BABU

1.6K 199 17
                                    

Karina melepas bathrobe yang ia kenakan setelah selesai berendam dan mandi sekitar empat puluh menit lama nya. Memakai baju yang akan ia kenakan setelah sebelumnya jari jemari nya memilih beberapa pakaian yang berada di dalam lemari. Ia menuju meja rias untuk memoles sedikit make-up di wajah nya dan tak lupa pula dirinya memakai concealer di beberapa titik spot kissmark di leher dan bagian dada nya karena ulah gadis itu semalam. Karina sangat kesal bagaimana bisa ia mendapatkan tanda merah sebanyak ini? Karina menduga jika gadis itu brutal sekali menciumi nya semalam, ia tidak bisa ingat bagaimana rasa nya karena ia mabuk berat.



“Jangan Cuma minum aja. Saya lapar jadi cepatlah buatkan saya sarapan sekarang” Titah Karina saat menghampiri Gadis Kim di dapur sedang meneguk habis air putihnya.



Winter menaruh gelas kosong itu cukup keras, masih pagi sudah disuruh-suruh seperti ini.



“Tidak ada penolakan sayang..” Sergah Karina saat melihat Winter ingin menghindarinya.



“Sayang? Jijik banget deh kalimat itu keluar dari mulut orang yang udah ambil kevirginan aku semalam!” Ucap Winter ketus, Karina tadi nya ingin menyahuti ucapan nya namun urung ketika melihat sosok gadis itu sedang memasak sesuatu dan sorot mata Karina lebih meneliti setiap lekuk tubuh Gadis Kim dari belakang sini. Terlihat mungil dan juga… Menggoda.



“Not bad. Kamu pinter masak juga” Ucap Karina saat mencicipi masakan yang baru saja Winter hidangkan di atas meja di depan Karina.



Winter menunggu wanita dewasa itu yang fokus dan khidmat sekali melahap makanan nya, tanpa suara ataupun dentingan sendok berbentur dengan piring. Suasana hening dan juga tenang melingkupi ruangan dapur ini.



Gadis Kim sebelumnya sudah makan sebelum Karina menghampirinya. Jadi dia hanya perlu menunggu wanita dewasa itu selesai dengan acara sarapan nya.



“Ah.” Karina menghela nafas panjang, perut nya sudah terisi penuh.



Winter mungkin terlalu fokus menatap wajah Karina sambil melamun hingga tanpa sadar Karina sudah menyelesaikan sarapan nya dan kini Karina menautkan alis nya melihat Winter yang terus menerus tersenyum sambil menatap nya tidak berkedip mata sekalipun.



“Ekhem…”



Winter tersadar.



“Ngapain kamu lihat-lihat saya seperti itu?”



“A-akuu..? Enggak kak!”



“A-anu,, i-ituu..”



“Apa?! Ngomong yang jelas”



“E-enggak kak.. Maksudnya..”



“Maksudnya apa? Apa yang kamu lihat?”



“A-aku?? Li,,lihat? Maksud kakak..” Winter tidak mengerti.



“Tadi itu kamu liatin saya terus, tanpa ngedip. Kamu juga kelihatan salah tingkah saat kepergok ngelihatin wajah saya ini” Ucap Karina memperjelas.



Lho emang iya??
Tadi aku liatin Kak Karin segitunya tanpa ngedip?? Seriusan deh. Kenapa Kak Karin to the point banget jelasin nya.
Kan maluuuuuuuuu!



“Oh… E-enggak kok Kak Karin, A-aku,, Cuma..”



“Cuma apa hm…?”



“I-itu..”



“Apa?”



“A-aku,, Cuma,,”



FEEL MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang