Happy Reading!
Aca menatap Kayla yang sedang memakan nasi padang dengan lahap, "Lo udah berapa hari ngga makan? Kayak anak kelaparan gini" Tanya Aca.
Kayla berusaha menjawab dengan makanan yang ada di mulutnya
"Ih selesain dulu, baru ngomong!" Perintah Aca.
Kayla mengambil air minum disebelahnya, "Lo ngajak ngomong lagian. Gue baru nafsu makan beberapa hari ini, kemarin rasanya kayak malas banget buat ngapa ngapain, Ca"
Kayla mengambil kerupuk kulit milik Aca, "Terus nih, gue rasanya kayak benci tapi kangen banget sama Kak Tian. Sampe ngga nafsu makan"
"Ngga nafsu makan, tapi kerupuk kulit punya gue lo embat!"
Kayla hanya menunjukan cengirannya, "Pesan lagi aja"
Aca menatap sekelilingnya, "Habis sini mampir ke tempat Bagja part time mau ngga lo?"
"Ah masih siang, malam aja kali ya? Lebih enak"
Aca mengangguk setuju, "Gue kabarin Aji dulu"
Kayla mengerutkan keningnya, "Aji ikut juga?"
"Ikut, justru dia yang ngajak. Mereka mau traktir kita katanya"
"Tumben, dalam rangka apa?" Tanya Kayla.
"Lupa? Aji lulus UTBK kan, Bagja SNM" Jawab Aca.
Kayla mengangguk anggukan kepalanya, ia baru ingat.
"Keren ya? Kita nanti dikelas 12 kayak apa ya, Ca?" Pikir Kayla.
Aca mengambil es cincau disampingnya, membagi dua untuk dirinya dan Kayla, "Bismillah aja, Kay"
"Tanpa usaha sama aja bohong"
Bincang ringan diantara mereka seakan membuat hari ini terasa berlarut begitu cepat.
Aca memutuskan untuk mengajak Kayla mengelilingi daerah sekitarnya dan mencoba beberapa jajanan, walau katanya sudah kenyang.
"Lo pernah ngerasa benci sama suatu tempat ngga sih, Ca?"
Aca tampak berpikir sejenak, "Pernah"
Kayla menatap Aca, "Tempat apa?"
Aca tersenyum kecil, "Gue benci taman yang sering lo datangi sama Tian"
"Selain taman itu menjadi tempat hati lo terluka, taman itu juga tempat dimana gue dipisahkan dari papa gue"
Kayla tampak tertarik dengan cerita Aca, "Loh? Kok ngga bilang?"
Aca memberi Kayla air mineral miliknya, "Saat kecil gue ikut sama papa, Kay. Waktu itu gue umur 9 sampai 10 tahun, disana papa ngajak gue main"
Kayla mengangguk, meminta Aca melanjutkan ceritanya, "Sebelum lo pindah kesini, taman ini dulu banyak ayunan dan mainan anak anak, bukan sekedar tempat romantis aja"
"Disana gue ketemu mama, langsung dibawa mama sampai sekarang. Gue ingat banget, saat dibawa mama gue nangis nangis. Papa sama mama ribut disana"
Kayla merasa tidak enak dengan Aca, "Maaf ya? Karena gue tanya gini jadi buka luka lama lo"
"Santai aja, Kay. Lagian ya, gue udah merasa pasrah aja saat ini. Seterah mereka mau gimana"
Aca mengunyah jajanan yang ia beli tadi, "Padahal pas itu gue lagi main sama Aji"
Hampir saja air didalam mulut Kayla menyembur Aca.
"MAKSUDNYA?"
Aca tertawa kecil, "Gue belum bilang ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LENGKARA (end)
Teen FictionOrang bilang di dunia ini tidak ada yang mustahil, tapi dunia ini berarti lengkara untuk Kayla. Tuhan, terima kasih sudah menghadirkan sosok sebaik Kristian. Tapi, mengapa tidak ada yang seperti dia di dalam diri orang lain? Di dalam diri orang yan...