17. Teman Bahagia. Jaz

2.4K 350 80
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

...

"R, lu pergi sendiri nggak papa? Ada janji sama tukang Indihome kan bentar lagi?" Gue bertanya saat kami sudah selesai jam kuliah, dan sedang berjalan menuruni tangga menuju lantai satu.

"Lu.. mau kemana?" R bertanya, nggak mudeng.

Awalnya memang kami rencana berdua mau ke rumah yang lagi digarap begitu selesai jam kuliah. 

"Gue ngerjain tugas kelompok bentar. Dadakan, mumpung mbak Restu nggak jadi bimbingan. Gamma juga lagi free, tapi posisi di kampus."

Gue memperlihatkan hasil chat dengan dua teman sekelompok pada R sebagai bukti.

Mbak Restu yang duluan ngide. Gue sama Gamma ngeiyain doang. Mumpung lagi bawa laptop juga.

"Dimana?" R bertanya nginterogasi, udah mirip mamah kalo gue ijin pergi.

"Biasa. Palingan kalo nggak nongkrong di perpus jurusan ya gazebo, atau taman depan B3." Gue menyebutkan tiga tempat yang biasa dipake santai anak-anak jurusan bahasa inggris.

Buset dah.. berasa balik jadi anak SD, pas mau ijin main bola di lapangan komplek.

"Oke. Nanti kalo udahan bilang ya, biar gue jemput." Ia akhirnya mengiyakan.

Gue rolling eyes.

"Gue bisa balik sendiri kali. Gojek banyak, atau siapa tau nanti ketemu temen yang bisa ditebengin searah jalan pulang." Gue membalas gemas.

Ni bocah kenapa jadi over protective sih? Gue cowok woi..

"Oke. Tapi nanti tetep ngabarin ya kalo udah selesai.. kan siapa tau juga ngepasin gue mau otw balik." R keukeuh pengen jemput.

Inhale.

Exhale.

"Iyaaa.. gampang." Gue menyerah, males ribut.

"Atau nanti kalo gue yang duluan selesai, nyusul deh ke tempat lu. Share lokasi." Lanjut ngasih ide.

R ngangguk puas dengan kesepakatan kami.

"Oke. —- Jangan nakal pas gue pergi." Dia mewanti-wanti, udah mirip mamah beneran.

Gue gregetan. Pengen muter mata berulang kali, tapi takut berubah jadi mbak kunti.

"Nggak bakal. Mbak Restu udah punya anak dan suami. Gamma bukan tipe gue." Gue menjawab sekenanya.

"Tipe lu yang kayak apa?" R bertanya distracted.

"Yang ada poni barcodenya kata lu kemaren." Gue membalas cengengesan.

"Dih.. bangsat." Makinya sebal.

"Iya. Gue tau gue ganteng banget. Makasih." Gue menimpali nggak nyambung.

"Ya udah.. gue berangkat ya. Lu nggak mau cium tangan dulu?" Dia mengulurkan tangan, ketika kami sudah berada di lantai satu, tinggal belok parkiran.

-SYMPHONY- (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang