No matter how many times death tries to tear them apart, Zaros and Victoria will definitely stay together, no matter what. Be it in a few years or thousands of years in the future~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*** Author Side's
Arsenio membawa Haneul ke kamar yang ditempatinya sebelumnya. Ia mendudukkan gadis itu ditepi ranjang, dengan dirinya yang berlutut dihadapannya.
Cahaya matahari menyusup diantara gorden, menyorot lembut ke wajah Haneul. Membuat Arsenio lagi-lagi mengumpat dalam diam, betapa cantik gadisnya. Dan betapa beruntungnya ia, ditakdirkan oleh Moon Goodes untuk memilikinya.
Haneul yang ditatap sedemikian, memalingkan wajahnya yang merona. Ia takut Arsenio bisa melihat rona kemerahan merebak dipipinya.
Tangan Arsenio bergerak, menggenggam lembut tangan sang gadis. Menatap manik indah yang sudah ia tetapkan sebagai favoritnya.
"Apa kau marah padaku?" Pertanyaan pertamanya setelah keduanya diam membisu.
Haneul mengernyit. "Marah untuk apa?" Tanyanya balik.
"Untuk aku yang membawamu ke sini, ketempatku. Padahal sebelumnya aku berkata akan pergi setelah melakukan hal itu."
Haneul balik menatap bola mata sabit didepannya. Gadis itu terlihat menghela nafas sebelum menjawab.
"Aku sedikit kesal padamu, tapi aku mencoba mengerti. Aku sudah memutuskan untuk mencoba memahami semuanya. Tepatnya semua hal yang terjadi padaku beberapa jam terakhir."
"Dari mulai pertemuan kita yang aneh. Sampai bagaimana aku bisa berada, ditempat yang tidak pernah bisa kuterima dengan nalarku."
"Jika memang seperti yang kau katakan, bahwa aku adalah pasanganmu, takdirmu, maka aku akan belajar mencintaimu. Seperti apapun dirimu."
"Karena aku baru ingin belajar dan mencoba mengerti dirimu, maukah kau membantuku untuk menunjukkan seperti apa dirimu yang sebenarnya?"
Arsenio tersenyum lebar hingga matanya terlihat menghilang. Ia mengangguk semangat.
"Tentu saja! Tentu saja, aku akan membantumu."
Haneul tersenyum tipis. "Tapi sebelum itu, aku ingin meminta satu hal padamu."
Arsenio mengernyit, "Apa itu? Selama aku mampu, aku pasti akan memenuhi segala keinginanmu."
"Aku ingin sekali mengunjungi sahabatku dan menjelaskan semuanya. Ia pasti bingung kenapa aku dan Victoria bisa menghilang secara bersamaan. Bolehkah aku pulang ke duniaku?"
Arsenio hendak menggeram marah. Ia berpikir Haneul hendak meninggalkannya.
Cepat-cepat Haneul menangkup rahang tegas didepannya. Mata sang lelaki berubah kemerahan. Haneul sedikit takut, tapi berusaha terlihat berani.
"Tristan, listen to me! Aku hanya akan pulang sebentar mengunjungi sahabatku untuk membuatnya mengerti, alasan mengapa aku harus berada disini bersamamu. Aku akan kembali lagi padamu. Aku janji!"