2.

1.4K 319 87
                                    





Bintang memang keponakkan sang pemilik pompres.. tapi tak akan ada yang membedakannya dengan santriwati lain..

Seperti sekarang saat ia berdiri canggung disamping beberapa santriwati yang sibuk memasak makan siang, ia hanya menatap kesana kemari belum berniat berkontribusi.

Beberapa delik yang lainnya sesekali mengganggu tapi demi Tuhan ia benci dapur.

Setelah harus bangun pagi buta untuk tahajud dan mengaji, lalu ia pikir ia bisa tidur kembali tanpa beban seperti biasanya tapi tidak saat Qila menarik gamis panjangnya dan berkata

"Teteh! Ayok atuh masuk kelas!"

Dan setelah kelas ia berkata lagi

"Ikut ayuk teh ke pasar"

Dan lagi

"Teh ayok ke dapur kita masak"

Segala hal yang tak pernah ia sentuh sekarang berada di depan mata.
Qila sesekali menanyai keterdiamannya tapi berujung pada perintah lain yang sama sekali tak becus ia lakukan.

Jadi sekarang ia hanya mematung.

"Atuh teh capek kalo berdiri terus, duduk aja yuk, sambil Qila mau potong bawang ni..disana!"

Ia menurut,
Meski sempat mendelik pada wanita itu atas alasan harinya menjadi buruk, padahal Qila hanya menjalankan rutinitasnya seperti biasa.

"Teteh gak pernah masak ya? Gak pernah ke pasar juga?"

"Nggak.."

"Pantes.. masa lobak dibilang pepaya.."

Bintang menghela nafas, rasanya tak sanggup jika harus memikirkan hal hal gila ini akan ia jalani dalam kurun waktu yang entah sampai kapan.

Ia ingin pulang..

Merindukan rumah yang sunyi, kamar yang pribadi, masakan yang tersedia di meja kapan saja ia mau, atau candaan bersama sang mama.

Dan yang paling penting, ponsel yang sudah bak jiwa dan hidup matinya..

"Aku capek.."

Bintang terkejut saat Qila tetiba memegang perutnya lantas mengelus beberapa kali.

"Maaf ya teh.. Qila lupa teteh ada dedeknya"

Sejujurnya itu bukan hal yang harus membuat perasaannya simpang siur tapi saat Qila menyinggung soal kandungannya ia sedikit canggung.

Tapi gadis itu terlalu polos untuk mengerti atmosfer disana.

"Teh.. ini lelaki atau perempuan?"

Lagi ia canggung bukan main.
Setiap kali buntalan daging itu di bahas, maka kesalahannya yang membuat kacau seluruh keluarga kembali teringat.

"Gak tau.."

"Em..belom cek ya? Ayuk atuh ke bidan! Deket pondok ada, besok ya Qila anterin? Ya?"

Bintang lantas menggeleng kecil, tapi Qila sibuk menyelesaikan tugasnya hingga tak menyadari itu.

Bagaimana bisa Bintang melihat kandungannya? Setelah selama ini terabaikan begitu saja, dan setelah kekacauan terjadi karenanya..

Bahkan untuk menatap kebawah dan menyadari perutnya telah membuncit saja ia tak berani.





...

Bintang lama mengunci diri dalam kamar mandi, kemudian ada Qila yang frustasi membujuknya keluar sejak hampir 20 menit yang lalu.

📌 UNPERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang