KESAL

1.1K 167 4
                                    

Semakin dewasa yang ia inginkan hanyalah beristirahat dengan cukup. Jika perlu tidur seharian. Bermalas-malasan di rumah.


Karena sungguh, rutinitas nya sangat melelahkan. Terlebih bekerja dengan bos yang menyebalkan, selalu sesuka hati memerintah.


Bahkan pagi ini ia di buat kesal sekali oleh bos nya, ya Karina Yoo Jimin. Apalagi jika bukan sebuah perintah yang sangat di haruskan untuk si Kim turuti. Batin nya tiada henti menggerutu, lengkungan bibir nya yang ke bawah serta hentakan kasar langkah kaki gadis Kim kala menuju kamar mandinya untuk mandi. Tentu saja dengan air hangat. Perlu di ingat gadis yang satu ini sungguh membenci dingin.


Mandi, berpakaian, merias wajah. Sudah. Ia kini menuruni tangga dengan langkah malas menuju dapur. Bukan untuk sarapan karena waktu yang ia miliki tak akan cukup, lagipula ia tak terlalu merasa lapar. Mungkin kopi di pagi hari ini akan membuat dirinya setidaknya merasa membaik, terlebih mood nya. ia sungguh membutuhkan kafein.



“Adek nggak sarapan? Kenapa malah bikin kopi.”


Lantas suara itu mengejutkan nya yang tengah melamun sesaat. Ia melirik sang kakak yang perlahan mendekatinya.


“Lagi gak pengen makan kak, kopi aja sudah cukup kok.” Balasnya, menghindari tatapan tak suka dari sang lawan yang kini tengah mengeryitkan dahi.


“Jangan gitu dek, pagi hari tuh harusnya sarapan. Masih bisa ditoleransi kalo kamu bikin cappucinno atau semacamnya yang kadarnya rendah. Tapi apa ini? Kamu bikin blackmoccha.”


Winter hanya tersenyum simpul, ia tahu sang kakak akan marah. Kadarnya memang cukup tinggi untuk di nikmati di pagi hari ini.


“Ini yang terakhir, adek gak akan bikin lagi. Kak Yerimiee~ Tolong jangan marah ya. Forgive me.” Sedikit memelas namun tak mempan untuk sang kakak.


Winter segera membawa cup kopi nya, menyampirkan tas dan tangan nya yang lain membawa beberapa berkas.


“Aku ke kantor ya kak. I Luv u~” Di akhiri dengan sebuah kecupan di pipi, Yeri sempat tersentak ingin rasanya menarik paksa sang adik untuk duduk di meja makan lalu sarapan bersama. Namun adiknya itu sudah berlari menuju pintu keluar.


“Yak! Minjeong~ah… Setidaknya kau sarapan terlebih dahulu.” Teriak nya lantang, seraya mendengus kesal dengan Winter yang selalu tak memperdulikan kesehatan nya.





Winter terkikik mendengar teriakan sang kakak, ia lebih baik pergi menghindari amukannya. Bisa berabe nanti. Namun belum sempat ia melangkahkan kakinya menuju garasi, sudut matanya menangkap objek sebuah mobil yang terparkir di depan gerbang rumahnya. Ia tahu betul, siapa pemilik mobil itu.


‘kenapa pula dia repot-repot menjemputku. Dia bahkan bukan tipikal orang yang ingin di repotkan.’


Dengan berat hati Winter menghampiri mobil itu, lalu membuka pintu dan masuk ke dalam sana.


Di sisi lain, Karina menahan senyum nya. Kala menghirup aroma parfume khas gadis di samping nya ini. Wangi nya sangat cocok dengan gadis itu, ia menyukainya. Sudah sedari semalam bahkan tak bisa tidur hanya karena ini.


“Seharusnya kakak tidak perlu repot menjemputku.” Winter membuka suara, melihat Karina yang terpana akan dirinya. Tatapan nya begitu terkunci.


“Kamu lupa? Kita akan menghadiri pertemuan penting. Maka saya tidak ingin ada nya keterlambatan, termasuk dirimu.”


Karina melihat tubuh Winter dari atas lalu ke bawah sampai tiga kali kemudian ia menelan ludahnya. Gadis itu memang memakai pakaian formal nya, namun skirt span yang ia kenakan hanya menutupi seperempat pahanya bahkan dengan kemeja putih bercorak ketat itu sungguh menunjukkan dengan jelas lekuk tubuhnya. Seketika itu juga ia merasakan suhu tubuhnya meningkat. Ia lampiaskan dengan mencengkram setir kemudi dengan erat.




“Shit…! Ini bukan waktu yang tepat” Geram nya, menutup matanya sesaat seraya menarik nafas dalam mencoba untuk tenang.



Winter yang melihat keanehan akan bos nya itu, merasa gusar. Ia tak nyaman. Terlebih kala ia melihat sorot manik kedua mata Karina yang berubah menjadi dark blue pekat. Ini bukan kali pertama ia melihat perubahan mata nya.



‘Sebenarnya dia kenapa?’



“Bukan bermaksud mengomentari. Tapi kamu gak boleh datang pada sebuah pertemuan dengan pakaian seperti itu. Pakai lah sesuatu yang lebih layak.” Nada bicara nya terdengar tak suka. Karina kemudian melajukan mobilnya, Winter melihatnya dengan jengkel.


Layak? Jadi dia mengartikan bahwa yang aku pakai ini... Haissshhh! Menyebalkan dasar wanita angkuh. Batinnya kesal.


Selama perjalanan, Winter diam seribu Bahasa. Dan Karina yang tak peduli apapun.






Winter tertinggal cukup jauh, Karena Karina berjalan cepat. Bahkan sebelumnya sewaktu di parkiran Karina menutup pintu mobil dengan membanting nya keras. Sikap Karina ini sungguh membuat Winter tak paham.


‘Dia ini kenapa sih? Marah-marah nggak jelas, apa aku melakukan kesalahan ya. Atau memang mood dia sedang tidak baik. Ah! Entahlah. Peduli apa aku.’


“Wohoooo~ Adek keliatan beda banget, Cantik bahkan lebih dari itu.” Puji Lia tulus saat Winter dan Karina sudah berada di hadapan nya. Tak henti henti Lia memandang Winter dengan sorot mata berbinar, kemudian memeluknya.


“Makasih kak.” Winter memberikan senyum malu nya.


Karina mendecih tak suka. Menatap sinis kedua insan di hadapan nya. ia masih dalam perasaan hati yang kesal. “Lia.. Untuk orang sepertimu, jangan terlalu memuji nya berlebihan.”


“Ada apa denganmu Miss Yoo. Suasana hatimu sepertinya sedang buruk, ketus sekali. Lagipula semua orang pasti akan berpendapat sama denganku, memujinya secara terang-terangan dan berlebihan.”


“Tak peduli dengan yang kau ucapkan. Cepat antar aku ke ruangan pertemuan itu.” Titahnya.


“Ya yaaa,, terserah padamu Miss Yoo terhormat. Mari kuantar.” Lia memutar bola mata nya malas.



“Dek~ Jangan terlalu dekat dengan nya, dia sedang dalam mode reog.” Bisik Lia pelan seraya melirik Winter.


“Jangan kau pikir aku tak mendengarmu, Nona Lia!” Karina makin kesal.

FEEL MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang