Assalamualaikum
Lancar puasanya gengs?
Mari doa bersama THR nya juga lancar
Ramein ya
Tangannya meremat ujung wastafel kuat kuat, tubuhnya tegang namun menunduk dalam, nafasnya berulang kali dihembuskan kasar, pikirannya ia coba jernihkan bersama kata hati yang menolak kenyataan.
Ia melirik satu testpack di dalam gelas yang belum menunjukkan tanda apapun, lalu bergulir pada belasan testpack lain yang sudah tak beraturan letaknya, berserakan di sana.
"Nggak! Nggak! Nggak!!!!"
Ia menahan jerit, meremukkan beda yang bisa digapai saat garis dua kembali muncul dipercobaan terkahir.
Surai yang tak beraturan ia ikat sebarang, kembali mencoba peruntungan dengan sisa testpack terakhir, meski sia-sia, hasilnya enggan berubah.
Bintang terlalu takut untuk menunjukkan suara frustasinya, namun terlalu gila untuk menahan diri.
Tok tok tok
"Non.. non Bintang! Non bintang buka pintunya!! Gakpapa kan di dalem? Non!"
Asisten rumah tangga menggedor pintu kamar mandinya membabi buta saat Bintang kembali memecahkan sesuatu di rumah ini dalam kurun waktu berdekatan, bukan sebagai pelampiasan emosi, ia hanya terkadang tak kuat berdiri dan butuh tumpuan, tapi malah membuat kacau dimana-mana.
"Non-"
"Bi..aku ok.. jangan masuk, bibi balik ke dapur aja"
"Tapi-"
"DENGERIN AKU DONG BI! JANGAN GANGGU AKU DULU!!"
Wanita baya itu panik, segera menggapai ponsel untuk mengirim pesan singkat pada seseorang saat dirasa kondisi akan semakin memburuk.
Ia enggan mengetuk lagi pintu itu saat suara Isak terdengar pilu, hanya berjaga didepan pintu mencegah sesuatu buruk terjadi.
"Bibi disini ya non.. bibi gak akan ninggalin non.. kalo non mau nangis di dalem bibi gak ganggu, tapi bibi disini"
...
Bintang nampak kacau saat ia menemui seseorang di gerbang depan. Matanya tak berbinar seperti biasa, sendu menatap kebawah tak tentu arah. Sosok pria di depan sana mengungkapkan kebingungan atas sikapnya kemudian.
"Kamu kenapa?"
Bintang enggan mendekat seperti biasa, tak memeluk atau memberinya kecupan seperti rutinitas mereka. Hanya berdiri dibalik pagar lalu berlirih...
"Kapan kita nikah Dev? Jadikan kamu mau nikahin aku?"
Pria itu bergeming, menatap mata mencari jawaban. Ada apa dengan wanitanya?
"Bi..aku baru sampe lho.. aku bilang tadi mau dateng kan? Kamu belum siap siap?"
Ia tak akan dapat masuk kesana saat restu orang tua Bintang tak bisa ia gapai, mereka selalu 'kucing-kucingan' selama menjalani hubungan.
"Iya.. tapi kita nikah kan?"
"Bi..?"
Bintang menatap matanya lalu mengangguk, berulang kali hingga rautnya tampak aneh dan meyeramkan, sedang pria disana masih tak mengerti pokok permasalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
📌 UNPERFECT
FanfictionKisah Bintang dan Bumi, Dua manusia dengan masa lalu mereka