AIR

767 27 0
                                    

"Sebenarnya rasanya tidak terlalu buruk, tapi ini agak pahit," kata Adam setelah coba makan beberapa.

"Mungkin karena kita tidak membuang kotorannya."

"Oh, Tuhan! jadi aku makan kotoran kerang!" Mata pria itu langsung melebar syok sambil buru-buru meludahkan apa yang sudah berada di mulutnya dan kumur-kumur dengan air kelapa.

"Dan juga arang," tambah Jemy berlagak santai padahal dia sendiri juga agak merinding ketika harus memakannya. "Mungkin lain kali kita merebusnya saja."

"Sungguh aku jadi tidak ingin makan jika belum benar-benar kelaparan." Adam berhenti untuk memandangi makanannya dengan ngeri.

"Kita perlu makan untuk hidup bukan untuk memanjakan lidah, anggap saja begitu."

"Ingat kita perlu tenaga, karena kita benar-benar harus mencari sumber air. Jadi habiskan dulu menu sarapan pagimu." Jemy mengedikkan alis untuk beberapa kerang hangus beserta cangkangnya yang mereka sajikan di atas papan kayu.

Adam terlihat kembali memijit-mijit pangkal hidungnya yang mungkin sedang nyeri. Karena mungkin pria itu masih syok dengan semua ini. Dia memang tidak pernah hidup susah seumur hidupnya dan selalu serba di layani. Berbeda dengan Jemy meskipun dia anak perempuan tapi orang tuanya yang lebih sederhana sudah membiasakan anak-anakanya untuk mandiri.

"Terlalu banyak juga yang masih harus kita pikirkan lagi setelah ini jadi jaga juga otakmu tetap waras."

Sejak kecil Jemy sering di ajak berpindah-pindah tugas oleh ayahnya. Dia sudah terbiasa beradaptasi dilingkungan baru yang tidak selau menyenangkan. Jemy pernah ikut tinggal di pedalaman Kalimantan dan Papua untuk beberapa tahun di masa sekolah menengah. Apalagi perjalanan karir orang tuanya juga naik secara bertahap tidak serta merta langsung berada di atas seperti sekarang. Mereka pernah hidup sederhana layaknya anggota TNI dengan gaji pas-pasan dari negara. Walau tidak pernah sampai kekurangan tapi hidup sederhana baginya sudah biasa.

"Apa kau habis mandi?" Adam baru sadar ketika memperhatikan rambut Jemy yang masih agak basah.

"Ya, aku mandi sebelum kau bangun. Tapi ternyata rasanya justru badanku lengket semua karena air asin."

"Kita bisa gatal-gatal jika tidak mandi. Lihat bekas gigitan serangga semalam sepertinya aku juga tidak bisa tidur karena serangga-serangga mengerikan itu."

"Kau masih beruntung mengenakan celana panjang , coba bayangkan nyamuk-nyamuk itu juga berani masuk ke dalam pakaianku."

Jemy menunjukkan kakinya yang penuh bintik- bintik merah.

Mungkin nyamuk jantan yang masuk ke dalam pakaian dalammu."

"Oh, singkirkan otak kotormu!" Jemy langsung buru-buru menarik ujung sweaternya agar lebih turun walaupun percuma pahanya tetap terpampang indah di mata Adam.

"Wanita memang sembrono memilih pakaian,"komen Adam pura-pura acuh.

"Sebaiknya kita cari tempat yang lebih layak untuk tidur malam ini."

"Entahlah aku hanya ingin mandi."

Adam mulai melepas pakaiannya dan hanya menyisakan celana pendek selututnya sebelum kemudian berlari ke pantai.

"Hati-hati jangan terlalu ketengah ada banyak hiu di laut Pasific!" teriak Jemy memperingatkan karena dia tadi juga melihat beberapa ekor hiu berkeliaran di pantai.

Jemy hanya menyaksikan Adam dari kejauhan sambil sesekali menambahkan semak basah di atas bara apinya.

"Kau benar, air laut hanya membuat tubuhku semakin lengket," keluh Adam ketika akhirnya kembali.

SURVIVAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang