KULIAH

147 19 9
                                    

"Ini kan, yang kau cari?" Lisa melemparkan kartu debit yang sudah dia gasak, ke Jeno yang masih menunggu di ruang tamu-Villa Lisa.

Jeno membungkuk mengambil kartu itu. "Kau sudah puas membelanjakannya?" sindirnya melihat belanjaan yang sangat banyak di tangan Yoongi.

"Ini tidak ada apa-apanya dibanding uang yang Kau dan ibumu ambil," balas Lisa membalikkan sindiran pedas itu seraya naik ke lantai 2. Ingin segera tidur di ranjangnya.

"Jangan lupa minum susunya!" teriak Jeno memperingatkan.

"Apa Kau gila?" sahut Yoongi. Wajahnya sudah memerah dengan mata tajamnya yang berusaha merobek retina Jeno.

Jeno mengalihkan pandangannya menatap Yoongi. "Apanya?"

"Sebelum tidur, Nona Lisa harus minum obat. Kalau Kau menyuruhnya minum susu, sama saja Kau kembali menetralkannya," jelas Yoongi tanpa menyembunyikan nada ketusnya. Dia jadi mengira, Jeno yang berstatus kakak tiri Lisa ini juga berbahaya bagi Lisa.

"Memang Kau tahu asal obat itu? Jangan-jangan Kau yang berencana memasukkan obat mematikan di tubuh Lisa," tuduh Jeno. Dia pun juga memperlihatkan tatapan tajamnya.

Yoongi tertawa pahit. "Maling teriak maling," tekannya.

"Lisa! Jangan mudah percaya pada pria ini! Dia ingin membunuhmu!" teriak Jeno yang ia tujukan untuk Lisa di lantai atas.

Yoongi menggeleng tak percaya. Jeno tak hanya membuatnya kesal karena meniduri kekasihnya, tapi juga semakin bertambah geram karena fitnah yang tiba-tiba Jeno lontarkan seenaknya itu.

Jeno memperlihatkan telunjukan tepat di depan wajah Yoongi. "Sampai ada sesuatu yang menimpa Lisa, Kau akan tahu akibatnya," ancamnya.

Yoongi menjatuhkan belanjaan Lisa sebelum mencekal telunjuk Jeno. "Apa hubunganmu dengan Chaeyong?" tanyanya. Pertanyaan yang sudah dipendamnya sejak keluar dari rumah bordil.

"Kau juga mengenalnya?" Jeno melepas cekalan tangan Yoongi. "Kenapa Kau jadi mengalihkan pembicaraan? Jangan-jangan..."

"Jawab saja," tagih Yoongi.

"Dia jalang langgananku," jawab Jeno santai.

Yoongi langsung menggenggam kuat tangannya, sangat ingin menghantamkannya pada wajah Jeno. Namun dia berusaha kuat menahannya. Ya, ini bukan salah pria bajingan di depannya. Kalau Chaeyong tidak ada di rumah bordil itu, tentu Jeno juga tidak akan bisa meniduri kekasihnya.

"Kenapa?" tanya Jeno.

"Tidak apa." Yoongi mengambil kembali belanjaan Lisa untuk segera memindahkannya ke kamar Lisa.

***

"Ayo bangun, Nona." Yoongi membangunkan Lisa yang masih membusur di ranjangnya.

"Mmm... Kenapa?" tanya Lisa, masih dengan mata yang tertutup.

"Waktunya kuliah, Nona. Ayo cepat mandi, sarapan, dan langsung mulai kuliah."

"Nanti saja..." tolak Lisa. Dia baru saja tertidur beberpa menit yang lalu. Penyakitnya tetap membuatnya terus bangun dan tak membiarkannya tidur nyenyak semalam.

"Jangan membuatku marah, Nona." Yoongi masih terbawa emosi yang semalam. Dia sangat ingin bertemu Chaeyong dan meminta penjelasan atas semuanya yang kekasihnya sembunyikan itu. Namun iya tetap harus bertanggung jawab untuk Lisa.

Lisa langsung membuka matanya dan bangkit dari tidurnya. "Iya, iya. Jangan marah, Yoon. Aku bangun sekarang." Dia kalang kabut sendiri sampai hampir jatuh ke lantai kalau Yoongi terlambat menangkap tubuhnya.

"Pelan-pelan, Nona. Nanti Kau jatuh. Aku tunggu di meja makan," dingin Yoongi seraya keluar dari kamar Lisa.

30 menit kemudian, Lisa sudah duduk di meja makan bersama Yoongi. Menanti dengan sabar mangkuknya yang sedang dituangi sup iga yang hangat. Dengan mencium baunya saja, dia sudah tahu pasti rasanya sangat lezat. "Terima kasih!" ucapnya dengan nada ceria.

My Sleeping Queen (SUGA X LISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang