Jemy tetap tidak mau bicara ketika Adam berpamitan untuk pergi menangkap ikan. Sepertinya Jemy benar-benar tidak terima sudah di perlakukan semena-mena seperti itu. Dia marah dan rasanya hanya ingin balas menghukum Adam. Andai dia bisa berkelahi Jemy pasti sudah mengajaknya berkelahi dari tadi. Tapi Jemy tahu jika dirinya tidak akan menang dari Adam, jika dengan menjadi bisu bisa menjadi hukuman maka dia akan diam sampai hatinya puas. Walau Jemy sendiri sebenarnya juga tidak tahu berapa lama bisa sanggup diam sementara tidak ada lagi temannya di tempat ini. Bahkan baru beberapa jam berdiam di dalam gubuk saja sudah membuatnya jenuh dan bosan luar biasa.
Jemy keluar setelah mengganti pakaian rajutnya dengan kemeja Adam karena bagian samping baju rajutnya ternyata sobek cukup lebar dan sadar bertapa mengenaskan hidupnya kali ini. Terlantar dan di lecehkan oleh satu-satunya pria yang mulai dia percaya. Tapi Jemy tidak mau menangis dan lemah lagi karena memang ia harus kuat jika ingin bertahan.
Jemy coba menyusuri pantai, mencari tali untuk bisa merajut pakaiannya lagi. Dia menemukan bagian dari jaring yang terurai, ia pikir bisa di gunakan untuk menyulam pakaiannya walau sebenarnya dia belum tahu bagaimana caranya menyulam. Jemy ahli dalam mendesain pakaian karena memang itu basic pendidikannya, tapi dia tidak tahu bagaimana membuat pakaian tanpa peralatan. Walaupun cuma menambal pakai yang sobek dalam kondisi seperti ini bisa jadi pekerjaan yang sulit.
Jemy duduk di sebatang kayu yang membentuk huruf O pada simbol SOS yang pernah mereka buat dulu dan sampai sekarang belum pernah ada pesawat terbang yang melintas dan melihatnya. Dengan mengunakan lidi Jemy mulai menarik tali tersebut agar bisa menyelip di atara masing-masing sisi benang rajut yang sudah koyak dan terurai semakin melebar jika di biarkan. Rasanya benar-benar menjengkelkan melakukan pekerjaan seperti ini.
Sementara itu Adam terlihat sedang berpanas-panasan menangkap ikan di pantai dengan tombaknya dan Jemy tidak perduli karena masih ingin marah. Apa lagi merajut kembali pakaian yang sudah sobek ternyata juga tidak mudah. Karena itu dia hanya berulang kali mengumpat tiap kali ingat perbuatan Adam. Sudah ada satu jam lebih dia berkutat dengan jarum lidinya yang payah dan membuatnya semakin emosi ingin merobeknya saja. Pasti Jemy sudah merobeknya dari tadi andaikan saja dia masih punya banyak pakaian di lemari. Jemy jadi ingat koleksi pakaiannya yang bahkan sebagian belum pernah dia sentuh apalagi ia pakai. Benar-benar kebodohan yang hakiki jika membandingkan kehidupannya yang dulu dan kondisinya sekarang. Berulang kali Jemy sedih melihat sendal yang dia pakai sekarang. Dulu kakinya selalu beralas sepatu mewah bersol merah layaknya para bangsawan pada jaman Raja Louis tapi sekarang dia hanya memakai sandal bekas yang sama bagian sisinya sudah keropos.
Jemy masih kesal saat tiba-tiba Adam menghampirinya dengan membawa satu ember ikan. Jemy tahu jika belakangan ini pria itu juga semakin ahli menangkap ikan.
"Kau pikir aku betina anjing laut, jadi bisa kau rayu dengan setumpuk ikan!"
"Aku tidak sedang merayu, aku akan mencari makanan untukmu , memberimu tempat tinggal layaknya seorang pria lakukan untuk wanitanya."
"Dan harus kubayar dengan melayani hasrat kotormu seperti semalam!" tegas Jemy sambil mendongak menatap adam yang masih berdiri di depannya. "Ingat Adam, kau akan menikahi Erica, kakak perempuanku!" tegas Jemy sekali lagi sebelum kemudian berdiri dan berpaling pergi.
Sepertinya Adam malah tersinggung karena Jemy masih membahas Erica di saat seperti ini. Benar-benar hal sepele yang tidak sepadan jika di banding apa yang telah dia lakukan untuk wanita itu dalam sehari. Seolah usaha kerasnya selama ini memang tidak ada artinya sama sekali untuk Jemy.
Belum sampai lima langkah Jemy pergi kemudian Adam menangkap pinggangnya dan menjatuhkannya ke pasir. Adam mencium gadis itu dengan sangat sembrono dan Jemy langsung menamparnya dengan keras begitu dia berhenti menciumnya. Tapi bukanya berhenti Adam malah menciumnya lagi. Jemy juga menamparnya lagi di kali ke dua bahkan dengan nafas berdesis murka karena pria itu sepertinya memang tidak takut mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVAL LOVE
RomansaBACAAN DEWASA! Seperti apa rasanya terdampar di pulau berdua hanya dengan seorang pria super kaya yang merupakan calon kakak iparnya. Tidak ada air tawar, tidak ada makanan, tidak ada tempat berteduh, pakaian pun sampai harus bergantian. Tapi tetap...