7. 🌹Blood {Mating?}

2 0 0
                                    

Vote and coment!

***

Author Side's

Victoria merasa tidurnya terganggu saat merasakan bibirnya dikecup berulang-ulang. Pelakunya hanya tersenyum saat Victoria membuka mata, menatapnya kesal.

"Apa yang kau lakukan, Zaros? Kau mengganggu tidur nyenyakku!" Bibirnya mengerucut sebal.

Entah sejak kapan Victoria merasa lebih berani berhadapan dengan laki-laki itu. Seakan rasa takutnya kemarin sirna begitu saja.

Zaros terkekeh kecil dibuatnya, "Sebegitu nyamannya kah, pelukanku hingga kau tidak ingin beranjak dari tidur nyenyakmu?" Alisnya terangkat menggoda.

Wajah Victoria memerah. Saat itu juga dia bangkit sambil menghentak-hentakkan kakinya menuju kamar mandi.

Zaros dibuat gemas dengan tingkah laku Queen-nya pagi ini. Sayangnya dia harus kembali merasakan panas di kerongkongannya. Membuatnya melesat cepat menuju suatu ruangan.

Dia tak ingin lepas kendali menghisap darah matenya. Dia akan melakukannya jika Victoria mengizinkannya.

Sebelum mendapat persetujuan, lebih baik dia merasakan kerongkongannya terbakar daripada harus menyakiti gadis kesayangannya.

***

Victoria selesai mandi dan menggunakan dress pendek pilihannya. Dress putih dengan motif bunga, tampak cantik dengan pita disisi pinggangnya.


Saat keluar, Victoria tak menemukan sosok Zaros dikamarnya. Mungkin sudah keluar atau di ruang makan, pikirnya.

Victoria berjalan seorang diri menuju ruang makan. Sesekali berdecak kagum menatap ornamen-ornamen indah didinding lorong yang dilewatinya.

Beberapa pelayan terlihat sibuk hilir mudik membersihkan ruangan. Tangan mereka terlihat lincah memegang alat kebersihan. Bergerak seperti robot seolah tak merasakan letih.

Victoria kembali berpikir jika mereka juga termasuk dalam kaum makhluk penghisap darah. Jika iya, berarti hanya dia seorang manusia disini.

Tinggal bersama belasan atau bahkan puluhan makhluk yang bisa kapan saja membunuhnya. Victoria bergidik ngeri membayangkan.

Ketika kakinya melangkah, satu dua pelayan menyapanya ramah. Membuat Victoria menepis segala pemikiran buruknya barusan.

Sampai di meja makan, ternyata ada sekitar sepuluh orang pelayan tengah berdiri. Menunggu perintah tuannya.

Namun, baru Victoria yang datang. Kemana kedua laki-laki bersepupu itu? Apakah Javan masih tidur? Ah, itu tidak mungkin.

Menurut pengetahuannya, Vampire tidak butuh tidur. Mereka hanya memejamkan mata, mengistirahatkan tubuhnya. Tapi tetap sepenuhnya terjaga.

Melihat ada Azura sang kepala pelayan, Victoria bertanya, "Dimana Zaros dan Javan, Bibi? Apakah Javan masih dikamarnya?"

"Tidak Lady, hari ini Tuan Zaros dan Pengeran Javan sedang berada diluar, jadi mereka menitipkan pesan tidak bisa sarapan bersama." Victoria mengangguk paham. Meski agak risih dengan panggilan asing ditelinganya. Mungkin mereka belum terbiasa memanggilnya sesuai namanya.

"Kalau begitu, mengapa banyak sekali makan diatas meja. Siapa yang akan memakannya, Bibi?"

Victoria heran melihat meja makan penuh dengan berbagai macam makanan. Siapa yang akan menghabiskannya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Blessed BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang