14

277 37 4
                                    


San dan Wooyoung sedang berjalan berdua dibawah sinar bulan dan ditemani semilir angin malam. Keduanya baru saja kembali dari taman selepas menikmati waktu berdua.

"San.. bagaimana jika suatu hari kita menikah lalu mempunyai seorang anak? Kau ingin lelaki atau perempuan?" tanya Wooyoung.

San terkekeh mendengar pertanyaan Wooyoung, mereka baru satu bulan lebih menjalin kasih tapi Wooyoung sudah memikirkan hal sejauh itu.

"Aku lebih ingin anak lelaki, tapi jika diberinya perempuan juga tidak apa," jawab San sembari mengusak rambut wooyoung, tak lupa dengan senyumannya.

Wooyoung tersenyum, lalu berkata "kau tau? Aku lebih ingin memiliki anak perempuan."

"Benarkah? Mengapa?" tanya San sambil terus menggenggam erat jemari Wooyoung.

"Karena aku sudah banyak menyiapkan nama untuk anak perempuan," ucap Wooyoung dengan antusias.

"Benarkah? Coba beritahu aku nama nama yang yang sudah kau buat itu," ucap San.

"Sera ,hyeoneun, ha-neul , yu-ri, lin-yan, shin-lyan, eo? Aku suka nama itu seperti nama orang china, bagaimana menurutmu?" ucap Wooyoung, senyuman antusias dibibirnya sama sekali tak pernah pudar.

"Nama yang cantik," puji San menepuk kepala Wooyoung dengan lembut lalu menyingkirkan rambut yang menutupi mata sang kekasih.

"Choi shin-lyan benar?"

San hanya terkekeh mendengar nama itu.

Tak terasa mereka sudah sampai di depan aprtemen pribadinya Wooyoung.

San mengantarkan Wooyoung sampai didepan pintu.

"Masuk lalu istirahat, okay?" ucap San sembari membenarkan poni Wooyoung.

"Baiklah, kau juga. Selamat malam."

Setelah mengatakan itu Wooyoung masuk kedalam sembari melambaikan tangan pada san.

Melihat Wooyoung sudah masuk, San pun berbalik dan berniat untuk pulang.

"SIAPA KAU?!"

Belum sempat mengambil lima langkah, San sudah terhenti karena mendengar teriakan Wooyoung dari dalam. Sontak San langsung berbalik dan mencoba membuka pintu apartemen Wooyoung, namun nihil karena pintunya terkunci.

"WOOYOUNG! BUKA PINTUNYA!" teriak San sembari mencoba membuka pintunya.

"DIAM DISANA! JANGAN MENDEKAT!"

Teriakan Wooyoung kembali terdengar membuat San merasa cemas, San pun dengan kuat mendobrak pintu itu hingga 3 kali dobrakan akhirnya pintu terbuka.

San langsung masuk kedalam dan di suguhi dengan Wooyoung yang terpojok didinding dan seorang lelaki berperawakan tinggi yang tak jauh di depan Wooyoung dengan pistol ditangannya.

"SAN!" teriak Wooyoung dengan nada bergetar, ia takut sekarang.

"Wooyoung tenanglah! Tidak usah takut, aku ada disini," ucap San menenangkan dari kejauhan.

"Wahh lihatlah, sang kekasih datang rupanya," ucap lelaki itu sembari beralih menatap San.

Mendengar suara yang tak asing itu membuat San menatap tajam lelaki itu.

"Haruto kau! Jangan kau berani menyentuh Wooyoung seujung rambutmu!" ucap San sembari menunjuk wajah haruto menggunakan telunjuk.

"Kenapa? Kau ingin menjadi menyelamat nya, cih" haruto, lelaki itu berdecih mendnegar menuturan san

"Bagaimana mungkin kau menjadi penyelamat sedangkan diri mu sendiri saja seorang pembunuh, Drack?"

Wooyoung yg sedari tadi menangis memeluk lutut nya langsung menegang dan mendonggak menatap san

AMBIVALEN (WOOSAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang