■
■■
■■■
■■■■
■■■■■Enjoy!
"Terus, terus?"
Mata Ciselle berbinar tidak sabar mendengar kelanjutan cerita Xavier yang menghentikan ceritanya tiba-tiba.
"Coba tebak dulu siapa dia?" Xavier malah menolak melanjutkan dan mencoba bermain tebak-tebakan tentang siapakah pria dari balik semak yang dijumpainya lalu pada Ciselle.
"Hah?" Ciselle mencibir. "Gimana caranya aku tau kalo kamu aja belum ngasih tau, ih!"
"Coba pikir-pikir siapa pria yang pernah kamu temui dengan ciri-ciri seperti itu?"
Si gadis mencoba berpikir keras mengulang ingatan-ingatannya yang lalu.
Tentu saja ada dua kandidat yang memiliki surai pirang dan mata merah, tapi dia baru bertemu satu dari kedua kandidat itu.
Siapa tau pria yang dimaksud Xavier adalah pirang satunya, bukan?
"Hmm, apakah dia tinggi?"
Xavier mengangguk.
"Tidak pakai kacamata?"
Xavier kembali mengangguk.
"Sangat tampan?"
Xavier mengangg- tidak, dia menggeleng tak suka.
"Hanya aku yang tampan!" Dirinya bangkit dari senderan dan mendekat pada wajah Ciselle, malah sangat dekat sampai sedikit gerakan hidung mereka bersentuhan.
Sedangkan mata Ciselle menyipit heran, kenapa lagi ini makhluk satu kok tiba-tiba nyolot?
Sepertinya jiwa narsisnya sudah tidak bisa ditolong.
"Menjauh lah dulu-"
"Nee-san!"
Tepat waktu sang penyelamat datang menginterupsi mereka berdua.
Ciel yang datang berjalan santai, meski bisa dilihat napasnya ngos-ngosan karena berjalan sekeliling Manor mencari keberadaan kakaknya yang suka menghilang tanpa bilang-bilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗰𝗿𝗶𝗺𝗲 [ ᴘʜᴀɴᴛᴏᴍʜɪᴠᴇ x ᴍᴏʀɪᴀʀᴛʏ ] ✓
Fanfic"ˢᵉᵇᵘᵃʰ ᵏᵉʰᵒʳᵐᵃᵗᵃⁿ ᵈᵃᵖᵃᵗ ᵇᵉʳᵗᵉᵐᵘ ᵏᵃˡⁱᵃⁿ, ˢᵃʸᵃ ᶜⁱˢᵉˡˡᵉ, ᵈᵃⁿ ᵈⁱᵃ ᵃᵈⁱᵏ ˢᵃʸᵃ, ᶜⁱᵉˡ." "ʷᵉ ᵃʳᵉ ᴾʰᵃⁿᵗᵒᵐʰⁱᵛᵉˢ." 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭• ·˚ ༘ ➳ 𝙺𝚎𝚝𝚒𝚐𝚊 𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚒𝚋𝚊𝚝 𝚙𝚎𝚛𝚖𝚊𝚒𝚗𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚜𝚞𝚜 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚁𝚊𝚓𝚊 𝙺𝚛𝚒�...