One Step Closer

709 86 3
                                    

Sudah hampir dua bulan Tadashi menjalani kehidupan masa SMA-nya di SMA Karasuno. Semua berjalan lancar tidak ada hambatan apapun. Sekarang dia sedang mengemasi barang-barangnya , jam pelajaran sudah selesai beberapa menit yang lalu. Tadashi hendak ke kantin untuk mengisi perutnya.

" Shoyo tidak ingin membeli makanan? "tanya Tadashi pada temannya itu. " Oh aku membawa bekal aku akan makan bersama teman-teman volly yang lain nanti", jawab Shoyo.

"Ah begitu. Baiklah aku pergi sendiri saja Shoyo",

"Eh tidak apa-apa? Maaf Tadashi, Shoyo tidak bisa menemani ke kantin", ucap Shoyo dengan rasa bersalah.

" Tidak apa-apa. Sampai jumpa pulang sekolah nanti", Tadashi mengakhiri perbincangan dengan Shoyo dan bergegas ke kantin. Dia lapar

Ngomong-ngomong Shoyo memang mengambil Eskul Volly. Dia juga heran padahal temannya itu pendek tapi biarkan saja selama dia senang. Sedangkan Tadashi lebih memilih les tambahan dari sekolah dibandingkan eskul. Eskul itu sangat melelahkan.



~~🍵🍵~~


"Shoyo bawa bekal apa? " Atsumu bertanya pada adik kelas yang merupakan adik dari temannya itu.

"Uhmm bunda tadi buat brownies coklat, Shoyo suka coklat", ucap Shoyo dengan nada semangat dan lucu. "Astaga dia menggemaskan sekali. Sangat berbeda dengan Kenma", sahut Akaashi ikut nimbrung.

"Eeh kak Kenma juga lucu lohh", Jawab Shoyo membela kakaknya.

Posisi Shoyo sekarang dikerubungi oleh teman-teman kakaknya yang tinggi dia jadi terlihat sangat kecil walau memang kenyataannya dia kecil. Mereka merasa gemas dengan Shoyo yang kecil imut ini.

"Kalian berlebihan sekali. Heh bogel kau itu apa benar-benar bisa bermain volly? badanmu saja seperti anak SD", Seorang pria berambut hitam yang sedari tadi hanya menyimak membuka suaranya hanya untuk mengejek Shoyo.

" Eh Shoyo bisa kok. Shoyo bisa melompat yang tinggi lohh", ucap Shoyo tidak Terima dikatai oleh pria ini. Mentang-mentang tinggi pikirnya.

"Kau tidak pernah berkaca ya ? Lihat badanmu itu sudah kecil pendek peris seperti perempuan", Tobio masih tetap melanjutkan kejahilannya membuat Si kecil itu marah.

"Kak Tobio Shoyo bukan perempuan!! " ucap Shoyo dengan nada marah tapi malah menggemaskan di mata Tobio. Menjahili si orange kecil ini menjadi hobi nya sekarang.

"Hentikan Tobio. Dia ini adik Kenma, kau bisa dihajar oleh Kenma kalau dia tau kau menjahili Shoyo", Osamu berucap. Walaupun dia juga gemas dengan raut Shoyo yang marah tapi dia juga takut kena amuk Kenma.

" Cih seperti aku takut saja", guman Tobio

" Kak Tobio mau brownies? ", Tanya Shoyo pada Tobio membuat Tobio heran. Kenapa tiba-tiba menawarkan pikirnya.

" Kak Tobio tadi cuman minum susu, kalau lapar ini Shoyo bagi brownies. Kak Tobio rese kalau lapar", ucap Shoyo lagi dengan polosnya sambil menyodorkan brownies miliknya membuat si pria berambut hitam itu kesal. Sedangkan teman-temannya yang lain menertawakan dirinya. Sial si orange ini nyalinya tidak bisa diremehkan.


"Aku ke kantin sebentar", Kei yang sedari tadi hanya menyimak tidak peduli membuka suaranya dan segera pergi tanpa menunggu balasan teman-temannya.

"Waah Kak Kei tinggi sekali dan sangat tampan tapi sayang sangat dingin seperti kulkas", ucap Shoyo mengagumi paras kakak kelasnya yang dingin itu.

" Aku lebih tampan", sahut Tobio narsis.

" Ehh iya Kak Tobio juga tampan", balas Shoyo sambil tersenyum cerah kepada kakak kelasnya itu.

Sialan Jantung Tobio rasanya ingin lepas dari tempatnya. Dia tidak menyangka balasan seperti itu yang akan dilontarkan si pendek ini. Senyum si pendek ini menggemaskan sekali pikirnya. Sangat tidak sehat untuk jantungnya. Tobio mengalihkan pandangannya dan melanjutkan makan brownies milik Shoyo tadi. Dia gugup melihat wajah si pendek itu.



~~🍵🍵~~


Keadaan kantin tidak terlalu ramai berhubung banyak siswa yang lebih memilih makan di luar dibandingkan di kantin. Seorang Tadashi tentu saja terlalu malas jalan ke luar hanya membeli makan, jadi dia memutuskan makan di kantin saja.

Tadashi memesan Nasi Goreng untuk makan siangnya dan susu strawberry lagi. Dia mulai menikmati makanannya sendiri.



" Kau ini suka sekali susu strawberry ya? " suara yang cukup familiar itu menyapa gendang telinga Tadashi. Dia kaget pria berkacamata itu lagi.

"Boleh aku duduk disini? " Kei mengambil posisi didepan Tadashi. "Ah iya, silahkan kak", balas Tadashi. Kenapa harus izin pikirnya toh ini kantin bukan milik Tadashi.

"Tsukki, aku lebih suka kamu manggil aku dengan sebutan itu", Kei meralat panggilan Tadashi tadi.

" I-iya Kak Tsukki", Tadashi berucap dan melanjutkan makananya. Kenapa tiba-tiba pakai Aku-kamu....

Tadashi merasa canggung pasalnya Pria didepan nya ini terus menatapnya. Dia merasa terintimidasi.

"Kak Tsukki tidak makan", Tadashi memecahkan keheningan diantara mereka.

" Aku sudah makan tadi", jawab Kei singkat. Irit bicara sekali Tadashi berucap dalam hatinya.

Tadashi kemudian melanjutkan kegiatan makannya. Padahal dia sudah berusaha membuka topik pembicaraan agar suasananya tidak terlalu canggung.

"Nanti pulang sekolah pulang dengan siapa?", Kei tiba-tiba membuka suara.

"Mungkin dengan Shoyo naik Bus, Ayah tidak bisa jemput ", Tadashi menjawab. Memang Ayahnya sedang ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.

" Nanti aku antar mau ya? ", Kei bertanya dengan lembut atau lebih tepatnya seperti memohon? Dia ingin Tadashi pulang denganya.

" Ehh tidak usah kak, nanti merepotkan ", jawab Tadashi dengan cepat. Huh apa-apaan mengapa tiba-tiba menawarkan untuk pulang bersama.

" Aku tidak merasa direpotkan. Lagipula selama itu kamu, aku tidak apa-apa jika direpotkan. Mau ya Tadashi? " jawab Kei lagi. Dia tidak akan menyerah pikirnya

Tadashi bingung mau menolak tapi tidak tega sudah memohon begitu pikirnya. Ya Tuhan hatinya sedang tidak karuan sekarang. Apa motif Pria ini mengantarkannya pulang. Dia tidak akan diculik bukan?

"Baiklah", jawaban itu membuat Kei tersenyum senang. Akhirnya dia punya kesempatan mendekati pujaan hatinya itu.

" Kalau begitu sampai jumpa nanti pulang sekolah Tadashi. Aku pergi dulu ", ucap Kei sambil berpamitan tak lupa mengusap rambut Tadashi.

Demi apapun Tadashi merasa jantungnya akan keluar. Perlakuan Kei membuat dirinya salah tingkah. Bagaimana kalau Tadashi baper? Apa Kei mau bertanggung jawab?. Bagaimanapun Tadashi sudah jatuh dalam pesona pria tinggi berkacamata itu.

~~🍵🍵~~

LIMERENCE  [TSUKKIYAMA FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang