Ujian

544 28 2
                                    

Kristian menatap lembar ujian yang ada didepannya saat ini, ia cukup kesulitan dengan paket soal yang ada sekarang. Ia melihat kearah pengawas yang sedang berada dimejanya, lengah.

Dengan cekatan, Kristian membuka jawaban paket soal yang dibeli.

Dilain sisi Aji dan Bagja yang berada dalam satu ruangan, masih mencoba memahami soal yang rumit.

Kristian pasti beli kunci jawaban nih.

Tidak ada sedikitpun suara yang ada didalam ruangan tersebut, bahkan suara goresan antara pensil dan kertas dapat terdengar.

Aji mengamati kondisi saat ini, menatap Bagja dan berharap mereka berdua mendapat paket soal yang sama.

Aji menghadapkan tubuhnya kearah kiri, mengetuk sedikit meja untuk memberi kode terhadap Bagja, "Aji sayang, ada apa nak?"

Bukan tanggapan dari Bagja yang ia dapatkan, justru teguran halus dari pengawas tua yang didapatkannya.

Aji hanya menggelengkan kepalanya dengan senyumnya, ia dapat melihat Bagja yang tengah menahan tawanya.

Kampret lo.

*

Berbanding terbalik dengan kelas mereka berdua, kelas Aca justru mendapat pengawas yang garang. Bahkan saat siswa berganti posisi untuk meregangkan tubuh sudah dapat tatapan sinis.

Macam betul kali guru ini. Batinnya memberontak.

Ia tidak merasa terbebani dengan soal yang ada didepannya sekarang, sampai saat ini cukup mudah.

Berbeda lagi dengan Kayla yang saat ini diawasi guru yang santai, bahkan saat ini entah dimana pengawasnya berada. Ia masih mengenali orang yang ada diruangannya saat ini.

"Sst.. lo paham soal ini ngga?" Bisik Aca kepada adik kelas disampingnya.

Yang ditanya hanya memasang wajah bingung, "Hah? Aku ngga paham ka, belum diajar itu sama guru" Jawabnya polos.

Aca hanya menganggukkan kepalanya, memang cukup aneh ia bertanya soalnya kepada adik kelasnya.

Satu minggu yang biasanya terasa cepat berlalu, kini terasa sangat lambat. Saat malam mereka masih sibuk untuk belajar, bahkan ada pula yang sampai larut.

Bagja kini sedang membuka sosial medianya, mencari info kerja part time yang ada didaerahnya saat ini.

Walau papanya saat ini meminta untuk Bagja membantu pekerjaannya, ia menolak. Ia merasa tidak ada kemampuan dalam berbisnis, apalagi sampai internasional.

Ia bersyukur dengan hidupnya saat ini, ia merasa kebahagiaannya mulai lengkap, awal kehidupan yang mulai ia rancang.

Dilain sisi, Kristian kini masih sibuk dengan urusan percintaannya. Ia merasa dipusingkan sendiri dengan isi hatinya saat ini.

Ia mulai memikirkan apa yang akan dilakukannya setelah ujian nanti, memilih untuk memiliki Kristela dan meninggalkan Kayla tidak dirasa salah baginya.

*

Kayla masih memegang handuk ditangannya, ia masih mengeringkan rambutnya sebelum ke sekolah pagi ini, UAS hari terakhir disambut dengan senyuman yang riang.

LENGKARA (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang