RAPAT

209 25 5
                                    

Brak!

Dada Yoongi tiba-tiba dihantam oleh satu benda yang cukup berat. Jelas dia yang sedang pulas-pulasnya tertidur langsung kaget dibuatnya. "Bajingan!" umpat Yoongi. "Eh, ada apa Nona?" Setelah melihat Lisa, dia langsung melembutkan nada bicaranya.

Si pelaku pelemparan tas itu, hanya memberikan tatapan datar tanpa merasa bersalah sedikitpun. "Jam 8 pagi aku rapat. Kau juga ikut. Di dalam tas itu jas dan beberapa berkas yang harus kau pelajari."

"Tapi ini bukan tugas..."

Lisa menyumpal protes Yoongi dengan melempar segebok uang ke wajah bengkaknya.

"Dengan senang hati Nona." Secepat itu Yoongi berubah pikiran. "Tapi, bisakah nanti saja? Ini masih jam 2 pagi."

"Kau sudah kubayar ya. Aku tidak mau tahu, kau harus mempersiapkannya dari sekarang. Sampai kau menghancurkannya, aku akan menghabisimu," ancam Lisa yang diakhiri dengan gebrakan pintu yang sengaja ditutup keras.

"Astaga wanita gila itu berulah lagi." Sebelum menjalankan tugasnya, Yoongi menghitung uangnya. "Lumayan untuk kekasihku."

Walau masih sangat mengantuk Yoongi tetap bangkit dengan pandangan yang masih berkunang-kunang dan langsung membaca sebuah buku, di dalam tas itu. Halamannya berisi kalimat-kalimat yang harus dia katakan nanti. "Bagaimana bisa dia berpikir pertanyaan bodoh ini akan muncul?" herannya sambil terkekeh.

Tepat jam 6 pagi, Yoongi sudah siap dengan setelan jas berwarna hitam yang Lisa berikan tadi. Bahkan dasi biru mudahnya juga sudah terpasang rapi di sana. Dia juga memastikan tampilannya sempurna dengan berkaca dari depan sampai belakang. Sentuhan akhir tinggal menyemprotkan parfume saja.

"Aku yang lebih cocok memimpin perusahaan itu," gumam Yoongi dengan pede-nya. "Aku harus menunjukkannya pada Yerin." Yoongi memfoto dirinya yang sedang dalam balutan jas mewah, lalu mengirimkannya. "Oke, tinggal mengobrak-abrik si tukang tidur itu." Dia kemudian berjalan menuju kamar Lisa.

Tok! Tok! Tok!

"Nona! Ayo bangun!" panggil Yoongi

Pyar!

Tiba-tiba terdengar suara gelas jatuh dari dapur. Khawatir terjadi apa-apa, Yoongi langsung berlari menghampiri asal suara itu. Ternyata Lisa sudah tergeletak di dekat meja makan. "Astaga, Nona!" Dia mempercepat langkahnya menuruni tangga dan langung memeriksa keadaan Lisa.

Ternyata pelipis Lisa sudah bersimbah darah. Mungkin itu akibat benturan dengan ujung meja jika dilihat dari posisi jatuhnya yang tak jauh dari ujung meja.

Segera, Yoongi memindahkan Lisa ke kamarnya sebelum mengobati lukanya dengan obat merah.

"Sekarang sudah jam 7, bagaimana kalau dia tidak bangun-bangun juga?" Yoongi semakin gelisah ketika ponsel Lisa berulang kali berdering. Dia yakin panggilan itu adalah reminder dari rekan-rekan kerjanya yang sudah menunggu Lisa.

"Mmm..." Tubuh Lisa mulai menggeliat, pertanda jiwanya sudah masuk ke raganya lagi.

"Akhirnya kau bangun juga. Ayo cepat, cepat. Mandi dan langsung bersiap-siap." Yoongi menarik paksa tubuh Lisa, mendudukkannya.

"Kepalaku kenapa?" tanya Lisa, merasakan nyeri di kepalanya.

"Kau tertidur di dekat meja makan. Pasti kepalamu terbentur."

Lisa menatap Yoongi.

"Aku sudah mengobatinya. Sekarang ucapkan terimakasih."

"Terimakasih," ucap Lisa tanpa ekspresi.

"Sama-sama," balas Yoongi sambil tersenyum lebae dengan gummy smile andalannya.

Lisa masih menatap Yoongi.

My Sleeping Queen (SUGA X LISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang