Tian.
Maaf Kay, boleh cerita?
Silahkan, kak
Sebelumnya, selamat hari raya idhul fitri, mohon maaf lahir dan batin
I'm sorry kalau salah, aku cari di google.
Haha it's fine, bener kok. Mohon maaf juga kalau Kay ada salah ya kak. Selamat kenaikan Isa Al-Masih juga untuk ka Tian.
Senyum pahit terukir diantara keduanya.
Angkat telfon gue sebentar ya, Kay
Tian is calling...
"Halo"
Kayla gemetar, suara yang telah ia rindukan selama ini. Suara sapaan dari sosok Tian yang sudah ia nanti, ia rindukan. Kayla tau mereka salah dengan rasa yang mereka punya. Tuhan, apakah salah jika Kayla hanya ingin berteman dekat dengan Tian?.
"Kayla?"
"Iya kak, Kayla disini bentar anu apa namanya mau taruh kue"
Kayla dapat mendengar cekikikan Tian, sungguh ia sangat rindu dengan ini semua.
"Gue beneran stress banget, Kay. Kaka gue belum lama meninggal."
"Bunda ga izinin gue datang ke tempat papi, gue mau jadi apa tanpa kakak, Kay?"
"Apa gue pindah ke agama papi aja, ya?"
Kayla membungkam mulutnya, ia tidak pernah berpikir jika Tian pernah berpikir seperti itu.
"Ka, kita tau agama itu hal yang penting di hidup kita. Gue ngga bisa kasih lo saran apapun, kalau lo mau minta saran ke gue akan jadi berat sebelah nantinya. Semua ada di lo, semua keputusan, semua dampak yang nanggung lo."
"Kalau gue pindah, bukannya lebih memungkinkan kita buat bersama?"
"Pikir dua kali kalau lo mau pindah agama cuma karena cinta."
"Haha, i know it. Gue mau lo, tapi gue takut kisah kita bakalan duplikat orang tua gue"
Kayla diam mendengar pernyataan Tian, dia juga sangat ingin Tian, sangat ingin untuk bersama dengannya. Namun, dunia ini tidak mau mereka bersama.
Obrolan ringan sampai berat terus berjalan, curahan hati Tian benar-benar Kayla dengarkan saat ini. Kayla ingin waktu berhenti sebentar saja, dia ingin lebih lama dengan Tian.
Karena dia tahu, setelah ini dia akan kehilangan Tian untuk yang kedua kalinya.
.
Seminggu setelah lebaran, sekolah mulai kembali lagi. Anak kelas akhir yang mulai sibuk, sedangkan kelas 10 dan 11 sibuk dengan organisasinya.
Kayla berdiri di balkon kelasnya, menunduk ke arah lapangan, disana ada Tian. Kayla tersenyum, akhirnya ia melihat Tian secara langsung.
Tian mendengak an kepalanya ke atas, mata mereka bertemu, senyuman terukir di keduanya. Tentu saja, Kayla senang bukan main. Terburu-buru masuk kelas, malah menabrak siswa yang lewat.
Masa muda, yang tidak akan pernah terulang.
Tian
OnlinePulang sekolah nanti, tunggu gue sebentar
Gue antar lo pulang.
Mau ga? Apa lo maunya sama Bagja?
Hah
Liat nanti ka, gue mau tunggu Aca
Sure, gue tunggu jawabannya
Tian
OfflineKayla menghela nafas, menaruh handphone nya ke kolong meja, menenggalamkan kepalanya dan memejamkan matanya.
"Gimana bisa gue lupa sama lo kalau gini kisahnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LENGKARA (end)
Teen FictionOrang bilang di dunia ini tidak ada yang mustahil, tapi dunia ini berarti lengkara untuk Kayla. Tuhan, terima kasih sudah menghadirkan sosok sebaik Kristian. Tapi, mengapa tidak ada yang seperti dia di dalam diri orang lain? Di dalam diri orang yan...