PELECEHAN

1.5K 172 10
                                    

Karina, Winter dan juga Lia kini mereka semua sudah berada dalam ruangan yang sama. Menghadiri sebuah pertemuan, Dengan para hadirin yang tentu nya termasuk orang-orang penting dan terpandang. Dua puluh menit berlalu sesi ini belum juga selesai.

Suasana hati Karina masih berantakan. Ia semakin geram kala mendapati tatapan para pria yang ada di ruangan ini melirik ke arah gadis yang berada disampingnya dengan sorot mata penuh, menyirat ingin. U know..

Sudah cukup. Karina muak, tak bisa menahan diri. Ia segera membuka jas formal nya kemudian menyampirkan nya ke bahu gadis disampingnya. Memakaikan nya dengan benar, bahkan mengancingkan semua kancing jas formalnya.

Winter… Yang mendapat perlakuan seperti itu mengernyitkan dahi, ia tak paham. Sekarang apa lagi? Ia ingin bertanya namun urung karena bisikan Karina.

“Diam, jangan tanyakan apapun dan jangan coba melepaskannya. Sampai pertemuan ini berakhir.” Penuh penegasan tanpa bisa dibantah.

Karina tak melihatnya, melirik saja tidak. Namun Winter tahu Karina sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Entah untuk alasan apa, ia tak tahu. Terbukti jelas dengan tangan sebelah kanan Karina menggenggam erat tangan kiri miliknya. Seperti teremas, ini sakit jika boleh mengaduh namun tak apa jika mampu membuat Karina dalam keadaan tenang.

Di seberang nya, ada Lia yang memperhatikan mereka. Dia cukup jeli untuk mengetahui sesuatu. Ia hanya khawatir jika setelah acara pertemuan ini berakhir akankah Karina dapat menahan diri nya atau lepas kendali? Ia sangat tahu sosok seperti apa sahabatnya ini. Dan kali ini, ada yang menyulut emosinya.

Lia perlu mengawasi Winter. Tak peduli dengan apa yang akan Karina lakukan, namun gadis Kim jauh lebih ia prioritaskan keselamatannya.





“Hentikan langkahmu Minjeong~ah!”


Gadis itu berjalan cukup cepat mengabaikan Karina yang sedari tadi menyuruhnya berhenti. Karina semakin kesal, apa sesulit itukah untuk gadis itu menuruti dirinya.

“Kubilang berhenti. Apa kau tak mendengar eoh?” Karina kini menghadang gadis itu, memegang kedua pundak nya yang sekali lagi ingin kabur menghindarinya. “Ada apa denganmu.”

“Ada apa denganku?”

“Ya kau ken—“

“Ada apa denganku kau bilang?! Ck. Seharusnya kalimat itu untukmu. Tak sadarkah kau seharian ini bersikap aneh, terlihat kesal bahkan marah-marah tidak jelas tanpa alasan.” Winter tak dapat menahan nada bicara nya untuk tidak tinggi.

“Saya seperti ini bukan tanpa alasan. Kau perlu mendengarku terlebih dahulu, ak---“

“Tak peduli apapun alasanmu, aku lelah. Kakak keterlaluan sekali, memotong ucapanku ketika sedang berbicara di depan banyak orang penting di ruangan pertemuan itu bukan hanya sekali. Melepas jas mu hanya untuk memakaikan nya kepadaku. Meremas tanganku begitu erat, bahkan aku kesakitan pun kau tak tahu. Apa Kakak tak lihat tangan kiriku memerah sekarang?”

Winter mengangkat tangan nya, menunjukkan kepada Karina betapa lebam bagian tubuhnya itu. Aliran darahnya tersumbat karena selama acara tersebut berlangsung, selama itu pula Karina tak melepas genggaman nya. Pelupuk mata nya terasa panas, buliran air matanya turun perlahan.

Ia tak kuasa menahan tangis nya. Winter segera melepas jas yang membaluti tubuh nya kemudian melempar nya dengan penuh kekesalan ke arah Karina. Setelah nya kemudian gadis itu pergi entah kemana.

FEEL MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang