API

804 24 0
                                    

Pakaian mereka sudah kering, Adam baru saja selesai mengikat lagi tali sepatunya dan memakai kemeja yang baru dikembalikan Jemy.

"Jam berapa sekarang?" taya Jemy melirik jam tangan di pergelangan tangan Adam.

"Hampir jam dua belas." Jawab Adam masih sambil duduk di batang kayu besar yang sudah tidak berkulit.

"Pantas perutku sangat lapar."

Sebenarnya Adam juga lapar cuma dia diam saja dan benar-benar diam tidak berusaha berbuat apa-apa.

"Kita akan segera mati jika hanya diam saja seperti ini."

Sedari tadi mereka memang hanya duduk di pinggir pantai memandangi ombak sampai mereka mulai bosan.

"Memang apa yang bisa kita lakukan?"

"Sebaiknya kita coba masuk ke dalam pulau untuk mencari sumber air atau apapun yang mungkin bisa dimakan."

"Aku tidak yakin di tempat seperti ini ada buah-buahan."

"Mungkin memang tidak ada tapi paling tidak kita bisa mencari sumber air. Karena tidak mungkin kita minum air kelapa terus-menerus."

Dari pagi mereka memang hanya meminum air kelapa dan sekarang saja perut Jemy sudah mulai terasa tidak enak.

"Peraturan pertamanya, kita harus bekerja sama dalam mencari makanan!" tegas Jemy sambil menjentikkan jari telunjuk tepat di depan adam. "Aku tidak berani masuk sendiri ke dalam pulau."

"Pulau ini tidak terlalu besar kau tidak akan mungkin tersesat."

"Ya, tapi bagaimana jika ada ular?"

"Tangkap saja nanti kita makan."

"Oh, kau menjijikkan."

"Aku sering melihat seperti itu di film."

"Lebih baik aku makan siput laut dari pada kau suruh makan ular."

"Bukankah lebih mudah mencari kerang dan siput dari pada kita masuk ke dalam pulau?" sarkas Adam ketika balik bertanya.

"Masalahnya kita tidak punya api , apa kau mau makan siput mentah?" jika kau mau akan kucarikan untukmu sekarang juga."

"Sepertinya kita memang harus membuat api agar bisa di temukan," tambah Jemy dengan wajah kusut karena dia sendiri tidak tahu apa sanggup membuat api. Meskipun dia sering melihat tehniknya di ajarkan tapi sepertinya memang tidak mudah untuk di lakukan oleh sembarangan orang.

"Adam, coba lepas lagi tali sepatumu!"

"Untuk apa?" pria itu terlihat bingung karena dia baru selesai mengikat tali sepatu dan sudah di suruh melepasnya lagi.

"Kita coba membuat api."

Jemy segera bangkit untuk mencari batang kayu yang agak melengkung, semak kering untuk membuat bara dan dua bilah kayu yang sangat kering.

"Ayo cepat lepas tali sepatumu!"

Karena tidak tahu apa rencana gadis itu Adam pasrah mengikutinya saja.

Jemy melilitkan tali sepatu tersebut pada sebatang kayu seukuran jari kemudian mengikat masing-masing ujungnya pada kayu dengan bentuk melengkung yang tadi sudah dia siapkan. Jadilah fungsinya seperti busur penggesek. Jemy tadi juga sudah mengambil sebagian dari kayu kering yang Adam duduki.

"Adam bantu aku, pegangi seperti ini biar aku yang memutar batang kayunya."

Awalnya Jemy mencoba pelan-pelan sampai terbentuk cekungan di permukaan kayu yang sudah terus ia gesek. Sesekali dia menambahkan remahan kayu kering di ujung kayu yang terus bergesekan tersebut.

SURVIVAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang