🔫_Prolog_🔫

1.8K 140 6
                                    

Kring...

Kring...

Suara alarm sudah berbunyi, jam yang menunjukkan tepat pukul 7 itu berdering beberapa kali tetapi tidak dapat mengusik sang penghuni kamar yang masih terlelap dalam mimpinya. Walaupun sinar matahari sudah masuk melalui celah celah jendela, sama sekali tidak mengusik dirinya itu.

Pintu kamar terbuka menampilkan seorang pria yang sudah rapih dengan baju santai khas rumahan sambil mengusak rambutnya yang basah dengan handuk.

"Masih tidur rupanya..." gumam Jungwon memandang Heesa yang masih terlelap dalam mimpinya, Jungwon terkekeh pelan dan menghampiri gadisnya itu.

"Heesa, hey, bangun..." ucap Jungwon lembut nan pelan guna membangunkan Heesa, tetapi gadis itu masih tetap dalam posisinya dan tidak terbangun. Tangan pria itu terjulur untuk mengusap kepala sang gadis.

"Heesa bangun yuk? Udah jam 7," Heesa hanya menggeliat kecil, tidak hilang akal, Jungwon mencoba menepuk pelan pipi Heesa.

"Oy, bangun!" nada lembut tadi berubah menjadi nada kesal yang keluar dari mulut Jungwon, dia sedikit kesal karena Heesa sangat sulit untuk dibangunkan.

"5 menit lagi," igau Heesa dan membalikkan badannya ke arah yang berlawanan. Jungwon jadi gemas sendiri.

"Calon istri, bangun yuk? Masa masih tidur, gak insecure apa sama ayam yang udah nyari makan ke rumah tetangga?" tidak ada respon dari sang lawan bicara, Jungwon yang sudah diambang kesabaran pun langsung menghela nafasnya kasar.

Pria itu terpikirkan sebuah cara, "Hmmm terpaksa bangunin dengan cara ini," kemudian ia memposisikan tubuhnya diatas tubuh Heesa, "Sorry sa, tapi Lo susah banget dibangunin," dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya pada wajah Heesa.

Merasakan ada sesuatu diatasnya, mata Heesa pun terbuka. Matanya terbuka lebar melihat wajah Jungwon yang terlalu dekat, "AKHHHHH!!!" dengan reflek, Heesa teriak dan mendorong pria diatasnya ini sampai jatuh ke lantai.

"Lo ngapain dah?! Nakutin tau gak?!" omel Heesa yang nyawanya langsung terkumpul 100%.

Jungwon yang berada dilantai mengusap punggungnya yang terkena lantai, "Gue tuh tadi mau ngebangunin lo, dibangunin daritadi juga," jawab pria itu dengan nada kesal.

"Tapi tadi tuh Lo kayak om-om pedo yang mau mangsa korbannya!" ucap Heesa tak terima, dan kemudian ia berdeham pelan melihat Jungwon yang masih mengusap belakang punggungnya sendiri, "Gue kekencengan ya ngedorongnya?" Jungwon hanya melirik, menjawab dengan deheman. Heesa jadi tidak merasa bersalah, gadis itu pun langsung mendekati Jungwon dan mengelus punggung pria itu.

"Sorry," ucap Heesa sambil mengelus punggung Jungwon, "Tapi perbuatan Lo tadi wajib digituin sih," Jungwon mendengus, lagi-lagi salahnya.

"Sana mandi! Bau tau!" ucap Jungwon ngambek. Heesa menaikkan sebelah alisnya dan mengendus badannya sendiri, tetapi tidak tercium bau apa-apa.

"Bau apa coba?! Gak bau juga!!" balas Heesa mengomel dan melempar bantal miliknya yang langsung mengenai wajah Jungwon.

"Sana mandi, atau mau gue mandiin?" goda Jungwon dengan senyum miringnya, Heesa bergedik ngeri, "Mesum!! Pergi gak Lo!! Gue mau mandi!!"

"Ikut dong!"

"Bajingan!"

Bugh!

Jungwon memegangi punggungnya yang ditendang oleh Heesa, lumayan kencang, bahkan Jungwon yakin tulangnya sudah bergeser. Berbeda dengan si pelaku, Heesa malah berjalan ke kamar mandi dengan santainya.

Heesa membalikkan badannya, menatap tajam Jungwon yang masih ada di kamarnya, "Kalo Lo masih ada di kamar waktu gue keluar nanti, siap-siap adek lo korban berikutnya yang gue tendang," sontak saja Jungwon langsung menutupi aset pentingnya itu. Membayangkan saya sudah ngilu, apalagi beneran. Dengan cepat, Jungwon langsung lari, keluar dari kamar Heesa. Dan menunggu gadis itu membersihkan diri di meja makan.

Setelah pertengkaran kecil tadi, mereka akhirnya bisa sarapan dengan tenang, tidak ada kegaduhan kali ini. Karena saat ini Heesa juga sedang dalam mode senggol bacok, jadi Jungwon memilih untuk diam saja.

"Kenapa ngeliatin gue?" Heesa bertanya sambil menaikkan sebelah alisnya kearah Jungwon, Jungwon memang sempat melirik Heesa hanya sebentar saja padahal. Tapi sepertinya Heesa terganggu akan hal itu. Sepertinya, Jungwon harus ekstra hati-hati seminggu depan, karena kalau tidak, dialah yang akan menjadi korbannya.

"Ga-gak kenapa-napa, dimakan lagi makanannya, ratu," Heesa memutar bola matanya malas.

Drtttt... Drtttt...

Handphone Jungwon yang ia taruh di atas meja berdering, Heesa langsung memicingkan matanya melihat siapa yang menelfon disaat pagi-pagi begini.

"Papa Jaejoong, gue angkat dulu," ahh, untung saja Jaejoong yang menelfon, karena kalau bukan, sudah habis orang itu Heesa omeli. Jungwon pun langsung menjawab panggilan yang sepertinya mendesak.

"Halo pah, ada apa?" Heesa mengunyah pelan makanan yang ada dimulutnya sembari memerhatikan Jungwon yang sedang berbicara dengan Jaejoong lewat telfon, "Sekarang?" Jungwon melirik Heesa sekilas, "Oke," 

Setelah selesai bertelfonan dengan Jaejoong, Jungwon pun menghubungi seseorang, dan menaruh ponsel itu diatas meja makan. Tentu saja Heesa bingung dengan apa yang dilakukan oleh pria itu.

Sambungan itupun terhubung, "Team Hawk, berkumpul di markas segera!"tanpa basa-basi Jungwon langsung memberi perintah. Dan telfon itu langsung berakhir begitu saja dan membuat Heesa menatap Jungwon bingung.

Jungwon menoleh ke arah Heesa yang memerjapkan matanya beberapa kali, "Lo kenapa diem aja?" tanya pria itu sambil meneguk minuman miliknya sampai habis.

Heesa menunjuk dirinya sendiri, "Team Hawk, gue termasuk kan?" Jungwon mengangguk, "Berarti... Gue ikut kumpul dong?" Jungwon mengangguk kembali dan berdiri dari tempat duduknya, sedangkan Heesa mengamati pria itu masih dengan pandangan bingung.

"Ya, ini misi pertama lo di team Hawk, sekarang ayo pergi ke markas!"

[S2] Mafia || Yang Jungwon [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang