SALAH PAHAM

1.8K 192 26
                                    

Tepat pada sore hari nya. Sesuai dengan janji nya kepada sang adik. Yeri mengantar Winter untuk bertemu Karina di kediaman nya. Tentu saja Yeri mengonfirmasi terlebih dahulu dengan Lia apakah Karina berada di kantor ataukah di tempat lain. Dan Lia mengatakan Karina sedang ada di apartemen namun ia pun mengatakan pula agar jangan menemui Karina untuk hari ini. Jika esok tak apa. Yeri sedikit tak mengerti mengapa ia tak diperbolehkan menemui Karina sekarang. Namun sosok Yeri tak akan pernah mendengar siapapun. Ia tetap mendatangi wanita itu demi sang adik yang kian menjadi merengek kepadanya. Ck. Memang.

“Calm down baby~” Ucap Yeri seraya menggelengkan kepala heran melihat si adik membuka cepat seatbelt nya dengan terburu. “Tenang sedikit bisa? Jangan ketara banget deh. Kakak tahu kamu kangen banget sama Karina.”

Karena iya, itu si Kim Winter kelihatan banget kangen nya. Bucin nya. Sampai-sampai buka seatbelt aja kesusahan begitu gegara gugup mau ketemu doi. Jadi yaudah Yeri bantuin bukain eh tuh anak bukan malah bilang makasih atau apa malah kabur duluan turun dari mobil terus buru-buru pergi ke apartemen nya Karina. Yeri yang masih di parkiran cuma natap heran, itu Winter sejak kapan bisa lari cepat? Karena biasanya malas akut, buat jalan aja kayak keong.


“Kakak lambat banget deh. Mendingan pergi aja, biarin adek sendiri.” Gerutu nya pelan kepada sang kakak yang baru saja menyusul nya. Kini mereka berada di dalam lift.

“Kamu! Masih mending ya kakak ijinin ketemu Karina. Sekarang malah ngusir kakak pergi.”

“Lagian yakin sih kalau kakak biarin kamu sendiri yang ada malah kamu menginap disana.” Balas nya kemudian. Agak mendelik dengan smirk.


“Kakak juga kalau kangen sama Kak Saeron suka nginap di apartemen nya berhari-hari. Kenapa adek nggak bleh gitu juga?” Debatnya tak terima.


“Karena kamu centil. Pasti minta di nakalin sama Karina nantinya. Kamu masih ilegal dek~ Gak boleh berlebihan. Pacaran yang sehat aja.” Mulai deh Yeri ceramah. Winter Cuma mendengus kesal.

“Udah legal kok. Udah boleh. Adek juga pacaran nya sehat kok gak gimana-gimana.”

“Yaudah mending pulang aja sekarang!” Tungkas nya seraya menggenggam lengan sang adik. Kemudian akan menekan tombol lift namun urung di batalkan oleh Winter.


“KAK JANGAN~!!”


“Ketemu Kak Karin aja belum.” Balasnya kemudian. Tuh air muka nya beneran mau nangis. Jadi yaudah Yeri ngalah aja.


“Makanya nurut sama kakak dek.”






Berulangkali Lia menghubungi Karina. Namun nomor yang di tuju sedang tidak aktif. Dia Cuma takut kalau Yeri benar-benar mendatangi sahabatnya itu. Bukan apa… Tapi situasi dan kondisi nya pasti bakalan rumit kalau mereka bertemu. Lia gak bisa bayangin apa yang bakalan terjadi nanti.


Satu hal.


Lia telah mengetahui bahwa Karina memiliki hubungan lain dengan Winter. Maka dari itu, kecemasan nya sekarang meningkat.







Pip!













Pintu apartemen terbuka. Winter tersenyum senang kala mengetahui bahwa sandi apartemen kekasihnya ini masih sama belum berubah. Ia pun perlahan masuk ke dalam, terlihat sepi dan rapih seperti terakhir kali ia berkunjung kesini. Di belakang nya, Yeri hanya mengikuti sang adik melangkah.


Winter telah memeriksa beberapa ruangan namun Karina tak ada disana. Hanya kamar saja yang belum ia periksa. Maka dengan langkah hati-hati ia pun menuju kesana, namun anehnya pintu kamar sedikit terbuka. Bukan sosok Karina banget jika pintu kamar terbuka seperti ini. Winter agak mengernyit namun tetap melangkah kesana. Degub jantung nya benar-benar berpacu dengan cepat. Namun ada sedikit kerisauan terbesit.




Ceklek~




Pintu Winter buka selebar mungkin. Sontak kedua matanya membelalak.


Nafasnya langsung tercekat kala melihat pemandangan menyakitkan di depan nya. Hati nya memanas perih. Seolah tercabik-cabik hingga koyak. Ia mengepalkan kedua tangan nya. air mata nya berjatuhan deras. Ia menggeleng tak menyangka. Kini nafas nya memburu tanda ia di landa api amarah yang kian membara.


Winter merasakan sebuah tangan merangkul bahunya dengan lembut. Winter menoleh dan mendapati Yeri tengah tersenyum seraya menatap nya dengan pengertian. Winter dapat mengartikan tatapan sang kakak. Ia tahu. Namun… Winter pun membalas tatapan itu, seolah mengatakan “Beri aku sedikit waktu.” Dan Yeri mengangguk.


Kemudian atensi nya mendelik tajam kea rah hadapannya.



“YOO JIMIN! Wht are u doing?!” Teriak nya keras, memberhentikan aksi salah satu dari mereka yang tak menyadari kehadiran Winter.


Karina melirik ke arah nya, sontak terkejut. Ia tak tahu jika kekasihnya ini mengunjungi nya kemari, dan ia tak menyangka akan membuat sang kekasih semarah ini kepadanya.


“Minjeong~ah..” Lirih nya lemas. Karina menepis pria yang sebelumnya bersama nya. Ia menepis kasar pria itu yang akan membuka pakaian nya. Ia tak mau jika Winter salah paham.


Winter yang melihat Karina yang beranjak dari ranjangnya, akan mendekat ke arah nya buru-buru mundur beberapa langkah.



“Stop!” seraya menggeleng tegas dengan rahang yang mengeras. “Aku benar-benar merindukan mu. Dan apa yang kulihat ini?! Kau malah bersama pria asing itu. Membawa pria ke dalam apartemen mu, berduaan?! Ck. Bahkan bajingan itu membuka pakaian mu, kau pun diam tak menolak. Apa aku mengganggu aktivitas kalian yang akan making love HUH?!! Gerreu. Lanjutkan, aku benar-benar membencimu Jimin~Ah.” Winter memborbardir wanita itu dengan nada memaki. Bohong jika ia tak sakit melihat kekasih seperti ini.


“Aanniiya! Chagiya.. Dengarkan aku dulu. Kamu salah paham. Tolong jangan pergi, aku pun merindukan mu. Sangat.” Karina menahan Winter. Ia menggenggam lengan kekasihnya seraya memohon. ‘



“GEUMANHAE!” Winter menepis kasar Karina. Ia merasa jijik. Karina yang melihat tatapan terluka kekasihnya ini membuat hati nya pun merasa sakit.



Winter pun berlari pergi dengan tangis, suasana hati yang sakit terkoyak habis. Karina yang akan menyusul nya di tahan oleh Yeri. Kini Yeri benar-benar mengerti mengapa Lia melarang nya menemui Karina di sore hari ini. Ternyata ini jawabannya.



“Lagi?” Yeri tersenyum smirk. “Karina kau benar-benar mengecewakan, sungguh.” Kemudian melenggang pergi.





Karina? Dia luruh lunglai di lantai. Ia bersimpuh seraya menangis sejadi-jadi nya. tubuhnya benar-benar lelah dan sekarang ia benar-benar di terpa badai yang cukup membuatnya rapuh. Pria itu mendekat, mendekap nya dalam pelukan hangat. Berusaha sebisa mungkin menenangkan nya yang masih terisak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FEEL MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang