10. 🌹Blood {Permission}

42 5 1
                                    

Vote and coment!

Bantu koreksi typo ya, guys!

Selamat membaca!

***

Author Side's

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Author Side's

Haneul mempercepat langkah ketika gerbang rumahnya telah terlihat. Matanya kembali melirik pergelangan tangan ke arah benda yang melingkarinya. Pukul 20.47, belum terlalu malam, pikirnya.

Ia ingin segera sampai rumah dan merebahkan diri di kasur empuknya. Rencananya ia akan tidur sampai esok siang.

Selain karena tubuhnya sangat letih, dipaksa berkerja seharian setelah jam kuliah selesai, hari ini Youra tidak ada dirumah. Dia memilih tidak pulang dan menginap di rumah temannya yang lain. Jadi Haneul bisa bermalas-malasan sampai besok.

Sampai di depan rumah, tangannya menggeser gerbang yang mengakibatkan terdengar deritan besi yang bergesekkan.

Suasana malam ini sunyi. Bahkan bintang pun enggan menampakkan diri. Jarak rumahnya dengan rumah tetangga sekitar lumayan jauh. Karena rumah keluarga Kim ini terbilang cukup besar.

Ia membuka tasnya mengambil kunci. Seingatnya ia meletakkannya di bagian dalam tasnya. Tapi setelah mencari-cari ia tak menemukannya.

Haneul ingin menangis sekarang. Bagaimana ini? Ia tak memiliki kunci cadangan. Perasaanya sudah tidak enak sejak jalan pulang tadi. Apalagi ini hari pertama bulanannya.

Ditambah mood-nya hancur karena tak sengaja menumpahkan kotak berisi tumpukan minuman kaleng saat bekerja. Belum cukupkah penderitaanya hari ini?

Srek!

Tap! Tap! Tap!

Haneul terdiam. Suara apa itu? Itu bukan suara hewan malam. Suaranya terdengar seperti langkah kaki seseorang.

Ia mengawasi sekitarnya. Hanya jalanan lengang dengan remang lampu yang menyinari. Haneul benar-benar ketakutan sekarang.

Memang sejak tadi ia merasa ada yang tidak beres. Rasanya seperti diawasi oleh sesuatu.

Situasi panik membuat otaknya memikirkan ide terdesak. Haruskah ia lari dan berteriak meminta pertolongan sekarang? Tapi siapa yang akan mendengarnya di jam seperti ini?

Tangannya tanpa sadar merogoh bagian depan tas miliknya dan menemukan benda yang sedari tadi dicarinya, kunci.

Cepat-cepat ia membuka pintu rumah dan menguncinya dari dalam. Kakinya lemas seperti kehilangan tenaga.

Setidaknya saat ini ia merasa aman dirumahnya sendiri...

Ia tidak mungkin menelepon Youra dan memintanya untuk pulang di jam selarut ini. Itu hanya akan membuat Youra panik dan mengkhawatirkannya.

The Blessed BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang