Something Missing

121 15 2
                                    


Killian menggigit bibirnya dengan kesal setelah keluar dari pintu departemen itu.

"Sial! Sial, sial, siaaaaal," teriaknya sambil menghentakkan kaki.

Barang yang ia cari juga tidak ada di sana.

"Calm down Ki, calm ... down ...."

Killian memejamkan mata dan berusaha mengatur nafasnya. Sebaiknya ia pergi menenangkan pikirannya sekarang.

***

"Heran deh, kenapa di afterlife ga ada makanan enak kayak gini," kata Kennard kembali menggigit corn dognya.

Pupil matanya membesar ketika ia membalikkan badan. Ia segera menarik laki-laki itu dari tengah jalan, menyelamatkannya dari hantaman mobil box yang tengah melaju dengan kecepatan agak tinggi.

"Baboya, jugulle?" teriak Kennard menjauhkan si orang asing dari pelukannya.

"Oh. Ahjussi?" balas laki-laki itu ketika melihat siapa yang menolongnya.

"Yaish. Corn dog gue." Bukannya menjawab, Kennard malah meratapi snacknya yang terlindas.

***

Xavion tertawa menatap grim reaper di hadapannya tampak bahagia menikmati snack box yang baru saja dia beli.

"Kok kamu enggak makan?" tanya pria kekar itu berhenti mengunyah.

Vion menggeleng, ia terlalu lelah hanya untuk sekedar mengunyah makanan.

"Capek ya jadi anak kuliahan?" tanya Kennard meminum soda dinginnya.

"Iya, capek banget. Huh? Wait, kok tau aku kuliah?" tanya Vion dengan mata melotot.

Kennard terbahak, ia langsung mengambil kesempatan untuk menyuapkan odeng ke mulut Vion.

"Heh, liat dong jaket kamu," ujar Kennard mengacungkan sumpitnya.

"Oiya." Vion tertawa menepuk dahinya sendiri.

"Kok kamu bisa liat grim reaper? Kalo setan bisa liat enggak?" tanya Kennard membuat orang di hadapannya terbahak. Ia sudah sering ditanyai oleh malaikat maut seperti ini.

"Kalo kata eomma sih ini anugerah tuhan dan ... ya, aku bisa liat setan, roh, makhluk jadi-jadian sama grim reaper," balas Vion melipat jari-jari tangannya seakan tengah berhitung.

"Poor you," Kennard mengusap bibirnya menggunakan tisu.

"Excuse me?" tanya Vion heran.

"Harusnya kamu dikasi anugrah buat liat orang jahat. Soalnya manusia itu kadang lebih nyeremin daripada setan," jawab Kennard membuat Vion terkekeh. Perkataannya memang ada benarnya.

Kennard berniat mengambil smartphone di saku jaketnya, tapi ia malah menemukan sesuatu. Ia mengrucutkan bibir, menatap vial mungil berisikan cairan silver di hadapannya.

***

Killian mengerutkan dahi mendapati seseorang memasuki tea house dengan ekspresi tak bersemangat. Bukankah dia ini temannya David?

"What can I do for you?" tanya Kiki.

"Bisa tolong bikinin teh ga? Yang bisa nenangin hati sama pikiran," ujar Kennard lesu.

"Boleh, duduk aja dulu," Killian tersenyum.

Sesaat kemudian ia sibuk berkutat dengan cangkir teh dan bahan-bahan lainnya.

"Enjoy your tea." Killian menyodorkan minuman pesanan Kennard.

Pria kekar itu tampak kagum dengan tampilan flower tea yang cantik, kemudian ia menelan ludah. Ia meraih tangan Killian yang akan pergi.

Friends Verse IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang