010

790 126 17
                                    


■■
■■■
■■■■
■■■■■

Enjoy!

Enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












"Kau telat." Ciselle berucap datar, mengubah raut wajahnya yang tadi sendu menjadi kesal.

Sedangkan Xavier semakin sumringah, lalu berjalan cepat dan memeluk malaikatnya dengan sangat erat.

"Bagaimana kamu- maksudnya kalian nyasar sejauh ini?" Xavier bertanya sembari menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Ciselle.

Dengan tepukan halus di kepala Xavier, Ciselle memutar matanya. "Yah, ada sesuatu yang membuat kami ke sini secara tidak sengaja."

"Begitukah..." Xavier bergumam pelan.











Set

"Omong-omong kenapa kau bisa di sini juga?"

Ciselle melepas paksa pelukannya dan memegang kedua bahu Xavier.

Kerutan di wajahnya nampak jelas, tanda ia bingung dengan situasi sekarang.

Xavier yang melihat itu malah tidak mau memberitahu, pengennya si menjahili malaikatnya dulu, tapi apa daya seorang pengganggu datang menghampiri mereka.

"Ojouchan, air hangatnya sudah siap. Apa Anda ingin dibantu?" Sebastian berjalan santai seolah tidak ada beban, bahkan saat matanya melirik keberadaan Xavier dia tidak menunjukkan tanda-tanda terkejut.

"Oh! Terima kasih Sebastian, dan tidak perlu membantuku. Xavier, aku pergi dulu."

Kedua pria bersurai raven itu menatap kepergian sulung Phantomhive sampai tidak terlihat lagi.

"Jadi," Xavier memasang wajah dingin. "Bisa-bisanya kau datang di saat yang tidak tepat."

"Memastikan sang majikan dalam roda rutinitas nya adalah tugas pelayan. Kaulah yang tidak tahu malu, datang begitu terlambat dan dengan tidak sopannya mengganggu jadwal Ojouchan." Sebastian tersenyum penuh kemenangan, meski tidak ada satupun dari mereka yang menang.

"Tch. Tikus-tikus menjijikkan itu kembali merangkak, aku harus melenyapkan mereka semua sebelum bisa menemukan tempat ini."

"Apakah itu berarti kau tidak cukup kuat?"

Perempatan imajiner tercekat jelas di pelipis Xavier. Tinjunya mengepal, tapi segera menenangkan diri.

"Tutup mulutmu! Dan lagi, majikanmu hanya Tuan Muda Ciel. Bukan Elle!"

Memutar badannya 180°, Xavier melenggang pergi memasuki Manor.

Suara menyepi kembali menghampiri.

Sudut bibir Sebastian ditarik sedikit, tersenyum geli.

𝗰𝗿𝗶𝗺𝗲   [ ᴘʜᴀɴᴛᴏᴍʜɪᴠᴇ x ᴍᴏʀɪᴀʀᴛʏ ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang