06

480 77 14
                                    


"Sudah semua?" tanya Mingi saat memasuki mobil.

Sekarang jam sudah menunjukan pukul 12.00 siang, itu berarti jadwal patroli kelima lelaki ini sudah selesai dan digantikan dengan jadwal yang lain.

"Tunggu hyung! aku ingin ketoilet dulu," ucap Wooyoung lalu keluar mobil dengan cepat, sepertinya sudah kebelet haha.

Tak lama setelahnya pintu mobil dikursi belakang terbuka.

"Eo? kau mau kemana Jeongwoo-ya?" tanya Jihoon yang memang duduk disampingnya alias di antara Jeongwoo dan Junghwan.

"Mau ke toilet, aku sudah tak tahan," ucapnya lalu berlari.

Yang dimobil hanya terkekeh.

Didalam toilet umum sekarang Wooyoung baru saja keluar dari salah satu bilik. Saat ia melangkah ke wastafel matanya tak sengaja melihat sebuah kertas, karena penasaran ia pun mengambilnya.

'Kau akan lenyap, Jung'

Deg

Seketika Wooyoung terkejut. Bukan karena tulisan dikertas itu, melainkan seseorang yang menepuk pundaknya. Saat menoleh, ia menemui Jeongwoo disana, sontak ia menyembunyikan kertas itu di saku belakang celananya.

"Aihh.. Jeongwoo-ya. Kau membuatku terkejut," ucap Wooyoung sembari mengelus dadanya.

"Hehehe, maaf hyung, aku tidak bermaksud, sungguh," ucap Jeongwoo lalu mendekati wastafel dan mencuci tangannya.

"Kau sudah selesai hyung?" tanya Jeongwoo. Wooyoung mengangguk.

Mereka pun pergi bersama dari toilet menuju mobil mereka.

Sesampainya dimobil keduanya langsung masuk.

"Ayo," ucap Wooyoung pada Mingi untuk melajukan mobilnya.

"Sabarlah, Junghwan belum kembali," ucap Mingi.

"Kemana di-"

"Eo Junghwan~a, kenapa beli makanan saja lama sekali? Kau tahu aku sudah lapar?" ucap Jihoon memotong ucapan Wooyoung kala melihat Junghwan masuk kemobil.

"Hehe mian hyung, penjual makanan memang banyak tapi aku mencari donat, makanya lama hihi," ucap Junghwan cengengesan.

"Sudahlah, ayo kita kembali, aku sudah lapar," ucap Mingi lalu menjalankan mobilnya.

Disepanjang jalan Wooyoung hanya terdiam, ia bingung juga takut. Beberapa teror yang ia dapatkan 2 minggu ini membuatnya kewalahan. Ia ingin memberi tahu ini pada Hongjoong, karena hanya Hongjoong lah yang selalu membantunya. Tapi ia tak ingin menambah beban pikiran lelaki yang sudah ia anggap kakaknya itu. Selain memikirkan kasus-kasus, Hongjoong juga pasti memikirkan rumah tangganya dengan Seonghwa. Ia bingung sendiri dengan apa yang harus dilakukan, apakah ia harus diam saja menanggapi setiap teror itu candaan? tapi tidak mungkin itu candaan apalagi hingga 2 minggu berturut-turut. Lalu apa yang harus dilakukannya? Tetap diam dan cari tahu sendiri atau memberi tahu Hongjoong agar membantunya?

"YA! JUNG WOOYOUNG!"

Wooyoung tergelonjak kaget ia menoleh dan mendapati Mingi disampingnya.

"Ah, ya, ada apa?" tanya Wooyoung.

"Ini sudah sampai didepan kantor, aku sudah memanggilmu ntah berapa kali, kau ini sedang memikirkan apa?" tanya Mingi.

"Tidak ada. Yasudah aku akan pergi makan siang dulu," ucap Wooyoung lalu keluar dari mobil dan pergi ke salah satu cafe terdekat disana.

***

30 menit sudah berlalu, sekarang Wooyoung berada di ruangan Hongjoong, ia sedang membicarakan tentang kepolisian Jepang yang akan datang.

AMBIVALEN (WOOSAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang