Vote and coment!
***
Author Side's
Semilir angin menerpa lembut wajah Victoria. Membuat anakan rambutnya sedikit melambai terbawa angin. Udara sore hari sangat sejuk. Apalagi dengan menatap pemandangan hijau didepannya. Membuat matanya segar kembali sehabis menangis.
Victoria berada ditaman belakang yang sangat luas. Victoria menemukannya ketika berjalan-jalan mengelilingi mansion.
Taman ini sangat indah. Meski jarang bunga warna-warni, tapi terlihat sangat asri. Dengan banyak tanaman hias yang terawat rapi disekelilingnya. Juga rumah singgah dari kayu yang terlihat nyaman dan bersih.
Victoria naik keatas salah satu jembatan yang ada di taman itu. Dia menatap tampilan dirinya di air sungai buatan yang tenang dan jernih. Banyak ikan-ikan kecil yang berenang didalamnya. Diseberang jembatan, ada pondok kecil tempat bersantai dan minum teh.
Victoria sangat nyaman berada ditaman itu. Bagaikan healing tersendiri untuknya.
Kembali melamun memikirkan nasibnya kedepan. Dia ingin menjadi seperti ikan yang bisa dengan bebas berenang bermain riak air atau burung yang terbang bebas di angkasa.
Baru sehari disini, dia sudah kesepian. Dia ingin bertanya kabar kedua sahabatnya, tapi dia tak ingat kapan terakhir memegang ponsel dan dimana meletakkannya.
Tanpa sadar, sepasang manik mata yang mengawasi pergerakkannya, akhirnya mendekat. Dia, Javan.
"Hai, Manis. Sedang apa disini?" Sapanya riang.
Victoria tersenyum senang melihatnya. Jarang yang mau berbicara dengannya ketika disini. Semua akan langsung menunduk hormat ketika melihatnya. Dan Victoria merasa risih dengan itu semua. Tidak mengerti mengapa mereka memperlakukannya layaknya seorang ratu yang dijaga sungguh-sungguh.
"Hai, Javan. Habis dari mana?" Tanyanya melihat Javan berpakaian rapih.
Javan sangat tampan sore ini. Dia mengenakan jean's dan kaus hitam senada. Dilengkapi dengan sneaker's putih. Sepertinya dia orang yang cukup stylis.
Javan mengendikkan bahu acuh, "Jalan-jalan sore berkeliling kota." Menjawab seadanya.
"Sudah lama aku tidak berkeliling dunia manusia. Dan sekarang sangat ramai penduduk. Aku tidak menyangka akan seramai itu," Victoria mengela nafas sedih.
Kening Javan berkerut. "Tunggu, tadi aku mendengarmu memanggilku dengan nama asliku. Apakah itu benar? Lalu mengapa kau terlihat sedih ketika aku bercerita tentang pengalamanku?," Javan bertanya panjang lebar.
Victoria menghela nafas, lagi. Kemudian menggeleng pelan. Semakin membuat Javan bingung dengan tingkahnya.
"Aku akan memanggilmu Javan, kalau kau suka. Dan aku tidak sedih, aku hanya rindu pada kedua sahabatku. Aku ingin tahu bagaimana kabar mereka," Victoria hampir menangis sebelum dia mengusap airmatanya yang akan jatuh.
"Apakah mereka cantik?" Javan sedikit menggodanya. Mencoba menghibur gadis cantik didepannya.
Victoria mengangguk. Dia tidak berbohong. Karena menurutnya Haneul dan Youra memang cantik. Sangat cantik malah.
Javan berbinar mendengarnya. "Apakah aku boleh berkenalan dengan mereka?" Tanyanya dengan tatapan memohon. Victoria mendengus dibuatnya.
Senyuman dan anggukan dia berikan. Membuat Javan bersorak riang. Victoria tertawa kecil melihatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Blessed Blood
VampireNo matter how many times death tries to tear them apart, Zaros and Victoria will definitely stay together, no matter what. Be it in a few years or thousands of years in the future~