BERJEMUR

1K 31 0
                                    

Adam memamerkan jaring ikan yang dia dapat dari bibir pantai. Walau sudah rusak menurutnya itu masih bisa digunakan untuk menangkap ikan karena dia tidak mau di suruh makan kerang dan siput laut lagi.

"Sepertinya menangkap ikan juga tidak semudah melempar jala ke laut," ragu Jemy yang memang pesimis jika pria macam Adam tahu cara menangkap ikan.

"Jangan meremehkanku!" Adam segera pergi membawa jaring yang tadi sudah sempat sedikit dia benahi itu untuk menangkap ikan atau sekedar keras kepala ingin membuktikan jika dia bisa.

Sudah hampir setengah hari Jemy ikut meringis silau menyaksikan hamparan pasir putih dan tubuh Adam dari kejauhan yang pastinya sudah terpanggang matahari. Kulit pria itu terlihat semakin coklat kemerahan karena semakin jarang mau memakai pakaian lagi di siang hari, tapi jujur saja dia tetap tidak terlihat buruk juga.

Adam kembali meyeret jaringnya sambil mengumpatkan kata-kata kotor dengan berbagai bahasa slang. Dia kesal karena satu-satunya ikan yang berhasil ia tangkapnya setelah hampir setengah hari di sambar oleh hiu. Memang banyak sekali hiu seukuran betis kaki yang berkeliaran di perairan dangkal.

Jemy hanya tertawa sambil mengulurkan air kelapa yang baru dia buka untuk Adam.

Pria itu masih menggerutu sambil kembali menyampirkan jaringnya di atas dahan anak pohon kelapa.

"Mungkin belum waktunya kita ganti menu makanan," canda Jemy berusaha melucu meskipun sedang tidak terdengar lucu sama sekali di telinga Adam.

"Bagaimana jika kita coba menangkap burung camar."

Sebenarnya itu saran yang lebih mustahil lagi. Meskipun banyak sekali gerombolan burung camar yang singgah di pantai tapi sayangnya mereka terlalu gesit dan akan segera beterbangan begitu sedikit saja di dekati.

Jemy baru kembali menambah satu goresan di Batang kayu yang biasa mereka duduki itu dengan kulit kerang. Sudah genap seminggu mereka terdampar di pulau, masih hidup dan sepertinya memang harus mulai beradaptasi dan sedikit bercanda agar tidak terlalu gila. Paling tidak sekarang mereka sudah memiliki tempat berteduh, air, makanan, dan api. Selanjutnya tinggal bagaimana membuatnya lebih nyaman. Bahkan manusia di perkotaan pun juga masih harus terus berjuang keras untuk membuat hidup mereka semakin nyaman. Tinggal di rumah yang nyaman, tidur di kasur yang nyaman, dan makanan yang lezat setiap hari. Kebutuhan dasar manusia sejak jaman batu sepertinya tetap sama, yaitu 'membuat dirinya lebih nyaman', tidak kelaparan tidak kedinginan dan kehujanan. Hingga sekarang berbagai kenyamanan dan kemewahan di tawarkan tapi tetap tidak ada habisnya untuk di inginkan.

Adam sedang meruncingkan ujung batang kayu dengan pecahan botol kaca. Dia bersikeras untuk menangkap hiu. Benar-benar target yang agak muluk-muluk sebenarnya. Tapi nampaknya Adam memang sedang memiliki dendam tersendiri dengan hewan-hewan itu sejak tangkapan ikannya di curi beberapa hari lalu. Jemy sengaja membiarkannya dan tidak mau ikut campur.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Adam melihat Jemy sedang berbaring dan berpikir sambil memandangi atap rendah di atasnya yang mulai keriput.

"Aku sedang memikirkan Alexander Skarsgard." Setiap kali diam Jemy pasti akan langsung teringat kembali dengan semua pekerjaannya.

"Jadi kau masih berharap dia gelayutan di pohon untuk menyelamatkanmu." Maksud Adam adalah Tarzan, karena yang dia tahu pria dengan delapan balok di perut itu semakin populer di kalangan wanita sejak perannya sebagai Tarzan.

"Aku bertugas menata busananya di Golden Globe tahun ini."

"Oh, jadi orang-orang seperti kalian yang menyarankan seorang pria tidak bercelana naik ke panggung. "

"Jangan meremehkan pekerjaanku!"

Beberapa tahun lalu Alex memang pernah naik ke atas panggung tanpa celana dan sempat menghebohkan Hollywood tapi itu sama sekali bukan idenya dan mereka baru akan menangani artis tersebut tahun ini.

SURVIVAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang