Vote and coment!***
Author Side's
Seorang gadis tampak berjalan di kegelapan malam. Ingin segera sampai ke rumah, jadi ia mempercepat langkah kakinya. Mulutnya tidak berhenti menggerutu kesal. Tubuhnya lelah sekali. Menyelesaikan tugas kuliah di perpustakaan kampus.
Materi yang diajarkan dosen tadi pagi belum dapat dipahami, sehingga mengharuskannya mengerjakan tugas dengan membaca banyak buku di perpustakaan hingga larut malam.
Sebenarnya dia bisa saja meminjam beberapa buku untuk di bawa pulang. Namun dia terlalu enggan melakukannya, karena menurutnya itu sangat merepotkan.
Lelah menggerutu, matanya menyusuri jalanan yang lengang. Dia baru sadar, ini sudah hampir pukul 11 malam. Pantas saja jalanan sepi, pikirnya.
Niat hati ingin langsung kembali ke rumah dia urungkan. Teringat bahan makanan di kulkas sudah habis. Memutuskan mampir ke sebuah toko 24 jam.
Segera mengambil semua yang dibutuhkan. Tidak banyak, hanya berapa sayuran dan daging serta cemilan. Besok bisa belanja lagi. Sudah malam, dia bisa mendapat amukan dari sahabatnya jika pulang terlambat.
Victoria Kim, gadis yang baru kehilangan ayahnya sebulan lalu. Meninggal karena kecelakaan tragis yang berhasil merenggut nyawanya. Namun anehnya, jasad sang ayah ditemukan jauh dari posisi mobilnya. Dekat perbatasan hutan, dengan keadaan yang sangat mengenaskan. Badan penuh dengan cabikan mengerikan.
Gadis yang tak pernah melihat sang ibunda sejak lahir itu tentu sedih. Sosok ayah yang sangat dibanggakannya tak ada lagi. Sempat terpikir olehnya untuk menyusul sang ayah. Tapi dia bertekad untuk tidak berlarut dalam kesedihan. Dia harus bangkit dan kembali berjalan.
Bahagianya dia, mempunyai dua orang sahabat senasib. Kang Haneul dan Lee Youra. Sahabatnya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.
Orang tua Haneul dan Youra meninggal karena sebuah kecelakaan pesawat. Mereka sedang dalam perjalanan bisnis menuju Kanada. Saat itu Haneul dan kedua sahabatnya masih SMA. Perusahaan orang tuanya bangkrut karena tidak dipegang oleh orang yang benar.
Beruntung Haneul dan Youra mempunyai tabungan yang cukup untuk melanjutkan sekolah. Karena itulah, sekarang Victoria, Haneul dan Youra memilih tinggal dalam satu rumah yang cukup besar. Rumah peninggalan orangtua Victoria.
Namun demikian, mereka bertiga tetap berkerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Walau baru-baru ini Victoria mengundurkan diri dari pekerjaannya. Karena dia merasa tidak nyaman dengan salah seorang senior yang kerap kali mendekatinya secara terang-terangan.
Bukannya apa, hanya saja Victoria merasa kalau sekarang bukanlah waktu yang pas untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Fokusnya sekarang adalah segera menyelesaikan kuliahnya agar dapat segera bekerja dengan gaji yang memadai.
Victoria merasa bahan makanan yang diambilnya sudah cukup untuk kira-kira dua hari ke depan. Segera membawa seluruh belanjaannya ke kasir. Untung saja kasir sepi. Mungkin karena hanya dia pembeli yang masih tersisa pada jam selarut ini.
Victoria menyadari, kalau berjalan sendirian di tengah malam sunyi seperti ini amat menyeramkan. Apalagi suara yang terdengar hanya bunyi binatang-binatang malam dan angin lewat. Bangunan-bangunan kosong tak terpakai menambah kesan horor bagi yang melihatnya.
Tap! Tap!
Bulu kuduknya berdiri. Merasa ada yang mengikutinya, sontak Victoria menengok ke belakang. Tidak ada siapapun di sini selain dirinya. Victoria merinding setengah mati.
Memilih berlari saat melihat sosok bayangan mendekatinya. Tapi langkahnya terhenti melihat pemandangan di depannya.
Tubuhnya mematung. Gemetar dan nafasnya tak beraturan. Di depan sana, sekilas terlihat dua orang sedang berpelukan.
Namun bukan itu yang membuatnya ketakutan setengah mati. Matanya melihat jelas, sosok laki-laki yang tengah memeluk-- ralat, menancapkan taring ke leher sang perempuan. Ketika perempuan itu terlihat sudah tak bernyawa, laki-laki itu menggendongnya kemudian menghilang seperti tidak berbekas.
Tubuhnya membeku karena tiba-tiba ditarik oleh seseorang tidak dikenali. Dihempas kasar pada dinding bangunan kumuh. Orang itu--yang dia yakini laki-laki, mengungkungnya hingga tidak ada celah sedikitpun untuk melarikan diri.
Wajahnya tertutup tudung jubah panjang berwarna hitam. Tangannya menahan agar tubuhnya tidak bersentuhan langsung dengan laki-laki itu.
Sepersekian detik, Victoria merasa orang aneh ini menumpukan kepalanya pada perpotongan lehernya.
Merinding setengah mati ketika rambut laki-laki aneh itu mengenai lehernya. Kemudian dia merasa jika laki-laki itu menggeram tertahan.
Grrrr!
"Baby, kau sangat harum. Aromamu membuatku gila!"
Victoria tidak mengerti apa yang diucapkannya. Namun dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya sebentar lagi.
Victoria bergidik merasa laki-laki itu mulai mengecup lehernya. Sial! Dia jadi merasa menyesal mengenakkan baju yang memperlihatkan bahu dan leher jenjangnya.
Harusnya dia menuruti nasihat Haneul tadi pagi. Haneul bilang agar selalu memakai baju tertutup. Karena akhir-akhir ini berita pelecehan wanita ramai di media sosial.
Victoria mulai mencengkram baju yang dikenakan laki-laki didepannya, ketika merasa bahwa hisapan di lehernya semakin keras.
Mengumpulkan keberaniannya, tangannya mendorong kasar laki-laki aneh itu. Tapi laki-laki itu menahan tangannya, dengan satu tangan tetap mengungkung tubuhnya.
Victoria merasa laki-laki itu telah berhenti mengecupi lehernya. Namun tebakannya salah. Tubuhnya menegang ketika merasa benda tajam dan runcing menusuk lehernya perlahan. Mengoyak kulitnya. Matanya tertutup merasakan darahnya seperti ditarik keluar dengan paksa. Rasa perih menjalar dengan cepat. Sakit sekali.
"A-Apa yang k-kau, lakukan?"Victoria merasa kepalanya berkunang. Kakinya lemas tidak sanggup lagi menopang tubuhnya. Tubuhnya terasa melayang sebelum kegelapan merenggut kesadarannya.
"Tidur nyenyak dan dengarkan aku, Baby. Apapun yang kau lihat dan terjadi saat ini hanya akan menjadi bunga tidurmu..."
***
Ruangan 4×6 meter itu terlihat temaram. Hanya ada sinar lampu dari luar ruangan. Masuk sesosok berjubah hitam tengah menggendong seorang gadis yang tertidur--ralat, pingsan.
Ruangan itu adalah kamar. Sosok itu segera meletakkan gadis itu diatas ranjang agar dapat tertidur dengan nyaman. Setelahnya terlihat sosok itu menyelimuti dan mencium kening sang gadis.
"Kita akan segera bertemu lagi, Sayang. Wait for me..."
Sosok itu menyeringai kemudian menghilang begitu saja.
***
Withluv,
Moonlight
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blessed Blood
VampirosNo matter how many times death tries to tear them apart, Zaros and Victoria will definitely stay together, no matter what. Be it in a few years or thousands of years in the future~