6. Serba salah

6 4 0
                                    

Hari sudah mulai kelihatan mendung, dan ada seorang gadis yang sedang menangis di bangku taman. Dia mencoba mengeluarkan semua yang ada di benaknya

"AAAaaaa...." Teriaknya

"KENAPA GUA HARUS MERASAKAN SEMUA INI" teriaknya lagi, oh yah gadis itu adalah Lilly

"Hiks..kenapa gua harus dilahirkan kalau hanya akan di jadikan beban keluarga" ucap pelan gadis itu, sungguh keadaan nya saat ini sungguh sangat kacang

°°°

*On flashback*

"Hikss...kakak jangan pergi huaa" Isak gadis kecil itu

"Hmm" gumam Lilly

"Biarkan saja anak tidak berguna ini pergi" usir seorang pria tua

"Aku menyesal telah menginginkan mu lahir di dunia" ucap nya lagi, Lilly hanya diam, baru kali ini papanya berkata kasar yang membuatnya sakit

"AKU TIDAK PERNAH MINTA DILAHIRKAN" teriak Lilly, dia sudah sangat lelah dengan orang orang yang hanya menganggapnya sebagai sampah, datang saat butuh, pergi saat tidak membutuhkan

"KAU..." Tunjuk Lilly kepada wanita paruh baya itu, dia adalah ibu tiri Lilly dan untuk anak kecil tadi itu adalah adik tiri Lilly anak dari ibu tirinya

"Puas lo pelakor hah?" Bentak Lilly

"Puas hah? Keluarga gua jadi hancur gara gara Lo, sebelum Lo datang ke kehidupan keluarga gua itu baik baik aja"

"Sangat puas hahaha" sahut tawa paruh baya itu

"Kak hiks k-kak jangan tinggalin na-nara" Isak gadis kecil itu

"Ck dasar anak sialan" kesal wanita paruh baya itu kepada Nara

"PLAKK"
suara tamparan itu di layangkan ibu tiri Lilly kepada Nara

"Dia anak Lo bangke" kesal Lilly
Karena Nara sudah di anggap adik kandungnya sendiri dia tidak masalah dengan Nara tapi untuk wanita sialan ini ingin rasanya dia membunuhnya tapi tidak Lilly bukan seperti itu

"Kamu ikut kakak aja yah mau kan?" Ucap Lilly lembut kepada

"I-iya kak hiks" balas Nara

"Lo berdua bawa nara pulang, gua ada urusan nanti gua bawa baju baru untuk Nara" jelas Lilly

"Oke Li lo hati hati" ingat Anya karna dia tau apa yang akan sahabat nya lakukan jika saat dalam keadaan kacau pasti dia akan melukai dirinya sendiri

"Lo tenang aja"

"Yaudah gua duluan yah, adek kakak pergi sebentar yah" ucap Lilly

"Baik kak" balas Nara dengan senyuman manis nya membuat Lilly tersenyum kembali

Tidak ingin menyiakan waktu Nayya mengambil momen ini saat Lilly tersenyum selama ini Lilly hanya memasang muka datar sangat seram

"Eh dapat Lo?" Bisik Anya

"Yoi momen langka ini mah, kita lihat senyum nya pas waktu tahun lalu sama pas kemaren tapi hanya sebentar doang" ucap pelan Nayya

"Yaudah byee" potong Lilly memecahkan keheningan dan di balas dengan anggukan oleh mereka bertiga

°°°

*Off flashback*

"Sepertinya kau ada masalah nak" ucap wanita paruh baya itu

"Eh tidak ada Bu" balas Lilly

"Tidak usah berbohong aku tau kau habis melukai diri mu sendiri lihatlah, tangan mu mengeluarkan banyak darah
Itu sangat menyakitkan" ucap wanita itu sambil memegang tangan Lilly

"Hm biarkan saja Bu ini akan baik baik saja" balas Lilly

"Tidak tidak ini harus di obatin, ayo ikut saya ke rumah nanti saya obatin ini tidak boleh di biarkan"

"Baiklah"

°°°

"Mari masuk nak tidak apa apa" ucap nya

"Baik buk" sahut Lilly

"Silahkan duduk nak"

"Baik Bu"

"Sini ibu obatin" panggil ibu itu
Dan segera mengobati tangan Lilly

"Aww hati hati buk" ringis Lilly

"Makanya kalo ga mau sakit kayak gini jangan di lakuin" ucap ibu itu

"Oh ya nama ibu siapa?" Tanya Lilly

"Nama ibu, ibu Dina" ucap Bu Dina

"Oh gitu ya Bu, ibu disini tinggal bareng siapa?" Tanya nya lagi

"Anak ibu, laki laki mau kenalan?" Tanya Bu Dina

"Tidak usah Bu merepotkan anak ibu nanti nya"

"Kalo gitu saya permisi dulu ya Bu"

"Iya nak, terimakasih telah berkunjung ke rumah ibu" ucap Bu Dina

"Iya Bu saya pergi dulu" ucap Lilly karna dia sudah telat pulang ke apartemennya, takutnya Nara dan kedua sahabatnya mencari dia

°°°

∆jangan lupa vote ya temen temen∆
∆Kasih saran/kritik di komen∆
∆sekian terima kasih∆

LILLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang