#19

4K 187 2
                                    

Hari kedua berkemah

Malam hari setelah semua makan malam, mereka di suruh untuk tidur.

"Tidur dek, yang nggak tidur tenda nya bakal kita robohin!" Pekik kakak pembina

Dan semua pun menurut untuk tidur.

Di tengah malam seseorang terbangun karena merasa lapar, dengan berani ia keluar tenda dan tak memedulikan perkataan kakak pemibina tadi sebelum tidur.

"Kamu? Kok nggak tidur? Balik ketenda sekarang" Perintahnya

Namun ia tak menggubris perkataan salah satu kakak pembina.

"Loh kamu mau kemana dek? Itu tenda Ustad ustadzah dek"

"Dek, Adek. Adek cantik mau kemana heh?" Tanya nya lagi, ia mengejar gadis yang di panggilnya.

"Mau makan" ucapnya singkat.

"Loh Dek? Tapi ini kan udah malam, tidur lagi sana istirahat buat besok" pintanya.

"Gak ngantuk gue kak, udah kakak diem aja di sini. Nanti gue balik lagi kok" ucapnya, sementara kakak pemibina malah menurutinya.

Charlotte melihat kesekeliling tenda para ustad dan ustadzah, namun ia tak melihat seorang pun di sana.

"Sedang apa kamu?" Suara berat yang mengejutkan gadis tersebut.

Charlotte menengok dan mendapati sesosok pria dengan baju koko, sarungan, dan berpeci.

"Kakak Saya?" Ia bertanya.

"Sedang tidur di tenda"

"Bolehkah saya....."

"Tidak, kamu harus kembali tidur. Ayo biar saya antar" Ia menarik lengan sang gadis untuk mengikutinya.

"Gak" tolaknya.

"Saya gak bisa tidur" Lanjutnya.

"Kenapa? Apa karena tidak ada kasur? Tidak nyaman? Tidak ada bantal dan selimut?" Ia bertanya sarkas.

"Mengapa anda berkata begitu? Anda pikir saya orang yang menuntut keadaan"

"Kamu di besarkan di keluarga konglomerat, Bukan hal yang aneh bila kamu mengeluh dan menuntut" jelasnya.

"Tidak, biarpun saya anak sultan arab sekalipun saya tidak akan pernah menuntut. Saya sudah merasakan tinggal di pedesaan, tidur di lantai, mandi harus menimba, makan nasi keras lauk hanya sebatas tempe dan tahu, kekayaan bukanlah hal yang istimewa, kekayaan tak akan bisa di bawa mati, itu yang ayah saya katakan", "Semua yang didunia hanya sementara" ucapnya.

Ia tersenyum mendengar perkataan sang gadis, ia menepuk-nepuk puncak kepala gadis tersebut. "Lalu apa yang kamu lakukan di tengah malam ini?"

"Saya lapar, dan saya tidak mengantuk" Jawabnya.

"Gadis kecil, Kau tidak takut gendut hm" canda nya.

"Gus, saya laper ada makanan gak? Mau saya gendut enggak gendut itumah pikir keri Gus" celetuk nya, yang membuat Gus Robin terkekeh.

"Semua makanan sudah di bagi rata, dan belum mendapat kiriman lagi, lalu bagaimana?" tanyanya.

Gadis itu tampak cemberut, pipinya menggembung, sekali lagi Gus Robin terkekeh dengan kelakuan gadis di depannya ini.

Charlotte berjalan ke sebuah tikar yang di gelar di depan tenda, ia duduk bersedekap di sana di susul dengan Gus Robin.

Gus Robin duduk di sebelah Gadis tersebut, ia mulai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
Semakin lama di dengarkan lantunan Qur'an tersebut membuat Charlotte mengantuk dan akhirnya ia pun tertidur dengan kepala yang bersandar pada pundak Gus Robin.

Gus Robin memindahkan Kepala Charlotte ke paha nya, supaya lebih nyaman saat tidur, Gus Robin melakukannya dengan hati-hati agar Charlotte tidak terbangun.

..............

"Are, Re bangun Re"

"Re bangun sholat subuh berjamaah Re" ucapnya lagi.

"Mmmm" Gadis itu hanya mendehem

"AREEE BANGUN!!" ia mulai berteriak, dan Gadis tersebut pun terbangun dari tidurnya.

"Apaaa siiih!, bibin mana?" tanyanya, meracau.

"Bibin?" Tanya pria yg membangunkannya.

"Richard, Bibin mana?"

"Bibin siapa mput?"

Setelah bangun sepenuhnya, Charlotte membelalakan matanya. "Hah? Gak gak, Ayok Solat, eh ah mnn wudhu nya di mana?"

"Ayok gue anterin, takut lu ngilang lagi, di bogem big bro gue ntar" Charles pun pergi mengantar adiknya ke tempat wudhu.

Setelahnya mereka melaksanakan sholat subuh yang di pimpin oleh ustad Uzman, setelah sholat subuh di lanjut dgn sarapan pagi, Karna pukul 6 sudah mulai untuk pergi berpetualang lagi.

==========

Tepat pukul 12.00 Semua santri sudah berada di tenda, siap melaksanakan Ibadah sholat dhuha, Yang akan di lanjut dengan makan siang bersama.

Tentu saja makan siang yang berbeda, karna mereka akan memasaknya sendiri tidak seperti tadi pagi makanan yg siap santap, mereka akan membakar Ayam, Sosis/Seafood, dan beberapa sayuran yg akan ikut di bakar.

Di saat yang lain sibuk, Charlotte malah berkeliaran kesana-kemari entah apa yang ia cari.
Saat melangkahkan kaki, matanya berbinar saat melihat sesuatu yang di cari-carinya sedari tadi.

Ia segera berlari dan mengejar sesuatu tersebut, hingga kini sesuatu itu telah berada di tangannya dengan keadaan tak berdaya.
Charlotte kembali ke tenda, kedatangannya membuat yang ada di sana tercengang, tak luput dengan Gus Robin, namun di sisi lain pemuda yang satu ini malah asik menikmati sosis yang bentukannya seperti daging kaki kepiting yang telah di bakar.

"Putri?!" Ucap semuanya, kecuali Gus Robin, Dinda dan Charles.

Sementara Charlotte, gadis itu berjalan dengan riang mendekat ke para Ustad yang tengah membakar Daging ayam.

"Ustad, bantu bersihin dan bumbuin aku ya, di bikin sate biar lebih enak pas di makan" Ucapnya memberikan kelinci liar kepada ustad tersebut, sang Ustad menerimanya dengan raut bingung, segera Ustad membersihkan kelinci itu setelah di rasa bersih ia memotong-motong, memisah antara tulang dan daging setelahnya ia membumbui nya.

Charlotte berjalan ke tendanya, menemui teman-temannya.

"L-lu??" Tanya sarah yang di tanggapi senyuman konyol di wajah Charlotte.

"Sarah, kelinci enak loh" Timpal dinda

"Lah lo?" Sarah semakin kebingungan.
Dan akhirnya Dinda menceritakan semua yang terjadi semalam saat Putri dan Dinda Tersesat.















To Be Continued

[Sudah Terbit] Assalamualaikum Istrinya GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang