KELUARGA

927 29 0
                                    

"Tunggu di sini," kata Adam dan Jemy mendongak pada Adam yang sudah berdiri dan melepas kemejanya. "Akan coba kucari sesuatu untuk mengobati kakimu."

Adam ingat seharusnya masih ada kotak P3K yang biasanya disimpan di dalam laci kabin jika belum larut terbawa air. Untuk itu dia harus kembali menyelam.

"Hati-hati," pesan Jemy.

"Jangan khawatir aku pasti kembali."

Bagaimanapun Jemy tetap cemas sementara dirinya sendiri masih lemas dan hanya bisa terduduk di atas pasir sambil bersandar di sisi karang, merasakan sensasi perih di kakinya yang mulai menjalar dan berdenyut-denyut. Dia melihat Adam sudah menyelam dari sisi lambung kapal yang agak miring terganjal karang.

Adam harus cepat-cepat menemukan apa saja yang bisa dimanfaatkan. Karena semakin sore gelombang semakin naik dan akan berbahaya jika sampai lambung kapal bergeser dan dirinya terjebak di dalam. Dia sangat sadar dengan resiko itu ia hanya tidak mau membuat Jemy cemas sebab dia harus menemukan sesuatu untuk luka gadis itu atau kalau tidak lukanya bisa infeksi. Luka kecil bisa membunuh di tempat seperti ini.

Begitu berhasil masuk kembali ke dalam kabin Adam segera mencari ke dalam laci yang sebagian sudah terbuka. Laci-laci yang semula ada di sisi langit-langit kabin sekarang berada di posisi bawah karena itu banyak barang yang yang sudah berhamburan. Adam harus kembali kepermukaan beberapa kali untuk kembali mengambil udara dan melempar benda apa saja yang bisa dia dapat. Setelah membongkar beberapa Laci yang tertindih barang akhirnya Adam berhasil mendapatkan aid kid box yang dia cari dan segera membawanya ke permukaan. Meski isinya sudah terendam beberapa hari tapi sepertinya masih bisa digunakan. Ada gunting kecil yang segera dia bawa menyelam lagi untuk memotong kain layar. Jemy melihat Adam kembali dengan menyeret kain layar yang cukup lebar.

"Kita harus segera kembali sebelum airnya kembali pasang," kata Adam karena semakin sore gelombang semakin naik dan sebagian karang yang tadi siang mereka lewati pastinya juga akan terendam.

Adam merapikan semua barang yang dia ambil, menggulung kain layar dan mengikat beberapa benda jadi satu karena dia masih harus sambil memapah Jemy yang kakinya terluka dan pastinya tidak akan mudah untuk berjalan di atas karang yang licin.

"Ini bukan tempat yang aman untuk bermalam karena itu juga kita harus segera kembali, kuharap kau masih bisa berjalan."

"Ya, aku bisa." Jemy coba berdiri sendiri meski masih agak lemas dan terpincang-pincang.

Adam setengah memapah tubuh Jemy untuk bisa melompati beberapa karang yang licin dan sudah hampir tenggelam.

"Hati-hati dan tetap berpegangan." Adam memang agak kerepotan karena sambil membawa cukup banyak barang. Karena itu perjalanan kembali mereka terasa seperti dua kali lebih jauh tapi mereka berhasil kembali sebelum langit benar-benar petang.

Adam segera menambahkan cukup banyak kayu ke atas bara api karena pakaian mereka masih setengah basah dan sebentar lagi sudah malam. Setelah melepas pakaian basah masing-masing mereka menyampirkannya di dekat perapian agar cepat kering. Adam juga memanaskan kembali sisa ikan mereka tadi siang.

"Bagai man apa masih sakit?" Adam segera menghampiri Jemy dan bantu membersihkan lukanya menggunakan alkohol. Mereka belum memiliki apapun yang kering karena semua perban di kotak tersebut basah dan harus di jemur dulu jika hendak di gunakan.

"Jangan terlalu banyak," kata jemy saat Adam menuangkan cairan betadine. "Hemat lah itu sangat berharga sekarang."

"Apa yang kau rasakan? " Adam kembali bertanya untuk memastikan karena gadis itu masih terlihat lemas.

"Tengorokanku sakit."

Sebenarnya itu wajar karena Jemy sudah terlalu banyak menelan air garam.

"Minumlah banyak -banyak nanti aku akan mengambil air lagi." Adam sudah membuka tutup botol minuman mereka dan mendekatkannya ke bibir Jemy.

SURVIVAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang