanya balik Kano. Dari sekian banyaknya Alfred bebicara, Kano membalasnya dengan pertanyaan lainnya. Alfred menggeleng sebegai responnya,

"Aku tidak ingin. Tapi jika Kano -kun merasa tergangu dengan itu, aku akan berusaha berhenti", jawab Alfred dan lagi tatapan mereka masih bertatapan.

"Alfred -san berbicara seakan Alfred -san serius padaku", keluh Kano. Kano menarik tangannya dari Alfred kemudian kembali menatap pada langit gelap dibalik kaca mobil.

"Kano -kun, kenapa kau terus menganggap aku bercanda? Aku selalu serius mendekatimu", bela diri Alferd. Kano menatap Alfred dengan tatapan tidak percaya,

"Bagi Alfred -san mungkin berkencan itu mudah, mengganti pasangan sesuka hati atau bahkan memiliki teman kencan lebih dari satu itu biasa-", ujung mata Alfred berkedut mendengar itu. Menatap Kano yang menatapnya dengan mata membutang.

"Bagaimana kau menyimpulkan itu?", bingung Alfred.

"Alfred -san punya wanita asing untuk berkencan kemudian memiliki pria lainnya untuk merawatmu, apa itu tidak membuktikan?", akhirnya Kano mengungkapkan apa yang begitu mengganjal didalam hati serta pikirannya. Alferd terdiam menatap Kano tidak percaya, mengingat kejadian yang sudah lalu kemudian mendapatkan kesimpulan adanya banyak kesalahpahaman antara mereka berdua.

Pada akhirnya Alfred tesenyum dari hidungnya dan tatapannya melembut, tidak setegang sebelumnya. Itu membuat Kano menjadi begitu kesal saat mendapatkan respons yang tidak terduga itu.

Alfred kembali meraih tangan Kano namun tidak berjalan mulus karena Kano menarik tangan serta tubuhnya, itu tidak membuat Alfred menyerah karena ini Alfred mengambil sedkit dengan paksaan hingga kedua tangan Kano berada di genggaman nya lagi. Kano menatap masih dengan tatapan kesalnya, Alferd yang sudah berhasil menenangkan Kano lebih tepatnya memaksa Kano untuk diam.

UNABATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang