19. Sudah. Ardhito Pramono

2K 326 112
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

...

"Boleh nggak sih kalo gue minta sama lu biar besok-besok nggak usah berduaan lagi sama Amias?" R tiba-tiba bertanya ketika kami sudah pulang dan sedang rebahan di kasur.

"Kenapa?" Gue balas bertanya bingung.

Posisi yang sebelumnya terlentang menatap langit kamar, pindah jadi menyamping menghadap R.

"Nggak ada alasan khusus. Jangan pergi berdua aja pokoknya." R menjawab dengan nada nggak mau dibantah.

Gue mengerutkan kening. Berasa udah pernah berada dalam situasi seperti ini.

Pas kemaren R ngelarang gue pergi berdua sama Briar, sebelum kami jadian.

Hm.. kumat ni bocah.

"Cuma gara-gara tadi Amias peluk gue, dan genggam tangan bentar?" Gue bertanya, memastikan akar permasalahan.

R menghela nafasnya, memandang gue dengan raut wajah yang nggak enak dilihat.

"Well, iya salah satunya." Dia mengakui.

Gue mendengus, menertawakan si pacar dengan semua keposesifannya.

"Dia tadi lagi galau yang. Itu pelukan as a friend, nggak pake perasaan kek gue kalo peluk elu." Gue menjelaskan, meminta pengertian.

"Genggaman tangannya juga karena mungkin mau nunjukin kalo Amias nggak jijik sama kita yang homo ini."

"It's not a big deal." Gue menganggap remeh skinship sama Amias.

"Gue juga nggak suka dipegang-pegang, tapi kayaknya nggak sopan aja kalo kita menjauh saat orang butuh support."

"Kok bisa sih elu cemburu masalah beginian doang? Empati lu mana?" Gue balas mengomel ringan.

R udah mulai keterlaluan gue rasa. Mending gue to the point ngingetin kan?

"Amias lagi patah hati lho yang. Tania enak aja ngajak gue balikan depan dia, tanpa mempertimbangkan perasaannya." Gue mengingatkan kembali permasalahan. 

R pindah posisi dari rebahan jadi duduk bersandar pada kepala ranjang.

Matanya menatap nanar ke arah gue, kayaknya nggak nyangka gue bakal balik ngomelin dia.

"Gimana gue harus berempati?" R bertanya sinis.

"Kalau dia memang suka Tania, berarti baru sekali ini kan dia liat si mantan ngajak lu balikan?"

"But me, — gue bertahun-tahun liat lu nembak cewek, jadi saksinya, juga nemenin kalian pacaran."

"Nggak cuma satu dua kali gue liat elu ngrayu cewek, pelukan, ngelus pahanya, sampai cipokan berdua."

"Kenyang gue. Bertahun-tahun. And I'm okay with that."

"Dia baru liat gebetan nembak orang lain udah mewek minta peluk. Kok lemah?" Ucap R merendahkan.

-SYMPHONY- (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang