Vote and coment!
***
Author Side's
Sepasang manik indah itu perlahan terbuka, menampilkan iris coklat madunya. Matanya bergulir mengingat dimana dia sekarang. Gadis itu, Victoria perlahan duduk. Kepalanya sakit sekali. Berusaha mengingat apa yang terjadi semalam.
Keningnya mengernyit, ketika mengingat jelas apa yang terjadi tadi malam. Keringat dingin mulai keluar. Tangannya mencengkram selimut erat. Satu fakta mengejutkan untuknya.
Tuannya,bukan manusia...
Ia meraba lehernya untuk menemukan bekas gigitan tuannya semalam. Namun tidak ada. Cermin kecil diatas nakas juga sudah dapat membuktikan keanehan itu.
Lehernya mulus tanpa bekas apapun. Padahal biasanya luka sekecil apapun pasti akan berbekas. Setidaknya butuh waktu untuk sembuh.
Victoria pikir, makhluk seperti Vampire, Werewolf dan semacamnya, hanya ada difilm atau novel-novel fantasi. Tapi baru tadi malam, dia melihat jelas makhluk itu didepan matanya, bahkan mengigitnya.
Jam menunjukkan pukul 06.13, Victoria menimbang haruskah dia keluar dan menemui Tuannya. Tapi dia takut sekali, tubuhnya masih bergetar, lemas.
Victoria memilih mandi untuk merilekskan pikirannya. Setelah mandi, dia menggunakan salah satu dress pendek yang ada dilemari baju dikamarnya.
Menarik nafasnya, sebelum dia menyentuh handle, terdengar ketukan pelan dipintu. Disusul suara pintu terbuka, dan muncul perempuan berusia sekitar setengah abad yang memakai pakaian khusus pelayan. Dia menunduk sekilas, kemudian berkata, "Lady, sudah ditunggu Tuan diruang makan."
"Iya. Tapi Bibi, bisakah kau tidak memanggilku seperti itu? Aku kurang nyaman mendengarnya," Victoria berkata pelan, takut menyinggung wanita didepannya.
"Maaf Lady, ini perintah Tuan," dia menunduk.
"Bagaimana jika Bibi memanggil namaku saja," mencoba untuk menawar.
"Baiklah, Lad-eh, Victoria." Victoria tersenyum mengangguk.
"Ngomong-ngomong siapa nama, Bibi?" Victoria bertanya, kakinya melangkah mengikuti pelayan itu.
"Nama saya, Azura. Saya adalah kepala maid dimansion ini," wanita itu perkenalkan diri.
"Baiklah, aku akan memanggilmu Bibi Azura. Oh, iya Bibi, jangan terlalu formal denganku itu membuat kurang nyaman. Bisakah?" Victoria mengerjap bertanya.
Wanita paruh baya itu tersenyum lalu mengangguk. Victoria tersenyum puas. Dia senang, mendapat satu orang teman disini.
***
Victoria menegang, melihat dua orang laki-laki yang duduk di meja makan, membelakanginya. Siapa itu?
Victoria tidak bergeming, bahkan saat Taeyong menatapnya lembut. Taeyong menghela nafas melihatnya, sepertinya gadisnya masih takut kepadanya. Ia terkekeh kecil.
Berdiri, dia merangkul pinggang ramping sang gadis mendudukkannya di pangkuannya. Victoria membulat saat tubuhnya jatuh kepangkuan tuannya. Tubuhnya meronta ingin lepas, tapi pelukan Taeyong di pinggangnya sangat erat. Membuatnya hanya pasrah.
Taeyong terkekeh melihatnya. "Itu lebih baik, Baby. Biarkan aku menyuapimu. Kau ingin yang mana?" Tanyanya mengarah pada berbagai sajian dia atas meja.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Blessed Blood
VampireNo matter how many times death tries to tear them apart, Zaros and Victoria will definitely stay together, no matter what. Be it in a few years or thousands of years in the future~