"Aku tidak mau menikah dengan Chanyeol!" bentak Lisa.
"Nona ... hanya ini cara satu-satunya untuk melawan mereka ..." rayu Yoongi berulang kali. Dia sampai sangat bosan dan lelah mengulangi perkataannya sendiri. Dia beralih menatap Chanyeol yang juga sedang berkumpul di meja makan bersama Lisa dan Yoongi. "Bicaralah Chanyeol, jangan diam saja."
"Lisa, aku punya cara untuk mengalahkan keluarga tirimu itu," kata Chanyeol akhirnya bersuara.
"Lawak sekali. Haruskah aku percaya dengan mata-mata sepertimu lagi?!" Semakin memuncak lagi kemarahan Lisa. "Apa Kau lupa kejadian kemarin, Yoongi? Apa Kau sudah lupa apa yang Chanyeol lakukan setelah kita memberikan kepercayaan penuh padanya, ha?!"
"Jangan terlalu marah. Nanti Kau malah tidur," ingat Yoongi dengan lembut.
Lisa menggeleng tak percaya dengan reaksi yang Yoongi berikan. Seakan-akan kejadian kemarin yang menyebabkan tewasnya Jeno dan persidangan itu, bukan apa-apa. Reaksi itu seolah meremehkan kecurigaan yang diucapkannya tadi.
"Mereka ingin kita menikah hanya untuk merebut perusahaan mobil itu. Mereka tidak akan berhenti menyerangmu sebelum tujuan mereka terlaksana. Aku tahu semua rencana mereka," ucap Chanyeol meyakinkan Lisa.
Lisa menggeleng. "Aku tidak akan mempercayaimu. Aku tidak mau menikah denganmu."
Lisa langsung naik ke kamarnya sudah ogah-ogahan meneruskan obrolan tentang pernikahan konyol ini. Tidak ada alasan yang bisa menjelaskan kenapa pernikahan menjadi hal penting dalam situasi ini.
"Dia tidak akan percaya padaku. Lebih baik Kau mencari Chaeyong. Lisa cukup dekat dengan Chaeyong," saran Chaenyol.
"Ya ... Ku rasa dia bisa menjelaskannya. Aku ke rumahnya dulu. Jaga Lisa. Jangan bertindak macam-macam." Yoongi mewanti-wanti.
Chanyeol tersenyum pahit. "Kau masih tidak bisa percaya padaku?"
"Jujur aku masih ragu padamu," jawab Yoongi memperjelas.
"Kau juga harus lebih banyak menggali semuanya lewat Chaeyong."
Yoongi tersenyum. "Kau pria yang baik. Aku percaya itu." Tepukan pada pundak Chaenyol menjadi salam perpisahannya menuju rumah Chaeyong yang lumayan jauh dari hutan ini. Perjalanan di sore ini pasti akan berakhir saat hari sudah gelap nanti.
***
"Haaa ... Tenang sekali senja hari ini. Sangat cerah. Senja yang paling indah yang pernah ku lihat ..." kagum Chaeyong pada pemandangan matahari terbenam yang dilihatnya dari rooftop rumah sederhananya. Ditemani secangkir teh hangat buatannya sambil terus tersenyum.
"Aku masih ingin di sini ... Aku tidak mau pergi ..." Di sela senyum bahagianya, tiba-tiba sebulir air mata jatuh.
"Aku ... masih ingin berbincang bersama Yoongi di sini ..." Ia rindu momen-momen indah yang sering ia habiskan bersama Yoongi. Seperti saat ini, bedanya kursi di hadapannya kini kosong. Hanya dia sendiri tanpa tatapan berbinar Yoongi kala memandangnya seolah pria itu bangga memiliki wanita seperti dirinya. Juga senyum dan kekehan kecil Yoongi bersama cerita randomnya juga rayuan gilanya. Semua itu sangat ia rindukan.
"Tapi aku terlalu jahat kalau terus mengurung pria baik sepertinya, bersama jalang kotor sepertiku. Wanita kotor yang sudah terjangkit HIV ..." sesalnya.
Senja yang sudah merubah warna langit menjadi merah mudah dengan gradasi jingga, perlahan memudar. Bersamaan dengan datangnya mobil sedan hitam milik Lisa yang Yoongi pakai biasanya.
"Yoongi?" Chaeyong menatap heran pada mobil yang bisa ia lihat dari rooftop.
Cepat-cepat Chaeyong turun untuk menyambut pria kesayangannya itu. Belum sempat ia meraih gagang pintu, benda persegi itu sudah terlebih dulu terbuka. Yang membuatnya terkejut adalah Ny. Yoona yang berdiri di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sleeping Queen (SUGA X LISA)
Fiksi PenggemarSeorang gadis cantik pengidap Narkolepsi bernama Lisa dipaksa segera menikah agar keluarga tirinya bisa mendapatkan bagian dari perusahaan mobil sport. Dia juga harus menjalani karantina dulu bersama 'Agen Pernikahan Idaman' sebelum hari pernikahann...