Bab 2 : Cinta Pertama Alsa

3K 294 14
                                    

Alsa Shayra baru saja menginjak usia enam belas tahun. Kelas dua SMA di Batam. Begitu selesai ujian kenaikan kelas dan ambil rapor, mendapat kabar papanya harus pindah tugas ke Jakarta. 

Terpaksa di awal liburan sekolah ini, mereka sekeluarga sibuk pindahan. Alsa sempat ngambek beberapa hari. Minta Mama tetap tinggal di Batam, biar Papa saja yang pindah. Soalnya dia tidak mau kehilangan sahabat-sahabatnya. Shinta, Maura dan Feby.

"Ya udah, Papa sama Savina aja yang pindah ke Jakarta. Kan ada nenek sama kakek di sana. Mama sama Alsa di sini aja!" tegas Alsa pada Papa.

"Masa kamu tega biarin Papa ldr-an sama Mama?"

"Iiih, Papa sama Mama kan udah tua. Ldr-an itu istilah buat yang masih pacaran ...."

"Kata siapa? Justru pacaran itu gak boleh tahu!" kata Alvin sambil menyentil pelan hidung Alsa. "Relationship itu adanya setelah menikah. Setelah jadi istri tugasnya meladeni suami dan menjaga anak-anak. Jadi Rasulullah menganjurkan suami isteri enggak boleh pisah terlalu lama. Kecuali dalam kondisi tertentu, seperti perang. Istri juga harus ikut kata-kata suaminya."

Alsa langsung cemberut. Dia tahu enggak baik juga Papa sama Mamanya pisah terlalu lama. Soalnya Papa itu ganteng banget. Dia sering pergoki karyawati hotel yang terus memandangi Papa. Bahkan ada sekretaris yang sengaja pakai rok panjang terbelah sampai ke paha demi mendekati Papa.

Waktu itu Alsa kesal sekali. Jadi minta Pak Dodi—kepala HRD, untuk langsung memecatnya. Lagi pula seragam di hotel syariah ini kan harus pakaian yang sopan. Berani-beraninya orang itu melanggar aturan.

"Kalau begitu Alsa sama Savina tinggal di sini aja. Papa sama Mama yang ke Jakarta!"

"Eh, kalian masih di bawah umur. Mana boleh sendirian tanpa Papa. Apalagi anak perempuan."

"Terus kapan Alsa bisa mandirinya dong?"

"Nanti saja kalau udah nikah."

"Yaah, kelamaan." Gerutu Alsa.

Apa daya, karena orang tuanya pindah tempat kerja, jadi Alsa pun harus ikut ke Jakarta.

Papanya sekarang menjabat sebagai general manajer di hotel syariah Jakarta milik kakek Alsa. Menggantikan Om Edo, kakak ipar papanya. Sedangkan Mama menjadi dokter kepala in-house klinik di hotel syariah itu

Kini mereka tinggal di Griya Tawang, yaitu kamar paling atas di apartemen hotel syariah. Istilah kerennya 'Penthouse'. Hanya ada Alsa, Savina, Papa dan Mama di sana.

Hari Sabtu dan Minggu, mereka menginap di hotel resort—rumah kakek Vino, keluarga Papa atau di rumah oma Reina, keluarga dari pihak Mama.

Karena itu liburan kali ini Alsa merasa sangat kesepian. Terutama sepuluh hari setelah mereka tiba di Jakarta. Papa sama Mama sibuk setiap hari. Urus ini-itulah, rapatlah.

Teman mainnya cuma Savina, adiknya yang berusia dua tahun lebih muda. Tapi Savina sangat girly. Hobinya main boneka, menggambar atau mengetik cerpen.

Sedangkan Alsa suka kegiatan yang aktif, seperti bermain sepeda atau sepatu roda.

Namun ia belum berani keluar sendirian di sini. Mama dan Papa juga melarangnya keluar Griya Tawang tanpa izin. Paling Alsa hanya diperbolehkan pergi ke kolam renang apartemen.

Dulu ia bergabung di klub Karate, Taekwondo dan renang. Dia juga ditunjuk sebagai ketua kelas. Teman-temannya banyak. Semua sangat menyukai Alsa. Kata guru-guru saat pembagian rapor, Alsa pandai memimpin teman-temannya dan aktif di berbagai kegiatan sekolah.

Minggu depan Alsa sudah harus masuk di sekolah yang baru. Dia tidak tahu bagaimana sikap orang Jakarta kalau bertemu anak baru. Kata sahabat-sahabatnya, anak ibukota itu angkuh-angkuh. Membuat Alsa semakin malas ke sekolah.

Assalamu'alaikum, Humaira (Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang