⚠️ WARNING! GAY LOVE STORY. BXB AREA.
Lu pernah nggak jatuh cinta sama sahabat sendiri?
Kalo udah pernah, berarti kita ada di tim yang sama.
Kalo belum, let me tell you a story, about me and him.
How I fall in love with my best friend.
Btw, te...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
...
Gue menatap cermin, melihat fokus ke arah leher yang barusan dioles skin primer sama concealer.
Gara-gara Amias kemarin bikin tanda di leher, gue jadi rempong ngilangin jejaknya.
Untung udah ahli masalah beginian, karena ada banyak mantan agresif yang suka gigit leher.
Ck.. ngrepotin!
Memandang sekali lagi ke cermin, gue memastikan semua tercover sempurna.
Aman. Nggak keliatan.
Sip. Udah ganteng maksimal. Tinggal turun ke bawah, sarapan trus lanjut ngampus.
"Dek, sarapan ke rumah mami Vena yuk. Mamah nggak masak." Ajak Mama begitu gue nyampe dapur.
Waduh..
Tiga minggu ini, gue menghindari masuk rumah mami Vena. Kalo nggak terpaksa banget, nggak bakal kesana.
"Aku langsung berangkat aja kalo gitu mah. Nanti bisa sarapan di kantin fakultas." Mengelak, gue pilih opsi pamitan sama mama.
"Nggak! Yuk sama mama, kita sarapan rame-rame. Mami bilang R sama Pedro juga lagi sarapan." Ujar Mama enggan ditolak.
"Tapi mah.."
"Nggak! Ayo ke sana." Potong mama memaksa, sebelum gue selesai protes.
Gue mencebikkan bibir, pose manyun andalan.
Santai, kelakuan nggak elit ini cuma keliatan kalo lagi sama keluarga doang.
"Mah, please.." Gue merengek, meminta pengertian.
Tapi ternyata mamah lagi nggak bisa dibantah.
"Terserah ya dek, kalo kamu sama R masih marahan atau apapun. Kita tetep keluarga. Mau sampai kapan kamu nggak berani masuk rumah mami Na?" Tegur mama tegas.
Duh..
Jleb sekali.
Menghembuskan nafas, pasrah gue pun ikut jalan kedepan.
"Iya udah, ayo ke tempat mami Na." Gue akhirnya menurut.
"Sip. Let's go." Tersenyum bahagia, mama pun berjalan menuju ke rumah seberang.
...
...
Sesuai kalimat mamah tadi, keluarga tetangga memang lagi ngumpul di meja makan, minus papi Bian yang lagi dinas luar kota.
"Banyak apa dikit dek?" Mami Na bertanya ketika menyiapkan piring gue.
"Suiran ayamnya banyak mi, lontongnya dikit aja." Gue membalas.
Mami memasak lontong opor untuk sarapan btw.
"Sambel goreng kentang?"
"Mau banyak. Tapi nggak mau ampela, usus aja." Gue rikues.