Heesa tidak berhenti mengetukkan kakinya ke lantai, pandangannya gusar melihat sebuah foto yang terpampang dari layar handphonenya. Dari nomor yang sama, nomor yang berbeda dengan nomor Garam, nomor yang tidak bisa dilacak, sangat pintar sekali pemilik nomor itu.
Untuk foto kemarin yang ia terima disekolah, ia tidak pikirkan lebih, karena itu hanya foto jungwon yang sedang berduaan dengan seorang gadis di sebuah tempat. Namun, kali ini foto tersebut menunjukkan Jungwon dengan seorang gadis di tempat yang minim cahaya, pemilik nomor itu juga mengirimkan sebuah lokasi, dimana sebuah club yang ia tahu ada disitu.
"Halo? Bisa ke lokasi yang saya beri tidak? Masuk ke tempat itu dan cari jungwon, amati dia aja dan foto apa yang dia lakuin disana." Itu suruhan yang ia berikan kepada anak buahnya beberapa menit yang lalu. Hingga, kali ini sebuah pesan masuk dari anak buahnya yang memberikan beberapa foto yang membuat amarah heesa memuncak.
"Wahhh sial, dia mau ribut sama gue." Gumam Heesa dan keluar dari kamar, pergi ke ruang tamu dan menunggu disana. Jinni yang sedang menonton tv pun menengok ke arah Heesa disebelahnya.
"Kenapa?" Heesa tak menjawab, pandangan gadis itu lurus pada televisi yang menyala. Beberapa jam berlalu, dan kini jam menunjukkan sudah menunjukkan pukul jam 12 malam, namun Jungwon masih belum kembali. Heesa melirik ponselnya yang belum mendapat laporan dari anak buahnya.
Ting! Ting!
Heesa langsung mengecek ponselnya, dan ternyata itu notifikasi dari anak buahnya dan juga dari si nomor yang tidak dikenal itu.
Nona Heesa, tuan Jungwon sudah keluar dari club dan sepertinya tuan Jungwon akan pulang ke rumah
Unknown
Lo mau tau mereka di dalem ngapain?
Send a picture
Send a picture
Uuuu gue gak nyangka ternyata Jungwon kayak begini ya.
Gimana? Udah hancur belum perasaan lo?Heesa langsung saja membanting ponselnya ke lantai dan hal itu tentu saja membuat Jinni dan beberapa maid yang berada disana terkejut akibat ulahnya.
"What the fuck? Fuck it." Umpat Heesa melihat foto tersebut, bagaimana ia tidak terpancing emosi, foto itu berisi sebuah kamar yang dimana terdapat beberapa pakaian yang berceceran dilantainya, belum lagi sebuah foto perempuan yang sangat mirip bentukannya dengan gadis yang bersama Jungwon dan seorang pria yang sedang tidur diatas kasur yang hanya ditutupi oleh sebuah selimut. Yang Heesa yakini bahwa pria itu Jungwon adalah, sebuah baju yang terdapat dibawah lantai adalah baju yang Jungwon kenakan dan yang difotokan oleh anak buahnya.
Heesa mengacak rambutnya asal dan membuang semua yang ada didekatnya, baik vas, remot, atau apapun, bahkan para maid berdiri takut di dekat tangga menyaksikan Heesa yang mengamuk.
"Heesa, Lo kenapa?" Tanya Jinni berusaha menenangkan, heesa malah terkekeh dan berjongkok.
"Si brengsek, mau main main sama gue." Heesa mengambil karet gelang dan menguncir rambutnya asal, pergi ke dapur dan datang membawa sebuah pisau dapur, tentu saja langsung ditahan oleh Jinni yang takut Heesa melakukan hal yang tidak diinginkan.
"Minggir, gue mau bunuh si brengsek!" Jinni tidak mendengarkan, Jinni langsung saja mengambil alih pisau yang Heesa pegang dan tanpa sengaja pisau itu menggores lengan kanan Heesa.
"SA?! SADAR!!! LO EMOSI BOLEH, TAPI JANGAN BEGINI?!" Bentak Jinni, Heesa menatapnya dengan tatapan tajam.
"Gimana bisa gue gak begini kalo tau dia tidur sama cewek lain?" Kini memerjapkan kedua matanya.
"Maksud Lo? Jungwon." Heesa mengusap wajahnya kasar dan duduk di sofa. Menatap sekitarannya yang berantakan, saat salah satu maid ingin merapihkan Heesa menggeleng melarangnya.
"Sa, maaf..." Jinni melirik lengan Heesa, Heesa menatap ke arah tangannya yang berdarah tapi ia malah terkekeh kecil.
"Bahkan luka dilengan ini aja gak sesakit hati gue sekarang." Balas gadis itu.
Suara langkah kaki memasuki terdengar, seorang pria yang baru pulang itu langsung membulatkan matanya melihat rumahnya yang berantakan tidak karuan seperti ini.
"Ini kenapa?" Jungwon menatap para maid yang hanya bisa terdiam di dekat tangga.
"Udah? Abis darimana?" Heesa menengok kan kepalanya ke arah Jungwon, matanya melihat baju yang dipakai pria itu, baju yang sama seperti yang difoto. Heesa tersenyum kecut dan bangun dari duduknya, mengambil handphonenya yang kini layarnya sudah pecah.
"Sa? Lo kenapa? Itu tangan Lo berdarah! Astaga! Ayok sini diobatin! Bi!!! Tolong ambilin P3-"
"Gak usah, gue gk butuh." Potong Heesa dan membuka layar ponselnya, sebuah foto ia tunjukkan tepat di hadapan jungwon, "Yang gue butuhin jawaban Lo, maksudnya ini apa?" Mata Jungwon melebar, kepalanya ia gelengan kikuk membuat decihan terdengar yang berasal dari bibir Heesa.
"Ahh kayaknya gak perlu deh, gue udha tau semuanya. Lo tinggal jawab, siapa cewek itu?" Desak Heesa dengan mata yang memerah, Jungwon hanya diam tidak menjawab, matanya sibuk mengamati foto itu.
"JAWAB JUNGWON?!" Jungwon tersentak kecil dan menatap Heesa dengan tajam.
"Lo kenapa sih?! Kenapa ngamuk begini?! Gue bisa jelasin!! Cewek itu bukan siapa siapa, dan kita gak ngelakuin apa apa." Ucap Jungwon yang kini bersuara, "Lo ngamuk cuman karena itu? Lo gak liat? Lo ngeberantakin semuanya, para maid jadi takut gara gara Lo!! Lo kalo emosi jangan begini lah!! Kayak anak kecil tau gak?!" Tangan Heesa terkepal, bersiap untuk mwninju pria di depannya itu.
"Cuman kata Lo? CUMAN?!! BAGI LO ITU CUMAN!! TAPI BAGI GUE, ENGGAK!!! LO GAK TAU SEBERAPA HANCUR GUE LIAT FOTO INI?! LO PIKIR GUE GAK SAKIT HATI NGELIAT FOTO INI?!"
"GUE GAK NGAPA-NGAPAIN HEESA?!"
"TERUS KALO GAK NGAPA NGAPAIN KENAPA ADA FOTO BAJU INI KELEPAS?! KENAPA LO ADA DI CLUB?! KENAPA LO HARUS MASUK KE KAMAR BARENG CEWEK ITU?!" Tanya Heesa bertubi tubi dengan beberapa air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
"Kenapa Lo gak jawab?! Gue ngecoba buat percaya sama Lo, tapi apa? Lo bahkan gak ngasih penjelasan secara detail dan bilang kalo gue kekanakan?" Kini nada suara Heesa kembali seperti semula, memandang Jungwon yang hanya diam seperti tidak ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Jungwon tak kunjung bersuara itu membuat tangisan Heesa semakin menjadi, bahkan kini gadis itu sudah berjongkok, tubuhnya sudah lemas tidak ada tenaga untuk berteriak seperti tadi. Lemas karena semua tenaga yang ia keluarkan hanya untuk menangis sambil menunggu Jungwon menjelaskan.
Setelah beberapa saat, Heesa mengusap kedua air mata yang berada di pipinya, dan berdiri gadis itu menatap Jungwon sambil tersenyum yang di paksakan.
"Gue... Gue mau pernikahan kita diundur, setuju atau enggak, gue gak peduli. Gak usah nikah aja sekalian." Heesa mengambil dompetnya di kamar dan langsung pergi keluar rumah.
Jinni yang menyaksikan pertingkaian itu hanya menghela nafasnya kasar. Firasatnya selama ini benar dan kejadian yang ia tidak ingin dia lihat, kini terjadi.
"HEESA?! PARK HEESA?!" Jinni melihat para maid yang menyaksikan pertengkaran tuan muda dan nona-nya hanya bisa memandang mereka berdua dengan pandangan prihatin. Siapa sangka, pasangan yang harmonis tiba tiba saja harus mengalami permasalahan yang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[S2] Mafia || Yang Jungwon [REVISI]
Acción"Dulu Lo emang salah satu dari tawanan gue, tapi sekarang Lo satu satunya tawanan di hati gue." "Najis!" _________ ⚠️Disarankan membaca Season 1 terlebih dahulu ya, bisa cek di akun aku