23 . Tanpa Tergesa. Juicy Luicy

1.7K 260 90
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

...

"Mundur lu, biar gue aja yang didepan."

Gue baru mau buka pager depan rumah ketika mendengar suara R yang sepertinya juga ada di depan rumah.

Bukan ngomong sama gue btw.

"No..no..no.. Lu yang bonceng belakang."

Nggak perlu buka gerbang. Gue tau jelas, siapa lawan bicara R dari logat khas alay-nya.

Briar Oksifada, si Valentino Rossi kawe.

"Nggak. Gue aja yang depan. Bodi gue lebih gede. Nggak lucu kalo duduk di belakang. Ntar jomplang." R menolak tegas.

"Nggak lah. Ni motor gue, gue yang di depan." Briar tetep keukeuh.

"Gue belum pernah dibonceng siapapun. Ngeri duduk dibelakang." R beralasan lagi.

"Wow.. apakah ini berarti gue bakal jadi orang pertama yang boncengin elu?--- Aah.. jadi deug deug-an masaaaa..." Briar bertanya heboh, alay penuh drama seperti biasa.

Gue meremat erat gagang pintu pagar. Nggak suka mendengar interaksi akrab mereka.

"Ck.. nyesel gue nerima tawaran nebeng lu. Mending juga pesen dari aplikasi tadi." R berdecak mengomel.

Oh, jadi Briar mulai pedekate sama R dan nawarin nebeng?

Kok bisa?

No!

No!

R is mine!

"Ya udah deh ngalah, gue mundur nih. Lu aja yang di depan." Briar akhirnya mengalah.

"Tapi jangan salahin kalo tangan gue gatel pengen peluk lu dari belakang."

Gue harus menahan diri agar tetap berada dibalik tembok dan tidak melempar Briar pake kursi teras.

"Lu pernah liat Marques kelempar dari motornya nggak?" R bertanya random.

"Kemaren. Di Mandalika." Jawab Briar.

"Gue bisa bikin lu kelempar juga kalo berani macem-macem." R mengancam datar.

Hahaha.. gue sedikit lebih tenang mendengar kalimat sadis R.

As always, dia selalu ketus sama siapapun.

"Ouch.. ngeri. Tapi gue tetep suka.. Jadi pacar abang Briar yuk?"

WHAT THE..?

"Mundur lagi dikit. Gue mau naik." R tidak membalas ajakan pacaran Briar.

Tak ada percakapan lagi setelah itu, sampai terdengar deru motor sport milik Briar menjauh pergi.

Gue tanpa sadar memegang dada yang rasanya teramat sakit.

Kenapa mereka tiba-tiba dekat?

Bukannya kemaren-kemaren rivalan?

-SYMPHONY- (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang