SIUMAN

1.4K 183 8
                                    

Drrrttt.... Drrttt...








Suara getar ponsel tersebut mengalihkan pandangan nya yang terpusat pada wajah pucat gadis Kim yang masih menutup mata.


Segera Karina meraih ponselnya, berdecak sebelum menggeser ke tanda hijau. Ia tahu siapa penelpon ini.


"Sudah ku bilang jangan bertanya apapun. Keputusanku tak bisa di ganggu gugat, sudah final."


"Okay.. Tapi tolong kendalikan dirimu, apa tidak terlalu berlebihan?"


"Berlebihan kau bilang?! Pria sialan itu pantas mendapatkan ganjaran nya. Hukuman yg ku beri bahkan tak setimpal."


"Dia memiliki keluarga, mempunyai seorang anak yang masih balita. Karina pikirkan kembali keputusanmu itu. Aku tahu kamu marah besar atas apa yang telah terjadi.. Namun---"


"Cukup Lia! Kau pikir aku bisa baik baik saja jika Winter dilecehkan seperti itu? Hampir diperkosanya! Aku tak akan tinggal diam. Bajingan itu tak tahu berurusan dengan siapa. Dan lagi, untuk perkara ini kau hanya perlu membungkam media dan orang-orang yang berada di tkp."


"Arraso... Kau percayakan saja semua nya padaku. Tapi ada satu yang membuatku cemas, aku tak bisa menangani nya."



"Katakan!"



"Kim Yerim. Dia terus saja menghubungiku. Kau tahu betul dia siapa bukan? Ya. Kakaknya Winter. Aku tidak tahu harus mengatakan apa kepadanya karena Winter bahkan sampai larut malam ini belum juga pulang kerumah karena dia bersamamu."



"Itu mudah. Apa yang perlu kau cemaskan Lia. Kau tenang saja. Biar aku yang urus."


"Dia menitipkan Winter kepadaku, bagaimana bisa aku tak becus menjaga nya. Dia akan marah besar jika tahu ap----"


"Dia tidak akan tahu jika kamu tetap bungkam. Jangan berbicara apapun, kamu tenang saja. Aku cukup dekat dengannya."


"Aku mencurigaimu Karina. Ada apa denganmu dan Winter eoh? Kalian seperti sudah mengenal satu sama lain sebelum aku merekrutnya menjadi sekretarismu. Bahkan kamu dekat pula dengan kakaknya? Ah! Jinjja.. Kau menyembunyikan sesuatu dariku."


"Baiklah, tidak ada yg perlu dibahas. Aku tutup telepon ini. Bye."




Tut!




Karina melempar ponselnya, ia lantas kembali fokus kepada gadis nya yang terbaring tak sadarkan diri. Berulangkali ia mengecup tangan mungil itu seraya memohon untuk nya segera siuman.




"Sayang... Kumohon, bukalah matamu."



...



Sepasang manik mata berwarna coklat terang mengedarkan pandangan nya. Ia melihat dan memperhatikan setiap sudut ruangan yang ia tempati.



Ini sangat asing.



"Akkh!"


Gadis itu meringis, hanya karena gerakan kecil ingin bangkit dari posisi berbaring nya. Terasa begitu nyeri di bagian punggung.


Ia baru menyadari. "Ini pasti karena dorongan pria sialan itu... haishhh!"



Winter tak ingat apapun setelah pingsan beberapa waktu yang lalu. Kepala nya sungguhan masih terasa pusing. Terakhir ia hanya ingat dirinya berada dalam pelukan seseorang.. Setelah insiden itu.







FEEL MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang