Di minggu pagi, seorang lelaki baru terbangun dari tidurnya. Ia menggeliat lalu membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan dengan cahaya, bola mata kembar berwarna coklat itu terbuka.
Lelaki itu Wooyoung, Jung Wooyoung.
Tubuh nya masih enggan bangun meski jam sudah menunjukan pukul 08.45, ini hari liburnya.
"Baiklah ayo jalani hari ini dengan baik," monolognya lalu berjalan pergi kekamar mandi. Mencuci muka lalu menggosok gigi setelah itu pergi kelantai bawah untuk sarapan.
Wooyoung tinggal sendiri di apartemen nya ini, terkadang teman temannya juga menginap disini.
"Bahan makanan sudah hampir habis, sesudah makan aku akan pergi berbelanja," ucapnya lalu ia pun memasak untuk sarapannya.
***
"Tteobokki, jamur enoki, buah buahan, jus, teh, dan... Ah ya! Ramyeon! itu tidak bisa dilupakan," ucap Wooyoung lalu ia mencari ramyeon kesukaannya di minimarket ini.
"Itu dia!" seru Wooyoung kala melihat ramyeon di rak yang tinggi.
Karena letak ramyeon yang lebih tinggi dari tubuhnya terpaksa ia harus berjinjit untuk mengambilnya.
"Sial, kenapa pekerja minimarket ini menempatkannya di tempat yang tidak bisa aku capai?" gerutu Wooyoung yang masih setia mencoba mengambil ramyeonnya.
Ssttt
Brakk..
Kaki wooyoung terpeleset dan seperti nya ia menabrak seseorang dibelakangnya, sontak Wooyoung langsung berbalik dan sedikit membungkuk untuk meminta maaf.
"Ah mianhe.., maaf aku tidak sengaja," ujar Wooyoung pada lelaki didepannya.
"Menggemaskan."
Lelaki itu maju selangkah dan itu membuat Wooyoung memundurkan langkahnya juga, tangan lelaki berperawakan lebih tinggi dari wooyoung itu beranjak mengambil ramyeon lalu memberikannya pada Wooyoung.
"Ini yang kau inginkan bukan?" tanya lelaki itu.
Wooyoung mengangguk lalu mengambil ramyeon yang diberikan oleh lelaki jangkung tadi.
"Terimakasih," ucap Wooyoung.
"Tidak masalah," jawab lelaki itu laku tersenyum menampilkan lesung pipinya.
'Manis' tanpa sadar Wooyoung berucap dalam hatinya.
"Ah, ya, kalau begitu aku akan pergi dahulu," ucap lelaki itu.
"Eo? ya, baiklah," jawab Wooyoung.
Ketika lelaki itu akan berbalik.
"Tunggu," ucap Wooyoung.
"Siapa namamu?" tanya Wooyoung.
"Choi san."
***
Mengingat kejadian tadi di supermarket membuatnya tersenyum-senyum sendiri, ntahlah dirinya juga tidak tahu ia kenapa.
"Senyumnya benar benar manis," ucap Wooyoung sembari tersenyum mengingat senyum manis lelaki itu.
"Sudah sudah, bisa gila jika terus memikirkannya," ucapnya lalu berdiri.
Drrttt...
Drrtt..."Yeobosseyo."
"Nee yeobosseyo yeosang hyung, ada apa?" tanya Wooyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBIVALEN (WOOSAN)
FanfictionCompleted✅ Ambivalen memiliki arti mencintai dan membenci pada orang yang sama. Persis seperti kisah mereka. Kisah seorang pembunuh yang mencintai seorang polisi. Sangat bertolak belakang, bukan? Di antara Wooyoung si polisi dan San yang sebisa mung...