Kayla berjalan menuju kantin dengan Bagja dibelakangnya, ia terus berusaha menerobos kerumunan yang ada.
Langkahnya terhenti saat melihat Aca dan Aji ditaman sekolah, dengan muka Aca yang kesal dan Aji yang terus tertawa. Melihatnya saja sudah terbayang apa yang sedang mereka debatkan.
"Kak, Aji suka sama Aca ya?"
Kayla menoleh kearah belakang, tidak ada Bagja disana. Ia sedikit menjinjitkan kakinya agar dapat melihat lebih jauh, namun nihil.
Gue curiga dia beneran setan.
Ia memilih untuk menghampiri Aca dan Aji, saat sedang berjalan dilihatnya kakak kelas yang sedang meminta untuk poto bersama Bagja.
"Boleh ya, Ja? Sekali take aja deh" Pintanya.
Bagja hanya memberi senyuman simpulnya dan mencoba pergi dari tempat itu, ia terlihat sedang mencari seseorang, Kayla yakin Bagja sedang mencari dirinya.
Bagja terus mencoba mengalihkan pandangan wanita yang meminta dirinya untuk poto bersama, ia menunjuk arah berlawanan dengan pintu kantin, "Kristian tuh"
Saat mereka lengah, waktu untuk Bagja kabur.
Larian kecil dari Bagja dapat menghampiri Kayla yang sudah terlebih dahulu sampai, "Maaf" Ucapnya.
"Keren, banyak juga klub penggemar lo kak" Ledek Kayla.
"Jangan usil, mau makan apa?" Tanya Bagja.
Kayla tampak berpikir sejenak, ia tidak terlalu lapar saat ini, "Mau beli somay aja, tapi-"
"Jangan pakai bumbu kacang"
Saat belum selesai, Bagja melanjutkan ucapannya. Bagja mulai hafal dengan kebiasaan Kayla sekarang, walau memakan somay tanpa bumbu kacang terdengar aneh baginya.
Jam istirahat mereka habiskan bersama. Aca, Aji, Bagja, dan Kayla berkumpul disatu meja yang sama. Tawa dan canda menghiasi mereka.
Aji memakan mie ayam yang dipesannya, menatap sekitarnya, "Kristian dimana? Biasanya kalau ada Kayla dia bakalan ada juga"
Omongan Aji saat ini membuat mereka semua berhenti makan sesaat, "Biasalah, ada gebetan baru gitu. Temen gue serasa dijadiin pelampiasan doang" Jawab Aca.
"Gebetan lama" Bantah Bagja.
"Lo kayak parasut pelariannya Kristian tau, Kay"
"Jadi parasut saat dia mau jatuh, dalam kondisi darurat. Sayangnya parasut itu langsung dibuang, bukan disimpan dan dijaga dengan baik" Sambung Aca.
Mereka bertiga kompak menatap Kayla, menunggu jawaban darinya, "Iya, gue ngga punya argumen buat bantah lo juga, Ca"
"Peka dong, Kay" Ucap Aji.
"Lo demen Kayla? Wah gila lo, Ji. Baru beberapa hari lalu lo bilang naksir gue, mau gue siram sambel?" Aca menyambut omongan Aji tanpa jeda.
Aji menyentil dahi Aca, "Bukan gue dodol"
Bagja berdehem, mencoba mengalihkan arah pembicaraan, ia tidak mau Kayla tau saat ini.
Gue akan menghormati perasaan lo saat ini, dan gue akan tunggu lo sampai kapanpun itu.
*
Kembali menuju kelas mereka masing masing, melewati lapangan yang dipenuhi siswa bermain bola, cukup menarik.
Kayla berdiam ditepi lapangan, ia mengingat awal dari segalanya. Saat Kristian yang bertengkar dengan Rangga, saat Kayla tertarik pada Rangga, dan saat dimana Kayla melewati semua lorong dengan Kristian.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENGKARA (end)
Teen FictionOrang bilang di dunia ini tidak ada yang mustahil, tapi dunia ini berarti lengkara untuk Kayla. Tuhan, terima kasih sudah menghadirkan sosok sebaik Kristian. Tapi, mengapa tidak ada yang seperti dia di dalam diri orang lain? Di dalam diri orang yan...